Tragisnya Kolonel IRGC Iran, Diberondong 5 Peluru dari Jarak Dekat di Jalanan
Senin, 23 Mei 2022 - 10:32 WIB
TEHERAN - Kolonel Hassan Sayyad Khodayari, seorang perwira senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, ditembak mati saat berada di dalam mobilnya di sebuah jalan di Teheran, Minggu.
Dia diberondong lima peluru dengan senjata peredam oleh dua pengendara sepeda motor.
Media Israel, Walla News, dalam laporannya hari Senin (23/5/2022), menyebut pembunuhan itu merupakan operasi yang terkoordinasi dengan hati-hati.
Khodayari berada di dalam mobilnya yang melaju di dekat rumahnya di Jalan Jalan Mohahedin-e Eslam di Teheran sekitar pukul 16.00 waktu setempat.
Di sana, dua penyerang tak dikenal mengendarai sepeda motor mendekati kendaraannya, dengan cepat menutup jarak antara mereka dan Khodayari.
Dari jarak dekat, dilengkapi dengan senjata berperedam, pelaku melepaskan lima tembakan ke arah Khodayari, membunuhnya seketika.
Para pembunuh tidak terlihat di mana pun dan perburuan saat ini sedang berlangsung.
Kantor berita IRNA menerbitkan gambar-gambar yang menunjukkan seorang pria yang terikat dengan sabuk pengamannya dengan jendela mobil di sisi penumpang terdapat bekas tembakan.
Pria itu tersungkur di kursi dengan darah di sekitar kerah kemeja birunya dan di lengan kanan atas.
Laporan pembunuhan terhadap Khodayari mulai beredar di Iran dan di seluruh dunia, sementara pasukan keamanan di Iran dengan panik mencari para pembunuh.
Sementara itu, kantor berita ISNA melaporkan bahwa IRGC telah mengungkap dan menangkap jaringan agen intelijen Israel.
"Sesuai dengan instruksi dinas intelijen rezim Zionis, jaringan tersebut mencoba mencuri dan menghancurkan peralatan publik dan pribadi, membajak dan mendapatkan pengakuan palsu melalui jaringan preman," kata IRGC.
Khodayari dianggap sebagai perwira senior di IRGC.
Menurut sumber Iran, yang dikutip N12, Khodayari bertanggung jawab atas upaya untuk menculik dan membunuh orang Israel di Siprus, Turki dan Kolombia.
IRGC juga melaporkan bahwa Khodayari terlibat dalam keamanan tempat-tempat suci Syiah di Damaskus dan bahwa dia memiliki hubungan dekat dengan Qassem Soleimani, seorang komandan IRGC yang terbunuh dalam serangan udara Amerika Serikat pada tahun 2020.
Dia diberondong lima peluru dengan senjata peredam oleh dua pengendara sepeda motor.
Media Israel, Walla News, dalam laporannya hari Senin (23/5/2022), menyebut pembunuhan itu merupakan operasi yang terkoordinasi dengan hati-hati.
Khodayari berada di dalam mobilnya yang melaju di dekat rumahnya di Jalan Jalan Mohahedin-e Eslam di Teheran sekitar pukul 16.00 waktu setempat.
Di sana, dua penyerang tak dikenal mengendarai sepeda motor mendekati kendaraannya, dengan cepat menutup jarak antara mereka dan Khodayari.
Dari jarak dekat, dilengkapi dengan senjata berperedam, pelaku melepaskan lima tembakan ke arah Khodayari, membunuhnya seketika.
Para pembunuh tidak terlihat di mana pun dan perburuan saat ini sedang berlangsung.
Kantor berita IRNA menerbitkan gambar-gambar yang menunjukkan seorang pria yang terikat dengan sabuk pengamannya dengan jendela mobil di sisi penumpang terdapat bekas tembakan.
Pria itu tersungkur di kursi dengan darah di sekitar kerah kemeja birunya dan di lengan kanan atas.
Laporan pembunuhan terhadap Khodayari mulai beredar di Iran dan di seluruh dunia, sementara pasukan keamanan di Iran dengan panik mencari para pembunuh.
Sementara itu, kantor berita ISNA melaporkan bahwa IRGC telah mengungkap dan menangkap jaringan agen intelijen Israel.
"Sesuai dengan instruksi dinas intelijen rezim Zionis, jaringan tersebut mencoba mencuri dan menghancurkan peralatan publik dan pribadi, membajak dan mendapatkan pengakuan palsu melalui jaringan preman," kata IRGC.
Khodayari dianggap sebagai perwira senior di IRGC.
Menurut sumber Iran, yang dikutip N12, Khodayari bertanggung jawab atas upaya untuk menculik dan membunuh orang Israel di Siprus, Turki dan Kolombia.
IRGC juga melaporkan bahwa Khodayari terlibat dalam keamanan tempat-tempat suci Syiah di Damaskus dan bahwa dia memiliki hubungan dekat dengan Qassem Soleimani, seorang komandan IRGC yang terbunuh dalam serangan udara Amerika Serikat pada tahun 2020.
(min)
tulis komentar anda