Pemboman Rutin Rusia Menebar Rasa Takut di Tengah Warga Kharkiv
Minggu, 24 April 2022 - 02:30 WIB
KHARKIV - Rusia terus melancarkan serangan ke Kharkiv . Kota ini tidak mengalami pemboman besar-besaran, tetapi menjadi target serangan acak kapan saja, siang atau malam, dan serangan bisa berujug mematikan.
Distrik timur dan timur laut paling terkena dampak dan di sanalah Tamara Pavlovna yang berusia 86 tahun dan putranya, Vyacheslav Pavlov tinggal di Working Hero Street.
"Tutup jendela, asap masuk," teriak polisi pada Pavlov dan ibunya yang sudah lanjut usia tinggal di lantai 9 sebuah apartemen di Kharkiv. Flat di sebelah tempat mereka tinggal terbakar setelah serangan roket Rusia.
Polisi memberi tahu wanita tua itu bahwa dia harus meninggalkan rumahnya, dengan sedikit waktu untuk memasukkan beberapa barang ke dalam ransel kecil. Lift rusak dan Pavlovna menuruni tangga dengan mengenakan kerudung putih.
Di luar, dia duduk menunggu di bangku, sedikit tersesat dan stres. "Putra saya telah merawat saya selama delapan tahun," katanya. "Dia tidak ingin pergi dan saya tidak bisa mengambil keputusan sendiri. Selama satu setengah bulan, Rusia telah melakukan pengeboman di distrik ini, tanpa henti," urainya.
Di Working Hero Street, petugas pemadam kebakaran telah melatih selang air di apartemen yang menyala-nyala dan awan asap hitam membumbung ke angkasa.
Di sebelah, Pavlov telah menutup jendela balkon dan merokok di tangga. "Ketika serangan kedua menghantam apartemen tetangga, pintu menyelamatkan kami dengan menghalangi kaca yang beterbangan," jelasnya.
Distrik timur dan timur laut paling terkena dampak dan di sanalah Tamara Pavlovna yang berusia 86 tahun dan putranya, Vyacheslav Pavlov tinggal di Working Hero Street.
"Tutup jendela, asap masuk," teriak polisi pada Pavlov dan ibunya yang sudah lanjut usia tinggal di lantai 9 sebuah apartemen di Kharkiv. Flat di sebelah tempat mereka tinggal terbakar setelah serangan roket Rusia.
Polisi memberi tahu wanita tua itu bahwa dia harus meninggalkan rumahnya, dengan sedikit waktu untuk memasukkan beberapa barang ke dalam ransel kecil. Lift rusak dan Pavlovna menuruni tangga dengan mengenakan kerudung putih.
Di luar, dia duduk menunggu di bangku, sedikit tersesat dan stres. "Putra saya telah merawat saya selama delapan tahun," katanya. "Dia tidak ingin pergi dan saya tidak bisa mengambil keputusan sendiri. Selama satu setengah bulan, Rusia telah melakukan pengeboman di distrik ini, tanpa henti," urainya.
Di Working Hero Street, petugas pemadam kebakaran telah melatih selang air di apartemen yang menyala-nyala dan awan asap hitam membumbung ke angkasa.
Di sebelah, Pavlov telah menutup jendela balkon dan merokok di tangga. "Ketika serangan kedua menghantam apartemen tetangga, pintu menyelamatkan kami dengan menghalangi kaca yang beterbangan," jelasnya.
tulis komentar anda