Sekutu Putin Sebut Ukraina Menuju Keruntuhan Menjadi Beberapa Negara
Rabu, 27 April 2022 - 03:57 WIB
MOSKOW - Sekretaris Dewan Keamanan Rusia , Nikolai Patrushev, mengatakan Ukraina sedang menuju keruntuhan menjadi beberapa negara. Politisi sekutu Presiden Vladimir Putin itu menyalahkan kebijakan pemerintah Barat atas apa yang terjadi pada Kiev.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar pemerintah, Rossiyskaya Gazeta, Patrushev mengatakan Amerika Serikat (AS) telah bertahun-tahun berusaha menanamkan kebencian terhadap segala sesuatu yang berbau Rusia di Ukraina.
“Namun, sejarah mengajarkan bahwa kebencian tidak pernah bisa menjadi faktor yang dapat diandalkan dalam persatuan nasional,” kata Patrushev, yang dilansir Reuters, Rabu (27/4/2022).
“Jika sesuatu hari ini menyatukan orang-orang yang tinggal di Ukraina, itu hanya ketakutan akan kekejaman batalion nasionalis,” kata Patrushev, sebuah referensi ke unit angkatan bersenjata Ukraina yang dicap Moskow sebagai neo-Nazi sebagai bagian dari alasan yang dinyatakan untuk menyerang negara itu.
Oleh karena itu, sambung dia, akibat dari kebijakan Barat dan Kiev hanya dapat berupa disintegrasi Ukraina menjadi beberapa negara.
Komentarnya, hampir sembilan minggu setelah perang pecah, memberikan indikasi terbaru bahwa Moskow—meskipun pada awalnya mengatakan bahwa mereka tidak berniat untuk menduduki Ukraina—akan memecah negara itu.
Setelah dipukul mundur dalam upaya awal untuk menyerbu Kiev, pasukan Rusia telah berkumpul kembali untuk apa yang dikatakan Moskow sebagai kampanye untuk membebaskan wilayah Donbass, Ukraina timur.
Pekan lalu seorang jenderal Rusia melangkah lebih jauh, dengan mengatakan bahwa Rusia akan mengambil alih seluruh wilayah timur dan selatan negara itu.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar pemerintah, Rossiyskaya Gazeta, Patrushev mengatakan Amerika Serikat (AS) telah bertahun-tahun berusaha menanamkan kebencian terhadap segala sesuatu yang berbau Rusia di Ukraina.
“Namun, sejarah mengajarkan bahwa kebencian tidak pernah bisa menjadi faktor yang dapat diandalkan dalam persatuan nasional,” kata Patrushev, yang dilansir Reuters, Rabu (27/4/2022).
“Jika sesuatu hari ini menyatukan orang-orang yang tinggal di Ukraina, itu hanya ketakutan akan kekejaman batalion nasionalis,” kata Patrushev, sebuah referensi ke unit angkatan bersenjata Ukraina yang dicap Moskow sebagai neo-Nazi sebagai bagian dari alasan yang dinyatakan untuk menyerang negara itu.
Oleh karena itu, sambung dia, akibat dari kebijakan Barat dan Kiev hanya dapat berupa disintegrasi Ukraina menjadi beberapa negara.
Komentarnya, hampir sembilan minggu setelah perang pecah, memberikan indikasi terbaru bahwa Moskow—meskipun pada awalnya mengatakan bahwa mereka tidak berniat untuk menduduki Ukraina—akan memecah negara itu.
Setelah dipukul mundur dalam upaya awal untuk menyerbu Kiev, pasukan Rusia telah berkumpul kembali untuk apa yang dikatakan Moskow sebagai kampanye untuk membebaskan wilayah Donbass, Ukraina timur.
Pekan lalu seorang jenderal Rusia melangkah lebih jauh, dengan mengatakan bahwa Rusia akan mengambil alih seluruh wilayah timur dan selatan negara itu.
(min)
tulis komentar anda