Turki Berjanji Dukung NATO jika Terjadi Serangan Sekecil Apapun
Senin, 02 Mei 2022 - 08:03 WIB
Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov menuduh NATO "pada dasarnya berperang dengan Rusia melalui proxy dan mempersenjatai proxy itu."
Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan pemain luar agar tidak campur tangan dalam konflik pekan lalu. Dia mengancam akan melepaskan "respon cepat-kilat” jika keamanan Rusia terancam.
Meskipun anggota NATO, Turki memiliki beberapa sistem senjata Rusia, dan langkahnya membeli sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia membuatnya dikeluarkan dari program jet tempur F-35 AS pada 2019.
Turki telah berusaha mempertahankan hubungan dengan aliansi dan Moskow sejak operasi Rusia di Ukraina dimulai pada Februari.
Turki telah menjual drone Bayraktar yang diproduksi di dalam negeri ke Ukraina, tetapi menolak menjatuhkan sanksi pada Moskow.
Sementara itu, Istanbul telah menjadi tuan rumah pembicaraan damai antara negosiator Ukraina dan Rusia, dan Presiden Recep Tayyip Erdogan telah menawarkan untuk menjadi tuan rumah pembicaraan antara Putin dan Zelensky.
Pembicaraan semacam itu belum terwujud, dan dalam wawancara akhir bulan lalu dengan CNN Turk, Cavusoglu mengatakan, “Ada negara-negara di dalam NATO yang ingin perang berlanjut untuk membuat Rusia lebih lemah.” Namun, dia tidak menyebutkan salah satu negara itu.
Diplomat itu mengatakan beberapa pemimpin Amerika Selatan telah menawarkan menengahi antara Rusia dan Ukraina, termasuk Presiden Brasil Jair Bolsonaro, yang dilaporkan menawarkan mengunjungi Moskow untuk melakukan pembicaraan.
"Venezuela memiliki hubungan baik dengan Rusia. Baik Brasil dan Venezuela telah mengatakan perang harus dihentikan," papar Cavusoglu.
"Kami mengatakan kami ingin berkontribusi pada upaya itu."
Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan pemain luar agar tidak campur tangan dalam konflik pekan lalu. Dia mengancam akan melepaskan "respon cepat-kilat” jika keamanan Rusia terancam.
Meskipun anggota NATO, Turki memiliki beberapa sistem senjata Rusia, dan langkahnya membeli sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia membuatnya dikeluarkan dari program jet tempur F-35 AS pada 2019.
Turki telah berusaha mempertahankan hubungan dengan aliansi dan Moskow sejak operasi Rusia di Ukraina dimulai pada Februari.
Turki telah menjual drone Bayraktar yang diproduksi di dalam negeri ke Ukraina, tetapi menolak menjatuhkan sanksi pada Moskow.
Sementara itu, Istanbul telah menjadi tuan rumah pembicaraan damai antara negosiator Ukraina dan Rusia, dan Presiden Recep Tayyip Erdogan telah menawarkan untuk menjadi tuan rumah pembicaraan antara Putin dan Zelensky.
Pembicaraan semacam itu belum terwujud, dan dalam wawancara akhir bulan lalu dengan CNN Turk, Cavusoglu mengatakan, “Ada negara-negara di dalam NATO yang ingin perang berlanjut untuk membuat Rusia lebih lemah.” Namun, dia tidak menyebutkan salah satu negara itu.
Diplomat itu mengatakan beberapa pemimpin Amerika Selatan telah menawarkan menengahi antara Rusia dan Ukraina, termasuk Presiden Brasil Jair Bolsonaro, yang dilaporkan menawarkan mengunjungi Moskow untuk melakukan pembicaraan.
"Venezuela memiliki hubungan baik dengan Rusia. Baik Brasil dan Venezuela telah mengatakan perang harus dihentikan," papar Cavusoglu.
"Kami mengatakan kami ingin berkontribusi pada upaya itu."
tulis komentar anda