Israel Hancurkan Rumah Warga Palestina yang Dituduh Bunuh Pemukim Yahudi
Sabtu, 07 Mei 2022 - 21:30 WIB
TEPI BARAT - Pasukan Israel pada Sabtu (7/5/2022) menghancurkan rumah seorang warga Palestina yang dituduh membunuh seorang pemukim Israel tahun lalu. Insiden itu sempat memicu bentrokan.
Seperti dilaporkan AFP, bahan peledak menghancurkan apartemen Omar Jaradat di desa Silat Al-Harithiya, dekat kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki utara, menurut sebuah pernyataan oleh tentara Israel. Bahan peledak membuat lubang di dinding eksterior merah muda apartemen Jaradat dan meledakkan dinding interior.
Israel menuduh Jaradat dan dua anggota keluarganya membunuh siswa agama Yehuda Dimentman, 25, pada 16 Desember 2021. Orang-orang bersenjata menghujani sebuah mobil dengan peluru saat melaju keluar dari pos pemukiman liar Homesh. Dua lainnya terluka dalam serangan itu.
Pasukan keamanan sebelumnya telah menghancurkan tiga rumah anggota keluarga Jaradat lainnya di Silat Al-Harithiya. Dilaporkan pula, warga Palestina bentrok dengan pasukan Israel, melemparkan batu dan bom api, yang ditanggapi tentara dengan tembakan semi-otomatis. Dua warga Palestina terluka, menurut seorang fotografer AFP di tempat kejadian.
Bentrokan itu menambah ketegangan di Israel dan Tepi Barat saat perburuan besar-besaran berlanjut terhadap sepasang warga Palestina yang diduga membunuh tiga warga Israel dalam serangan kapak, Kamis (5/5/2022) malam di dekat Tel Aviv.
Selama sebulan terakhir, polisi dan warga Palestina juga bentrok di kompleks masjid Al-Aqsa di Kota Tua yang dicaplok Israel di Yerusalem. Operasi pada bulan Februari dan Maret juga menyebabkan bentrokan, di mana tentara menembak mati seorang remaja Palestina.
Israel secara teratur menghancurkan rumah-rumah individu yang disalahkan atas serangan terhadap orang Israel. Praktik tersebut telah dikutuk oleh para kritikus sebagai bentuk hukuman kolektif, dan Israel bersikeras bahwa hal itu menghalangi serangan.
Sekitar 475.000 pemukim Yahudi tinggal di Tepi Barat dalam komunitas yang secara luas dianggap ilegal menurut hukum internasional, bersama sekitar 2,9 juta orang Palestina. Serangkaian serangan anti-Israel sejak 22 Maret telah menewaskan 18 orang, termasuk seorang perwira polisi Arab-Israel dan dua warga Ukraina.
Dua dari serangan mematikan itu dilakukan di daerah Tel Aviv oleh warga Palestina. Sebanyak 27 warga Palestina dan tiga orang Arab Israel tewas selama periode yang sama, di antaranya pelaku serangan dan mereka yang tewas oleh pasukan keamanan Israel dalam operasi Tepi Barat.
Seperti dilaporkan AFP, bahan peledak menghancurkan apartemen Omar Jaradat di desa Silat Al-Harithiya, dekat kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki utara, menurut sebuah pernyataan oleh tentara Israel. Bahan peledak membuat lubang di dinding eksterior merah muda apartemen Jaradat dan meledakkan dinding interior.
Israel menuduh Jaradat dan dua anggota keluarganya membunuh siswa agama Yehuda Dimentman, 25, pada 16 Desember 2021. Orang-orang bersenjata menghujani sebuah mobil dengan peluru saat melaju keluar dari pos pemukiman liar Homesh. Dua lainnya terluka dalam serangan itu.
Pasukan keamanan sebelumnya telah menghancurkan tiga rumah anggota keluarga Jaradat lainnya di Silat Al-Harithiya. Dilaporkan pula, warga Palestina bentrok dengan pasukan Israel, melemparkan batu dan bom api, yang ditanggapi tentara dengan tembakan semi-otomatis. Dua warga Palestina terluka, menurut seorang fotografer AFP di tempat kejadian.
Bentrokan itu menambah ketegangan di Israel dan Tepi Barat saat perburuan besar-besaran berlanjut terhadap sepasang warga Palestina yang diduga membunuh tiga warga Israel dalam serangan kapak, Kamis (5/5/2022) malam di dekat Tel Aviv.
Selama sebulan terakhir, polisi dan warga Palestina juga bentrok di kompleks masjid Al-Aqsa di Kota Tua yang dicaplok Israel di Yerusalem. Operasi pada bulan Februari dan Maret juga menyebabkan bentrokan, di mana tentara menembak mati seorang remaja Palestina.
Israel secara teratur menghancurkan rumah-rumah individu yang disalahkan atas serangan terhadap orang Israel. Praktik tersebut telah dikutuk oleh para kritikus sebagai bentuk hukuman kolektif, dan Israel bersikeras bahwa hal itu menghalangi serangan.
Sekitar 475.000 pemukim Yahudi tinggal di Tepi Barat dalam komunitas yang secara luas dianggap ilegal menurut hukum internasional, bersama sekitar 2,9 juta orang Palestina. Serangkaian serangan anti-Israel sejak 22 Maret telah menewaskan 18 orang, termasuk seorang perwira polisi Arab-Israel dan dua warga Ukraina.
Dua dari serangan mematikan itu dilakukan di daerah Tel Aviv oleh warga Palestina. Sebanyak 27 warga Palestina dan tiga orang Arab Israel tewas selama periode yang sama, di antaranya pelaku serangan dan mereka yang tewas oleh pasukan keamanan Israel dalam operasi Tepi Barat.
(esn)
tulis komentar anda