Selesaikan Konflik dengan Damai, Rusia Minta China-India Berdialog

Jum'at, 19 Juni 2020 - 09:00 WIB
Tentara India mengangkat peti mati berisi jenazah Kolonel B Santosh Babu yang diyakini tewas setelah terlibat konflik dengan tentara China di wilayah perbatasan Ladakh di Suryapet, India, kemarin. Foto/Reuters
MOSKOW - Rusia memberikan perhatian penuh terhadap konflik antara China dan India di perbatasan. Moskow meminta kedua negara besar itu untuk menahan diri dan menyelesaikan konflik dengan kepala dingin.

Sebanyak 20 tentara India meninggal dunia, termasuk seorang kolonel dalam konflik dengan pasukan China di Galwan Valley pada Senin malam lalu. China sendiri tidak mengungkapkan terjadinya korban jiwa. Tapi beberapa sumber menyebutkan sedikitnya 35 tentara China tewas dalam konflik tersebut.

“Tentu kita memantau dan memberikan perhatian besar dengan apa yang terjadi di perbatasan China-India. Kita yakin ini laporan yang membahayakan,” kata juru bicara Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, dilansir Business Standard. Dia mengungkapkan, dua negara tersebut mampu menyelesaikan masalah dan mencegah situasi itu terulang di masa depan. “Kedua negara itu juga seharusnya mampu menjaga kawasan tersebut tetap aman, khususnya China dan India,” ujarnya. (Baca: Viral, Karikatur Dewa Rama Memanah Naga Ramaikan Bentrok India-China)



Juru bicara Kremlin itu menegaskan, China dan India merupakan aliansi terdekat Rusia. Kedua negara itu juga memiliki hubungan yang saling menguntungkan dengan Rusia. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, Rusia menyambut baik kontak antara kedua negara untuk menurunkan ketegangan.

Menteri Luar Negeri China dan India saling protes dan mengecam menyusul bentrokan di wilayah sengketa Himalaya. Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar, menuduh China terlebih dahulu ingin membangun infrastruktur di wilayah India. Namun, Menteri Luar Negeri China Wang Yi menuding pasukan India menyerang terlebih dahulu. (Baca juga: DPR Anggap Kerjasama Kemendikbud dengan Netflix Kurang Etis)

Namun, dalam perbincangan melalui telepon, masing-masing pihak berjanji untuk tidak membuat situasi semakin memburuk. Ini merupakan bentrokan mematikan di perbatasan wilayah dua negara dalam kurun waktu 45 tahun terakhir. Para tentara melaporkan kedua kubu saling baku hantam dengan tongkat dan pentungan, tak menggunakan senjata api. (Lihat videonya: Ibu Tiri Aniaya Balita dengan Pulpen hingga Tewas)

Dalam sebuah pernyataannya pada percakapan telepon, Pemerintah India menuduh tentara China berusaha membangun infrastruktur di batas wilayah India yang paling penting dan strategis, yaitu Lembah Galwan. India memandang serangan China sebagai aksi terencana dan secara langsung, bertanggung jawab atas kekerasan dan jatuhnya korban sehingga mendesak Beijing untuk mengambil langkah perbaikan. Pernyataan itu menyimpulkan bahwa tak ada pihak yang akan mengambil tindakan untuk membuat situasi semakin memanas.

Sementara itu, Wang mengungkapkan, China sekali lagi menyatakan protes keras pada India dan meminta India melakukan investigasi secara menyeluruh. Beijing juga akan menghentikan semua tindakan provokasi untuk memastikan hal ini tidak terjadi lagi. "Masing-masing pihak harus menyelesaikan perselisihan ini melalui dialog, dan menjaga perbatasan tetap aman dan tenang," kata Wang.

China tidak mengumumkan korban yang jatuh dari pihaknya. Namun, laporan yang tak dapat dikonfirmasi dalam pemberitaan media di India mengatakan, sedikitnya 40 tentara China tewas dalam peristiwa itu. Sejumlah tentara India juga diyakini masih hilang. (Baca juga: Nekat Menculik, PSK Kalimalang Akui Kangen dengan Anak)

Sebelumnya, Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan, kematian tentaranya "tidak akan sia-sia" dan India akan "bangga dengan tentara yang meninggal dalam pertempuran melawan tentara China" dalam bentrokan di daerah Ladakh. "India menginginkan kedamaian, tapi ketika diprovokasi, India mampu memberikan jawaban yang tepat dalam situasi apa pun,” katanya dilansir BBC.

Ini bukan pertama kalinya tentara dari dua negara tersebut terlibat pertikaian tanpa menggunakan senjata api di perbatasan. India dan China memiliki sejarah sengketa dan klaim teritorial yang tumpang tindih di wilayah sepanjang 3.440 km di mana perbatasan tersebut ditarik dengan garis yang buruk dari kedua pihak. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More