Inggris Ungkap Sejumlah Hadiah Baru untuk Ukraina

Selasa, 26 April 2022 - 07:17 WIB
Kendaraan lapis baja dilengkapi dengan rudal Starstreak. Foto/twitter
LONDON - Menteri Pertahanan (Menhan) Inggris Ben Wallace mengatakan kepada Parlemen pada Senin (25/4/2022) bahwa London akan mengirim Ukraina "sejumlah kecil" kendaraan lapis baja yang dilengkapi peluncur rudal anti-udara Starstreak.

Wallace mengatakan personel Ukraina mengunjungi area pelatihan militer Inggris sebelum kendaraan ini dipilih.

“Kami akan memberikan sejumlah kecil kendaraan lapis baja yang dilengkapi peluncur untuk rudal anti-udara itu,” ungkap Wallace kepada anggota parlemen, merujuk pada rudal Starstreak yang telah dijanjikan ke Kiev oleh Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson sebagai bagian dari paket senjata USD130 juta awal bulan ini.





Wallace mengatakan, “Kendaraan itu akan memberi pasukan Ukraina peningkatan kemampuan anti-udara jarak pendek siang dan malam.”



Dia menjelaskan, delegasi pemerintah Ukraina baru-baru ini mengunjungi area pelatihan Dataran Salisbury Inggris sebelum paket senjata Johnson diumumkan.



Pejabat Inggris telah mengkonfirmasi bahwa pasukan Ukraina sedang dilatih di Dataran Salisbury, sementara tabloid Inggris The Sun melaporkan pekan lalu bahwa Ukraina kemungkinan akan diberikan kendaraan Stormer.

Stormer adalah kendaraan yang dilacak pertama kali diproduksi Alvis Vickers pada 1970-an dan sekarang diproduksi BAE Systems.

Kendaraan itu dapat membawa berbagai peluncur rudal, mortir, atau meriam. Stormers menuju Ukraina akan menembakkan rudal Starstreak, proyektil anti-udara yang secara luas sebanding dengan Stinger buatan AS atau IGLA Rusia.

Tidak jelas berapa banyak rudal atau peluncur yang telah dikirim ke Ukraina.

Selain paket senjata jutaan pound yang diumumkan Johnson, Inggris telah mengirim ribuan rudal anti-tank ke Ukraina.

AS pada Senin menjanjikan USD713 juta lagi dalam bantuan militer untuk Kiev, sehingga hampir USD4 miliar jumlah bantuan militer yang dikirim Washington sejak operasi Rusia di Ukraina dimulai pada Februari.

Sementara itu, Rusia dalam beberapa kesempatan mengklaim telah menghancurkan persediaan senjata Barat di Ukraina.

Baru-baru ini, juru bicara militer Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov menyatakan pada Sabtu bahwa, “Rudal peluncuran udara jarak jauh presisi tinggi menghantam terminal logistik di dekat Odessa, di mana sejumlah besar senjata asing yang diterima dari Amerika Serikat dan negara-negara Eropa telah disimpan."

Ukraina pada gilirannya menuduh serangan itu sebenarnya menargetkan warga sipil.

Moskow sebelumnya memperingatkan bahwa mereka menganggap konvoi dan persediaan senjata asing di Ukraina sebagai “target yang sah.”

Rusia menyerang negara tetangga pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.

Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam Ukraina.

Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana merebut kembali kedua republik dengan paksa.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More