Intel Kiev: Pasukan Rusia di Ukraina Akan Habis Januari 2023

Senin, 30 Mei 2022 - 06:59 WIB
Sistem roket BM21-Grad Rusia saat serang kawasan pabrik baja Azovstal, Mariupol, Ukraina. Intelijen Ukraina mengeklaim pasukan Rusia yang melakukan invasi akan habis pada Januari 2023. Foto/REUTERS/Alexander Ermochenko
KIEV - Intelijen Ukraina percaya bahwa Rusia hanya memiliki bahan bakar, amunisi, dan peralatan militer yang cukup untuk mempertahankan tujuh bulan upaya invasi habis-habisan. Ketika datang Januari 2023, pasukan Presiden Vladimir Putin akan habis.

“Fase aktif akan mencapai penurunan maksimum pada akhir tahun ini,” kata kepala intelijen Ukraina, Kyrylo Budanov, seperti dikutip news.com.au, Senin (30/5/2022).

“Rusia memiliki sumber daya 12 bulan untuk mengobarkan perang normal.”

Menurutnya, tanda-tanda penurunan sudah terlihat.





Pekan kemarin, muncul foto-foto tank T-62 berusia 60 tahun yang diangkut keluar dari gudang untuk menggantikan kerugian garis depan Rusia yang mengejutkan.

Klaim Ukraina yang belum dikonfirmasi menempatkan kerugian Rusia setelah tiga bulan perang pada 1.300 tank, 3.200 kendaraan lapis baja, 600 artileri dan 29.000 tentara.

Tetapi Moskow tetap bertekad untuk menyelamatkan reputasi kepala negaranya yang otokratis.

“Pertempuran telah mencapai intensitas maksimumnya,” kata Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Ganna Malyar.

"Kami memiliki tahap pertempuran yang sangat sulit dan panjang di depan kami.”

Moskow kembali menyerukan agar Ukraina terlibat dalam pembicaraan gencatan senjata. Tapi seruan ini telah ditolak.

Budanov menegaskan kembali tekad Ukraina untuk tidak menyerahkan satu inci tanah pun kepada Rusia yang dia sebut "penjajah".

Menurutnya, tidak akan ada kata menyerah. Tidak akan ada gencatan senjata dengan meninggalkan Donbas yang diduduki Rusia.

“Ini akan berakhir dalam satu hal: kembalinya wilayah pendudukan kami,” kata Budanov.

Namun, lain lagi dengan tekad Rusia.

"Saya ingin mengatakan sekali lagi, kepada penduduk wilayah Kherson, bahwa Rusia ada di sini selamanya. Seharusnya tidak ada keraguan tentang itu,” kata Senator Kremlin Andrei Turchak. "Tidak akan ada jalan kembali ke masa lalu."

Badan-badan intelijen Amerika Serikat (AS) menilai militer Moskow sedang mengatur ulang dirinya sendiri untuk kampanye yang lebih berlarut-larut di Ukraina.

Pasukan Moskow awalnya mundur dari Kiev. Kemudian beroperasi di selatan atau tenggara dan timur Ukraina.

“Pijakan militer Rusia di tenggara akan membuat skenario apa pun untuk mengakhiri perang ini lebih mahal dalam kehidupan dan sumber daya,” kata analis Institute for the Study of War (ISW) Nataliya Bugayova.

“Kontrol atas Ukraina tetap menjadi tujuan Presiden Rusia Vladimir Putin, dan tujuan itu tidak akan berubah. Sekarang waktunya bagi Ukraina untuk memperluas serangan balasannya, dan membutuhkan bantuan militer dari Barat untuk melakukannya.”
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More