Erdogan: Krisis Ukraina Tunjukkan Nilai Penting Turki bagi Barat

Selasa, 19 April 2022 - 16:32 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Foto/REUTERS
ANKARA - Konflik antara Rusia dan Ukraina menegaskan pentingnya Turki bagi Uni Eropa (UE) dan blok militer NATO yang dipimpin Amerika Serikat (AS).

Pernyataan itu diungkapkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin (18/4/2022) saat berpidato di markas Partai AK yang berkuasa di Ankara.

Anggota partai senior berkumpul di markas besar untuk berbuka puasa Ramadhan. Acara itu juga dihadiri diplomat Rusia dan Ukraina, menurut media lokal.





“Berlawanan dengan klaim yang tidak berdasar, perkembangan terakhir dalam konteks Ukraina dengan jelas menunjukkan pentingnya Turki di dalam NATO,” papar Erdogan.



Dia menambahkan, “Turki telah berulang kali membuktikan bahwa kami adalah sekutu yang sangat diperlukan di NATO.”



“Konflik Ukraina telah menunjukkan betapa pentingnya Turki bagi UE dalam hal keamanan dan energy,” ujar dia.

Erdogan juga menegaskan kembali tujuan Turki untuk bertindak sebagai mediator antara Moskow dan Kiev.

Pada akhir Maret, Turki menjadi tuan rumah pembicaraan tingkat tinggi antara perwakilan negara-negara yang bertikai di kota resor Antalya.

Sementara kedua belah pihak menunjukkan kemajuan tertentu setelah negosiasi, pembicaraan pada akhirnya gagal memberikan hasil yang nyata.

“Kami akan melanjutkan upaya kami untuk mencapai hasil yang memuaskan dari pembicaraan di Istanbul yang akan dipuaskan oleh para pihak dan komunitas internasional,” ungkap Erdogan.

Dia mengisyaratkan kemungkinan putaran pembicaraan baru yang akan datang. Baik Moskow maupun Kiev belum membuat pengumuman apa pun tentang prospek hasil pembicaraan tersebut.

Rusia menyerang tetangganya pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina menerapkan ketentuan perjanjian Minsk, yang ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass, Donetsk dan Lugansk.

Protokol Minsk yang ditengahi Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.

Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim pihaknya berencana merebut kembali kedua republik dengan paksa.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More