Analis Swiss: Embargo Minyak Uni Eropa Malah Menguntungkan Rusia

Senin, 09 Mei 2022 - 15:35 WIB
Model pompa minyak berada di depan warna bendera Rusia dan Ukraina. Foto/REUTERS
ZURICH - Larangan impor minyak mentah Rusia yang diusulkan otoritas Uni Eropa (UE) hanya akan meningkatkan pendapatan minyak Moskow.

Pernyataan itu diungkapkan Norbert Rucker, kepala ekonomi dan penelitian generasi berikutnya di manajer kekayaan Swiss, Julius Baer.

“Dampak larangan terhadap Rusia dapat diperdebatkan,” ungkap analis itu dalam wawancara dengan outlet berita Swiss 20 Minuten.





Dia menambahkan, UE dapat memiliki alternatif yang lebih baik untuk melemahkan Rusia, seperti hukuman tarif.



Awal pekan ini, Uni Eropa meluncurkan rencana melarang impor minyak Rusia untuk semua 27 negara anggotanya.



Tindakan itu, yang akan memukul keuangan nasional Rusia, datang sebagai bagian dari kampanye sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya yang diluncurkan Barat terhadap Moskow atas operasi militernya di Ukraina.

“Pertanyaan besarnya sekarang adalah apakah Barat menekan China dan India; maka embargo akan memiliki efek yang jauh lebih besar,” ujar Rucker.

Dia menambahkan langkah seperti itu akan mempersulit Rusia yang kaya energi untuk menemukan pembeli minyak mentahnya di seluruh dunia.

Menurut pakar tersebut, larangan tersebut diperkirakan akan semakin meningkatkan harga minyak mentah global, yang melonjak menjadi USD120 per barel pada satu titik pada Maret, membantu Rusia yang terkena sanksi untuk meningkatkan pendapatan minyaknya.

“Embargo itu hanya mempengaruhi Swiss secara tidak langsung,” papar Rucker.

Dia menjelaskan, Swiss mendapatkan sebagian besar minyaknya dari kilang-kilang Eropa yang telah mendukung peralihan ke alternatif.

“Namun, pertumbuhan lebih lanjut dalam harga minyak karena embargo akan terasa di Swiss juga,” ungkap dia.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More