Pesawat Militer Rusia dan China Gelar Patroli Udara Bersama di Asia Pasifik

Rabu, 25 Mei 2022 - 06:27 WIB
Pesawat militer Rusia dan China terbang bersama di atas wilayah Asia Pasifik. Foto/Russia’s Ministry of Defense
TOKYO - Rusia dan China melakukan patroli udara bersama di kawasan Asia Pasifik pada Selasa (24/5/2022). Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia mengungkapkan hal itu saat Jepang dan Korea Selatan (Korsel) menyatakan kekhawatiran mengenai penerbangan tersebut.

Kemhan Rusia mengatakan pesawat pembawa rudal strategis Tu-95 Rusia dan pembom strategis Xian H-6 China berpartisipasi dalam patroli udara yang diadakan di atas Laut Jepang dan Laut China Timur. Pembom dikawal jet tempur Su-30SM.

“Durasi penerbangan pengangkut rudal strategis Rusia sekitar 13 jam,” papar Kemhan Rusia itu.





Kemhan Rusia juga menegaskan, “Pada tahap tertentu dari rute, pembawa rudal strategis dibuntuti pesawat F-2 dari Angkatan Udara Korea Selatan dan F-15 dari Angkatan Udara Jepang.”

Baca juga: Anggota NATO akan Kirim Rudal Anti-Kapal Harpoon ke Ukraina, Ini Kehebatannya

Namun, kementerian menekankan pesawat China dan Rusia “bertindak tegas sesuai dengan ketentuan hukum internasional” dan tidak melanggar wilayah udara negara lain.

“Aksi tersebut diadakan sebagai bagian dari implementasi rencana kerja sama militer untuk 2022, dan tidak ditujukan terhadap negara ketiga,” papar Kementerian Pertahanan Rusia.

Patroli udara tersebut bertepatan dengan pertemuan antara para pemimpin Amerika Serikat (AS), India, Australia, dan Jepang pada konferensi tingkat tinggi (KTT) Quadrilateral Security Dialogue (Quad) di Tokyo.

Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintahnya telah mengomunikasikan kepada Rusia dan China "keprihatinan serius" atas penerbangan yang "provokatif" itu.

Kishi mencatat kekhawatiran ini terkait dengan keamanan Jepang dan keamanan regional secara umum.

Dia menegaskan tidak ada pelanggaran wilayah udara teritorial Jepang tetapi menekankan kolaborasi antara China dan Rusia mengkhawatirkan.

“Ketika komunitas internasional menanggapi agresi Rusia terhadap Ukraina, fakta bahwa China mengambil tindakan seperti itu bekerja sama dengan Rusia, yang merupakan agresor, menjadi perhatian. Itu tidak bisa diabaikan,” ujar Kishi.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) mengatakan pesawat Rusia dan China masuk dan meninggalkan Zona Identifikasi Pertahanan Udara Korea (ADIZ) di Laut Jepang beberapa kali pada Selasa tetapi tidak pernah melanggar wilayah udara Korea Selatan.

Namun, seperti yang diklarifikasi JCS, para tentara Angkatan Udara Seoul harus “menerapkan langkah-langkah taktis” untuk mempersiapkan kemungkinan yang mungkin terjadi.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More