Ukraina: Peluncur Rudal Iskander Rusia Hanya 60 Km dari Perbatasan Kami
Minggu, 24 April 2022 - 17:10 WIB
KIEV - Rusia telah mengerahkan peluncur rudal Iskander-M dalam jarak 60 km (40 mil) dari perbatasan Ukraina . Hal itu diungkapkan Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina, Minggu (24/4/2022).
"Musuh meningkatkan jumlah pasukan di wilayah Belgorod dengan mentransfer dan memusatkan unit tambahan," kata Angkatan Bersenjata Ukraina dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Reuters.
“Menurut informasi yang tersedia, peluncur Iskander-M telah dikerahkan 60 km dari perbatasan dengan Ukraina,” lanjut pernyataan tersebut tanpa memberikan rincian lebih lanjut tentang lokasi sistem.
Reuters tidak dapat segera memverifikasi laporan tersebut. Tidak ada reaksi langsung dari Moskow atas laporan tersebut. Belgorod sendiri adalah sebuah kota dan pusat administrasi wilayah Belgorod Rusia yang terletak di utara perbatasan dengan Ukraina.
Iskander, sistem rudal balistik bergerak yang diberi nama sandi SS-26 Stone oleh NATO, menggantikan rudal Scud Soviet. Dua peluru kendalinya memiliki jangkauan hingga 500 km (300 mil) dan dapat membawa hulu ledak konvensional atau nuklir.
Seorang perwira senior Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) yang menangani senjata nuklir mengatakan kepada Newsweek, bahwa satu-satunya senjata yang dianggap serius oleh komunitas intelijen sebagai ancaman dalam perang Ukraina adalah rudal Iskander.
Rudal jelajah yang ditembakkan ke Ukraina rentan untuk ditembak jatuh, dan artileri terlalu dekat dan tidak dapat diandalkan, kata sumber itu. "Hanya Iskander yang memastikan penetrasi, dan performanya sangat baik," katanya.
Rudal ini dirancang untuk bermanuver dalam penerbangan dan dilengkapi dengan alat bantu penetrasi yang dimaksudkan untuk membingungkan rudal permukaan-ke-udara dan pertahanan rudal balistik.
Baca Juga: Inilah Sistem Rudal Iskander-M Andalan Militer Rusia dalam Operasi di Ukraina
"Kemungkinan akan dapat secara akurat menargetkan dan menghancurkan apa yang ditembakkan," kata Timothy Wright, seorang analis riset di Institut Internasional untuk Studi Strategis yang berbasis di London.
Rusia mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka ingin menguasai seluruh Ukraina selatan. Kiev mengatakan, ini menunjukkan Moskow memiliki tujuan yang lebih luas daripada tujuan yang dinyatakan untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" negara.
Ukraina dan Barat menyebut invasi tersebut, yang sekarang memasuki bulan ketiga, sebagai perang agresi yang tidak dapat dibenarkan.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
"Musuh meningkatkan jumlah pasukan di wilayah Belgorod dengan mentransfer dan memusatkan unit tambahan," kata Angkatan Bersenjata Ukraina dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Reuters.
Baca Juga
“Menurut informasi yang tersedia, peluncur Iskander-M telah dikerahkan 60 km dari perbatasan dengan Ukraina,” lanjut pernyataan tersebut tanpa memberikan rincian lebih lanjut tentang lokasi sistem.
Reuters tidak dapat segera memverifikasi laporan tersebut. Tidak ada reaksi langsung dari Moskow atas laporan tersebut. Belgorod sendiri adalah sebuah kota dan pusat administrasi wilayah Belgorod Rusia yang terletak di utara perbatasan dengan Ukraina.
Iskander, sistem rudal balistik bergerak yang diberi nama sandi SS-26 Stone oleh NATO, menggantikan rudal Scud Soviet. Dua peluru kendalinya memiliki jangkauan hingga 500 km (300 mil) dan dapat membawa hulu ledak konvensional atau nuklir.
Seorang perwira senior Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) yang menangani senjata nuklir mengatakan kepada Newsweek, bahwa satu-satunya senjata yang dianggap serius oleh komunitas intelijen sebagai ancaman dalam perang Ukraina adalah rudal Iskander.
Rudal jelajah yang ditembakkan ke Ukraina rentan untuk ditembak jatuh, dan artileri terlalu dekat dan tidak dapat diandalkan, kata sumber itu. "Hanya Iskander yang memastikan penetrasi, dan performanya sangat baik," katanya.
Rudal ini dirancang untuk bermanuver dalam penerbangan dan dilengkapi dengan alat bantu penetrasi yang dimaksudkan untuk membingungkan rudal permukaan-ke-udara dan pertahanan rudal balistik.
Baca Juga: Inilah Sistem Rudal Iskander-M Andalan Militer Rusia dalam Operasi di Ukraina
"Kemungkinan akan dapat secara akurat menargetkan dan menghancurkan apa yang ditembakkan," kata Timothy Wright, seorang analis riset di Institut Internasional untuk Studi Strategis yang berbasis di London.
Rusia mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka ingin menguasai seluruh Ukraina selatan. Kiev mengatakan, ini menunjukkan Moskow memiliki tujuan yang lebih luas daripada tujuan yang dinyatakan untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" negara.
Ukraina dan Barat menyebut invasi tersebut, yang sekarang memasuki bulan ketiga, sebagai perang agresi yang tidak dapat dibenarkan.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(esn)
tulis komentar anda