Rusia Blakblakan Ingin Kuasai Ukraina Selatan, Kiev: Ini Imperialisme!
Sabtu, 23 April 2022 - 06:42 WIB
KIEV - Pejabat militer Rusia telah blakblakan bahwa Moskow berencana menguasai penuh Donbass dan wilayah Ukraina selatan. Kiev merespons dengan menyebut Moskow mempraktikkan imperialisme.
Rustam Minnekayev, wakil komandan distrik militer pusat Rusia, yang dikutip media-media pemerintah, mengatakan bahwa kontrol penuh atas Ukraina selatan akan memberikan akses ke bagian Moldova.
Itu akan memotong seluruh garis pantai Ukraina dan berarti mendorong ratusan kilometer ke barat melampaui garis saat ini, melewati kota-kota besar Ukraina, Mykolaiv dan Odessa.
Moskow selama ini mengeklaim tindakannya di Ukraina merupakan "operasi militer khusus" untuk mendemiliterisasi Ukraina dan membebaskan penduduknya dari orang-orang yang disebutnya nasionalis berbahaya.
Namun, Ukraina dan sekutu Barat-nya menyebutnya sebagai invasi atau agresi Rusia yang tidak dapat dibenarkan.
"Mereka berhenti menyembunyikannya," kata Kementerian Pertahanan Ukraina di Twitter, seperti dikutip Reuters, Sabtu (23/4/2022).
"Rusia telah mengakui bahwa tujuan dari 'fase kedua' perang bukanlah kemenangan atas mitos Nazi, tetapi hanya pendudukan Ukraina timur dan selatan," lanjut kementerian itu. "Imperialisme apa adanya."
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak berkomentar ketika ditanya apakah Rusia telah memperluas tujuan operasinya dan bagaimana Moskow melihat masa depan politik Ukraina selatan.
Seorang pejabat senior Uni Eropa mengatakan bahwa beberapa minggu ke depan kemungkinan akan menentukan.
“Ini bukan dongeng dengan akhir bahagia yang akan segera terjadi. Saya pikir kita mungkin akan melihat peningkatan yang sangat signifikan dalam intensitas serangan militer Rusia di timur, saya pikir kita mungkin akan melihat intensifikasi serangan militer Rusia di sepanjang pantai," kata pejabat tersebut yang berbicara kepada wartawan dengan syarat anonim.
Staf Umum Ukraina mengatakan bahwa pasukan Rusia telah meningkatkan serangan di seluruh garis depan di timur dan mencoba untuk melancarkan serangan di wilayah Kharkiv, di utara target utama Rusia; Donbass.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pasukannya telah merebut gudang senjata besar di wilayah Kharkiv. Ia juga melaporkan mengenai lusinan target di wilayah Donetsk dan Kharkiv pada hari Jumat.
Di kota Kharkiv, tembakan meriam Rusia menghantam pasar utama Barabashovo. Layanan ambulans mengatakan ada korban, tetapi belum ada rincian yang tersedia. Sebuah aula pernikahan dan sebuah bangunan tempat tinggal juga dihantam.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Jalina Porter menolak berkomentar secara khusus atas pernyataan pejabat militer Rusia soal rencana Moskow. Namun, dia mengatakan bahwa Washington dengan tegas mendukung kedaulatan Moldova dan "bermata jernih" tentang apa yang terjadi di lapangan.
"Tidak ada yang boleh tertipu oleh pengumuman Kremlin," kata Porter.
Di Jenewa, kantor hak asasi manusia (HAM) PBB mengatakan bahwa ada semakin banyak bukti kejahatan perang Rusia di Ukraina, termasuk penembakan tanpa pandang bulu dan eksekusi singkat. Disebutkan bahwa Ukraina juga tampaknya telah menggunakan senjata dengan efek sembarangan.
Rusia membantah menargetkan warga sipil dan mengatakan, tanpa bukti, bahwa tanda-tanda kekejaman yang dilakukan oleh tentaranya dipalsukan.
Ukraina sebelumnya mengatakan akan menghukum setiap tentara yang terbukti melakukan kejahatan perang. Pemerintah Kiev tidak segera menanggapi pernyataan kantor PBB itu.
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan bahwa ribuan tentara Ukraina yang bersembunyi di pabrik baja besar di Mariupol, pelabuhan utama Donbass, "diblokade dengan aman", sehari setelah Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa tentara tidak akan repot-repot membasmi mereka.
Bagaimanapun juga, Putin telah menyatakan kemenangan di kota itu setelah pengepungan selama hampir dua bulan, sebuah pengumuman yang ditolak oleh juru bicara Pentagon John Kirby, yang mengatakan kepada CNN bahwa masih ada perlawanan aktif dari Ukraina.
"Tindakan, bukan kata-kata. Saya pikir kita harus melihat dan melihat apa yang sebenarnya dilakukan Rusia di sini," kata Kirby.
"Kami masih menilai bahwa Mariupol diperebutkan, belum diambil oleh Rusia dan masih ada perlawanan aktif Ukraina."
Rustam Minnekayev, wakil komandan distrik militer pusat Rusia, yang dikutip media-media pemerintah, mengatakan bahwa kontrol penuh atas Ukraina selatan akan memberikan akses ke bagian Moldova.
Itu akan memotong seluruh garis pantai Ukraina dan berarti mendorong ratusan kilometer ke barat melampaui garis saat ini, melewati kota-kota besar Ukraina, Mykolaiv dan Odessa.
Moskow selama ini mengeklaim tindakannya di Ukraina merupakan "operasi militer khusus" untuk mendemiliterisasi Ukraina dan membebaskan penduduknya dari orang-orang yang disebutnya nasionalis berbahaya.
Namun, Ukraina dan sekutu Barat-nya menyebutnya sebagai invasi atau agresi Rusia yang tidak dapat dibenarkan.
"Mereka berhenti menyembunyikannya," kata Kementerian Pertahanan Ukraina di Twitter, seperti dikutip Reuters, Sabtu (23/4/2022).
"Rusia telah mengakui bahwa tujuan dari 'fase kedua' perang bukanlah kemenangan atas mitos Nazi, tetapi hanya pendudukan Ukraina timur dan selatan," lanjut kementerian itu. "Imperialisme apa adanya."
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak berkomentar ketika ditanya apakah Rusia telah memperluas tujuan operasinya dan bagaimana Moskow melihat masa depan politik Ukraina selatan.
Seorang pejabat senior Uni Eropa mengatakan bahwa beberapa minggu ke depan kemungkinan akan menentukan.
“Ini bukan dongeng dengan akhir bahagia yang akan segera terjadi. Saya pikir kita mungkin akan melihat peningkatan yang sangat signifikan dalam intensitas serangan militer Rusia di timur, saya pikir kita mungkin akan melihat intensifikasi serangan militer Rusia di sepanjang pantai," kata pejabat tersebut yang berbicara kepada wartawan dengan syarat anonim.
Staf Umum Ukraina mengatakan bahwa pasukan Rusia telah meningkatkan serangan di seluruh garis depan di timur dan mencoba untuk melancarkan serangan di wilayah Kharkiv, di utara target utama Rusia; Donbass.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pasukannya telah merebut gudang senjata besar di wilayah Kharkiv. Ia juga melaporkan mengenai lusinan target di wilayah Donetsk dan Kharkiv pada hari Jumat.
Di kota Kharkiv, tembakan meriam Rusia menghantam pasar utama Barabashovo. Layanan ambulans mengatakan ada korban, tetapi belum ada rincian yang tersedia. Sebuah aula pernikahan dan sebuah bangunan tempat tinggal juga dihantam.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Jalina Porter menolak berkomentar secara khusus atas pernyataan pejabat militer Rusia soal rencana Moskow. Namun, dia mengatakan bahwa Washington dengan tegas mendukung kedaulatan Moldova dan "bermata jernih" tentang apa yang terjadi di lapangan.
"Tidak ada yang boleh tertipu oleh pengumuman Kremlin," kata Porter.
Di Jenewa, kantor hak asasi manusia (HAM) PBB mengatakan bahwa ada semakin banyak bukti kejahatan perang Rusia di Ukraina, termasuk penembakan tanpa pandang bulu dan eksekusi singkat. Disebutkan bahwa Ukraina juga tampaknya telah menggunakan senjata dengan efek sembarangan.
Rusia membantah menargetkan warga sipil dan mengatakan, tanpa bukti, bahwa tanda-tanda kekejaman yang dilakukan oleh tentaranya dipalsukan.
Ukraina sebelumnya mengatakan akan menghukum setiap tentara yang terbukti melakukan kejahatan perang. Pemerintah Kiev tidak segera menanggapi pernyataan kantor PBB itu.
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan bahwa ribuan tentara Ukraina yang bersembunyi di pabrik baja besar di Mariupol, pelabuhan utama Donbass, "diblokade dengan aman", sehari setelah Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa tentara tidak akan repot-repot membasmi mereka.
Bagaimanapun juga, Putin telah menyatakan kemenangan di kota itu setelah pengepungan selama hampir dua bulan, sebuah pengumuman yang ditolak oleh juru bicara Pentagon John Kirby, yang mengatakan kepada CNN bahwa masih ada perlawanan aktif dari Ukraina.
"Tindakan, bukan kata-kata. Saya pikir kita harus melihat dan melihat apa yang sebenarnya dilakukan Rusia di sini," kata Kirby.
"Kami masih menilai bahwa Mariupol diperebutkan, belum diambil oleh Rusia dan masih ada perlawanan aktif Ukraina."
(min)
tulis komentar anda