Yunani Tidak Akan Lagi Kirim Peralatan Militer ke Ukraina
Minggu, 17 April 2022 - 12:30 WIB
ATHENA - Yunani tidak akan mengirim lagi peralatan militer ke Ukraina . Juru bicara pemerintah Yunani, Ioannis Oikonomou mengkonfirmasi hal itu pada briefing Jumat (15/4/2022).
Namun, Oikonomou tidak merinci apakah Athena sebelumnya telah mengirim sistem pertahanan udara portabel manusia Stinger ke Kiev atau tidak. Kepastian itu terungkap ketika Oikonomou ditanya apakah pemerintah berencana mengirim peralatan militer tambahan ke Ukraina.
"Tidak ada yang baru ke arah ini dari apa yang telah dilakukan sejauh ini. Tidak ada hal seperti itu yang sedang dibahas," kata Oikonomou, seperti dikutip dari kantor berita TASS.
Dia mencatat bahwa alutsista yang sebelumnya dikirim Athena ke Ukraina tidak melemahkan kemampuan pertahanan Yunani sendiri.
Ketika ditanya untuk mengklarifikasi apakah Yunani telah mengirim sistem pertahanan udara portabel-manusia Stinger ke Ukraina yang diambil dari unit-unit aktif tentara Yunani, Oikonomou kembali memastikan hal tersebut.
"Sudah diketahui peralatan pertahanan apa yang dikirim bersama dengan bantuan kemanusiaan ke Ukraina. Tidak ada yang telah dikirim melemahkan kebutuhan dan kemampuan pertahanan negara kita," jelasnya.
Pada akhir Februari, Kementerian Pertahanan Nasional Yunani melaporkan bahwa Yunani telah mengirim bantuan kemanusiaan dan peralatan militer ke Polandia untuk Ukraina dengan pesawat angkut militer C-130.
Saluran TV Yunani Open kemudian melaporkan bahwa 20.000 senapan serbu Kalashnikov, yang disita pada November 2013 di sebuah kapal di dekat pulau Rhodes, Yunani, telah dikirim ke Ukraina. Sembilan tahun lalu, senjata-senjata ini disita dari kapal Nour-M, yang telah meninggalkan pelabuhan Ukraina dan menuju Libya.
Menteri Pertahanan Nasional Yunani, Nikos Panagiotopoulos mengatakan kepada anggota parlemen Yunani pada 13 April bahwa Yunani tidak lagi berencana untuk mengirim peralatan militer ke Ukraina. Menteri mengatakan pertahanan Yunani atas wilayahnya sendiri tidak boleh melemah, terutama di pulau-pulau, dengan mengirimkan senjata baru ke Ukraina.
Vladimir Putin pada 24 Februari, sebagai tanggapan atas permintaan para kepala republik Donbass, membuat keputusan untuk melakukan operasi militer khusus. DPR dan LPR memulai operasi untuk membebaskan wilayah mereka yang berada di bawah kendali Kiev.
Namun, Oikonomou tidak merinci apakah Athena sebelumnya telah mengirim sistem pertahanan udara portabel manusia Stinger ke Kiev atau tidak. Kepastian itu terungkap ketika Oikonomou ditanya apakah pemerintah berencana mengirim peralatan militer tambahan ke Ukraina.
"Tidak ada yang baru ke arah ini dari apa yang telah dilakukan sejauh ini. Tidak ada hal seperti itu yang sedang dibahas," kata Oikonomou, seperti dikutip dari kantor berita TASS.
Dia mencatat bahwa alutsista yang sebelumnya dikirim Athena ke Ukraina tidak melemahkan kemampuan pertahanan Yunani sendiri.
Ketika ditanya untuk mengklarifikasi apakah Yunani telah mengirim sistem pertahanan udara portabel-manusia Stinger ke Ukraina yang diambil dari unit-unit aktif tentara Yunani, Oikonomou kembali memastikan hal tersebut.
"Sudah diketahui peralatan pertahanan apa yang dikirim bersama dengan bantuan kemanusiaan ke Ukraina. Tidak ada yang telah dikirim melemahkan kebutuhan dan kemampuan pertahanan negara kita," jelasnya.
Pada akhir Februari, Kementerian Pertahanan Nasional Yunani melaporkan bahwa Yunani telah mengirim bantuan kemanusiaan dan peralatan militer ke Polandia untuk Ukraina dengan pesawat angkut militer C-130.
Saluran TV Yunani Open kemudian melaporkan bahwa 20.000 senapan serbu Kalashnikov, yang disita pada November 2013 di sebuah kapal di dekat pulau Rhodes, Yunani, telah dikirim ke Ukraina. Sembilan tahun lalu, senjata-senjata ini disita dari kapal Nour-M, yang telah meninggalkan pelabuhan Ukraina dan menuju Libya.
Menteri Pertahanan Nasional Yunani, Nikos Panagiotopoulos mengatakan kepada anggota parlemen Yunani pada 13 April bahwa Yunani tidak lagi berencana untuk mengirim peralatan militer ke Ukraina. Menteri mengatakan pertahanan Yunani atas wilayahnya sendiri tidak boleh melemah, terutama di pulau-pulau, dengan mengirimkan senjata baru ke Ukraina.
Vladimir Putin pada 24 Februari, sebagai tanggapan atas permintaan para kepala republik Donbass, membuat keputusan untuk melakukan operasi militer khusus. DPR dan LPR memulai operasi untuk membebaskan wilayah mereka yang berada di bawah kendali Kiev.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda