Meski Diisolasi AS, Keluarga Presiden Assad Miliki Kekayaan Rp29 Triliun

Jum'at, 29 April 2022 - 07:13 WIB
Presiden Bashar al-Assad dan Ibu Negara Suriah Asma al-Assad. Meski diisolasi Amerika Serikat, kekayaan keluarga Assad diperkirakan mencapai Rp29 triliun. Foto/REUTERS
WASHINGTON - Kekayaan keluarga Presiden Suriah Bashar al-Assad ditaksir mencapai USD1 miliar (Rp14,5 triliun) hingga USD2 miliar (lebih dari Rp29 triliun), meskipun ada upaya isolasi internasional yang dipimpin Amerika Serikat (AS).

Data kekayaan itu keluarga Assad itu muncul dalam laporan Departemen Luar Negeri Amerika yang diminta oleh Kongres.

Departemen tersebut mengatakan pihaknya hanya dapat memberikan perkiraan yang tidak tepat karena Assad diyakini memiliki aset dengan nama fiktif atau melalui transaksi properti yang tidak jelas.





“Perkiraan berdasarkan informasi sumber terbuka umumnya menempatkan kekayaan bersih keluarga Assad di antara USD1-2 miliar,” bunyi laporan yang dirilis secara publik, beberapa di antaranya diklasifikasikan, sebagaimana dilansir AFP, Jumat (29/4/2022).

Mengutip laporan non-pemerintah dan media, departemen itu mengatakan bahwa Assad menjalankan sistem patronase yang kompleks. "Termasuk perusahaan cangkang dan fasad perusahaan yang berfungsi sebagai alat bagi rezim untuk mengakses sumber daya keuangan," lanjut laporan tersebut.

Perkiraan nilai kekayaan tersebut termasuk aset milik istri presiden, saudara laki-laki, saudara perempuan, sepupu dan paman, yang sebagian besar berada di bawah sanksi AS.

Departemen Luar Negeri Amerika mengaku tidak memiliki informasi yang cukup tentang kekayaan bersih tiga anak presiden, yang termuda berusia 17 tahun.

Kongres AS telah memimpin sanksi yang bertujuan untuk mencegah Assad dan keluarganya kembali ke bisnis seperti biasa, yang telah mendapatkan kembali kendali atas sebagian besar Suriah setelah satu dekade perang diperkirakan telah menewaskan hampir setengah juta orang.

Amerika Serikat telah menyerukan akuntabilitas setelah keprihatinan luas tentang hak asasi manusia.

Tetapi sebagian besar wilayah tersebut terus bergerak, di mana Assad pada bulan Maret mengunjungi Uni Emirat Arab dalam kunjungan resmi pertamanya ke sebuah negara Arab sejak perang pecah.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More