Iran Didesak Jelaskan Keberadaan Uranium di Tiga Situs Nuklir Rahasia

Rabu, 01 Juni 2022 - 09:45 WIB
Ilustrasi
TEHERAN - Pihak berwenang di Teheran didesak untuk menjelaskan keberadaan partikel uranium di tiga lokasi nuklir yang tidak diumumkan di Iran. Desakan ini muncul setelah laporan kritis oleh Pengawas Nuklir PBB .

Laporan terbaru oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan, Iran tidak dapat dipercaya menjawab pertanyaan lama tentang aktivitas nuklir di lokasi di Marivan, Varamin, dan Turquzabad.



“Kami meminta Iran untuk segera menanggapi pertanyaan dan kebutuhan IAEA berdasarkan perjanjian pengamanannya,” kata Kementerian Luar Negeri Prancis pada Selasa (31/5/2022), seperti dikutip dari Arab News.

Perselisihan itu mungkin menjadi bentrokan diplomatik baru, ketika Dewan Gubernur 35 negara badan itu bertemu pada minggu depan. Jika kekuatan Barat mencari resolusi yang mengkritik Teheran, itu bisa memberikan pukulan lebih lanjut terhadap upaya yang terhenti untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran.



Kekuatan-kekuatan itu sampai sekarang berulang kali menghindar untuk menegur Iran di dewan mengenai masalah yang sama, karena khawatir hal itu dapat membahayakan pembicaraan nuklir di Wina.



Namun, dengan pembicaraan itu terhenti dan harapan memudar untuk kesepakatan nuklir yang dihidupkan kembali, Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan: “Kami sedang berkonsultasi dengan mitra kami tentang tindak lanjut yang akan diberikan untuk situasi ini di Dewan Gubernur berikutnya.”

Pada bulan Maret, Iran dan IAES sepakat tentang pendekatan untuk menyelesaikan masalah situs tersebut. Di bawah perjanjian itu, kepala agensi Rafael Grossi akan “melaporkan kesimpulannya” kepada pengawas Dewan Gubernur minggu depan.

Iran sendiri mengatakan laporan terbaru IAEA "tidak adil," dan menyalahkan pengaruh Israel. "Dikhawatirkan tekanan politik yang diberikan oleh rezim Zionis dan beberapa aktor lain telah menyebabkan jalur normal laporan badan tersebut berubah dari teknis ke politik," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh.



Sementara perwakilan Iran untuk IAEA, Mohammad Reza Ghaebi, mengatakan, laporan itu “tidak mencerminkan kerja sama ekstensif Iran dengan badan tersebut.”

“Iran menganggap pendekatan ini tidak konstruktif untuk hubungan dekat dan kerja sama saat ini antara negara dan IAEA. Badan tersebut harus menyadari konsekuensi destruktif dari penerbitan laporan sepihak semacam itu,” tandasnya.
(esn)
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More