Pakistan Tawarkan Solusi pada India untuk Akhiri Konflik di Kashmir
Rabu, 20 April 2022 - 11:15 WIB
Sepekan yang lalu, Modi memberi selamat kepada Sharif karena telah menjadi kepala pemerintahan Pakistan.
Modi mengatakan, “India tertarik pada perdamaian dan stabilitas di kawasan yang bebas dari teror, sehingga kita dapat fokus pada tantangan pembangunan kita dan memastikan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat kita.”
Laporan di media India menunjukkan kedua pihak telah bekerja untuk mengatur pertemuan antara Modi dan Sharif selama KTT Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Uzbekistan pada Juli.
Sharif disetujui sebagai perdana menteri pada 11 April setelah pendahulunya Imran Khan kehilangan jabatan puncak dalam mosi tidak percaya.
Khan menuduh lawan politiknya berkolusi dengan Amerika Serikat (AS) untuk menggulingkannya. Para pendukung Khan melakukan protes besar-besaran.
Kashmir telah menjadi rebutan antara India dan Pakistan selama beberapa dekade karena kedua negara mengklaim wilayah itu sebagai daerah mereka sendiri, tetapi masing-masing hanya mengendalikan sebagian saja.
Mereka berperang dua kali atas tanah yang disengketakan pada 1940-an dan 1960-an. Mereka juga nyaris menghindari konflik besar pada awal 2021, dengan ketegangan di kawasan itu tetap tinggi.
Modi mengatakan, “India tertarik pada perdamaian dan stabilitas di kawasan yang bebas dari teror, sehingga kita dapat fokus pada tantangan pembangunan kita dan memastikan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat kita.”
Laporan di media India menunjukkan kedua pihak telah bekerja untuk mengatur pertemuan antara Modi dan Sharif selama KTT Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Uzbekistan pada Juli.
Sharif disetujui sebagai perdana menteri pada 11 April setelah pendahulunya Imran Khan kehilangan jabatan puncak dalam mosi tidak percaya.
Khan menuduh lawan politiknya berkolusi dengan Amerika Serikat (AS) untuk menggulingkannya. Para pendukung Khan melakukan protes besar-besaran.
Kashmir telah menjadi rebutan antara India dan Pakistan selama beberapa dekade karena kedua negara mengklaim wilayah itu sebagai daerah mereka sendiri, tetapi masing-masing hanya mengendalikan sebagian saja.
Mereka berperang dua kali atas tanah yang disengketakan pada 1940-an dan 1960-an. Mereka juga nyaris menghindari konflik besar pada awal 2021, dengan ketegangan di kawasan itu tetap tinggi.
(sya)
tulis komentar anda