Bentrokan Pecah di Masjid Al-Aqsa Jelang Parade Bendera Israel
Minggu, 29 Mei 2022 - 23:04 WIB
Dalam beberapa tahun terakhir Hamas telah menempatkan dirinya sebagai pembela umat Muslim Yerusalem. Setelah berminggu-minggu konfrontasi tahun lalu atas pengusiran warga Palestina di kota itu, Hamas menembakkan roket ke Israel selama pawai, memicu perang 11 hari yang menewaskan sedikitnya 250 warga Palestina di Gaza dan 13 orang di Israel.
Mengabaikan seruan untuk memikirkan kembali rute dari beberapa sekutu koalisinya, Perdana Menteri Naftali Bennett mengkonfirmasi pada hari Minggu bahwa pawai akan berjalan sesuai rencana.
“Mengibarkan bendera Israel di ibu kota Israel sangat dapat diterima,” katanya.
“Saya meminta para peserta merayakannya secara bertanggung jawab dan bermartabat,” imbuhnya.
Israel melihat seluruh Yerusalem sebagai ibu kota abadi dan tak terpisahkan, sementara Palestina menginginkan bagian timur kota itu sebagai ibu kota negara masa depan mereka.
Hamas, yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh pemerintah Barat, melihat semuanya telah diduduki oleh Israel modern.
Warga Palestina memandang pawai hari Minggu sebagai unjuk kekuatan Israel dan bagian dari kampanye yang lebih luas untuk meningkatkan kehadiran Yahudi di seluruh kota.
Bentrokan berulang terjadi antara warga Palestina dan polisi Israel di kompleks masjid al-Aqsa pada bulan April, selama bulan suci Ramadhan. Umat Islam marah dengan meningkatnya jumlah pengunjung Yahudi ke kompleks masjid.
Dua minggu lalu, pemakaman jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh, yang terbunuh dalam serangan tentara Israel di Tepi Barat, berubah menjadi kekacauan ketika polisi menyerang para pelayat dan mencabut bendera Palestina.
Mengabaikan seruan untuk memikirkan kembali rute dari beberapa sekutu koalisinya, Perdana Menteri Naftali Bennett mengkonfirmasi pada hari Minggu bahwa pawai akan berjalan sesuai rencana.
“Mengibarkan bendera Israel di ibu kota Israel sangat dapat diterima,” katanya.
“Saya meminta para peserta merayakannya secara bertanggung jawab dan bermartabat,” imbuhnya.
Israel melihat seluruh Yerusalem sebagai ibu kota abadi dan tak terpisahkan, sementara Palestina menginginkan bagian timur kota itu sebagai ibu kota negara masa depan mereka.
Hamas, yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh pemerintah Barat, melihat semuanya telah diduduki oleh Israel modern.
Warga Palestina memandang pawai hari Minggu sebagai unjuk kekuatan Israel dan bagian dari kampanye yang lebih luas untuk meningkatkan kehadiran Yahudi di seluruh kota.
Bentrokan berulang terjadi antara warga Palestina dan polisi Israel di kompleks masjid al-Aqsa pada bulan April, selama bulan suci Ramadhan. Umat Islam marah dengan meningkatnya jumlah pengunjung Yahudi ke kompleks masjid.
Dua minggu lalu, pemakaman jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh, yang terbunuh dalam serangan tentara Israel di Tepi Barat, berubah menjadi kekacauan ketika polisi menyerang para pelayat dan mencabut bendera Palestina.
tulis komentar anda