Terowongan Sakura di Fukushima Dibuka Lagi Setelah 12 Tahun Tutup
Rabu, 13 April 2022 - 08:05 WIB
TOKYO - Satu jalan di Tomioka, Fukushima, menawarkan pemandangan bunga Sakura yang menakjubkan. Meski pohon-pohon itu umum di Asia dan Eropa utara, Jepang sangat terpesona oleh bunga Sakura mereka.
Setiap musim semi, bunga Sakura mekar dengan kelopak merah muda lembut dan aroma manis menyegarkan penduduk selama bulan Maret dan April.
Awal April adalah waktu terbaik untuk melihat “Terowongan Sakura” di Tomioka, Prefektur Fukushima Jepang.
Dan untuk pertama kalinya dalam 12 tahun, keseluruhan jalan berjejer Sakura di Tomioka ini akan dibuka untuk umum.
Bagian jalan di kota Tomioka telah ditutup untuk umum setelah daerah tersebut dihancurkan oleh insiden nuklir Fukushima Daiichi pada 2011.
Pembatasan diberlakukan untuk "rekonstruksi dan pemulihan tertentu" dari jalan di distrik Yonomori, terkenal dengan deretan pohon sakura yang mencolok.
Pada Senin, penduduk Tomioka kembali ke rumah mereka yang dievakuasi pada 2011 setelah kecelakaan nuklir di dekatnya.
Sekitar 47.000 penduduk terpaksa pergi untuk menghindari risiko paparan radiasi. Kini, Pemkot Tomioka sudah mulai mengizinkan beberapa mantan warga di kawasan itu untuk kembali ke rumah masing-masing, dengan dipantau petugas.
Pemerintah Tomioka sedang mempertimbangkan musim semi berikutnya untuk dibuka kembali sepenuhnya setelah bertahun-tahun melakukan pekerjaan dekontaminasi dan rekonstruksi infrastruktur setelah bencana nuklir. Tapi untuk saat ini, mereka ragu-ragu bekerja menuju tujuan itu.
Keluarga, pasangan, dan teman-teman Tomioka dapat menikmati hanami tahun ini selama festival lokal yang merayakan Terowongan Sakura pada tanggal 9 dan 10 April.
Akhir Maret dan awal April adalah saat bunga sakura mencapai puncak mekarnya, sehingga penduduk dapat menikmati cabang-cabang pohon yang melengkung di jalan, menciptakan suasana yang dipenuhi rona merah muda lembut dan aroma bunga yang manis.
Seorang pria berusia 63 tahun yang bekerja sebagai satpam mengatakan dia harus melihat bunga sakura di jalan itu dari balik penghalang keamanan tahun lalu.
Tahun ini, dia mengatakan sudah tidak sabar untuk membenamkan dirinya di pepohonan penuh bunga mekar.
“Senang bisa mandi di kelopak bunga sakura yang jatuh tahun ini,” ujar dia.
Dia menambahkan, "Saya menantikan 'karpet sakura', (ketika) seluruh jalan dicat merah muda dengan kelopak yang jatuh."
Sekitar 17 kota di Jepang, termasuk Tokyo, terus memberlakukan pembatasan COVID-19 pada pengunjung yang ingin merayakan musim hanami mereka.
Dan meskipun langkah-langkah darurat telah dicabut, antara 20.000 dan 40.000 kasus COVID-19 baru dilaporkan di negara itu setiap hari.
Pejabat masih mengimbau warga memakai masker, dan menghindari minum serta makan dalam kelompok besar.
Setiap musim semi, bunga Sakura mekar dengan kelopak merah muda lembut dan aroma manis menyegarkan penduduk selama bulan Maret dan April.
Awal April adalah waktu terbaik untuk melihat “Terowongan Sakura” di Tomioka, Prefektur Fukushima Jepang.
Dan untuk pertama kalinya dalam 12 tahun, keseluruhan jalan berjejer Sakura di Tomioka ini akan dibuka untuk umum.
Baca Juga
Bagian jalan di kota Tomioka telah ditutup untuk umum setelah daerah tersebut dihancurkan oleh insiden nuklir Fukushima Daiichi pada 2011.
Pembatasan diberlakukan untuk "rekonstruksi dan pemulihan tertentu" dari jalan di distrik Yonomori, terkenal dengan deretan pohon sakura yang mencolok.
Pada Senin, penduduk Tomioka kembali ke rumah mereka yang dievakuasi pada 2011 setelah kecelakaan nuklir di dekatnya.
Sekitar 47.000 penduduk terpaksa pergi untuk menghindari risiko paparan radiasi. Kini, Pemkot Tomioka sudah mulai mengizinkan beberapa mantan warga di kawasan itu untuk kembali ke rumah masing-masing, dengan dipantau petugas.
Pemerintah Tomioka sedang mempertimbangkan musim semi berikutnya untuk dibuka kembali sepenuhnya setelah bertahun-tahun melakukan pekerjaan dekontaminasi dan rekonstruksi infrastruktur setelah bencana nuklir. Tapi untuk saat ini, mereka ragu-ragu bekerja menuju tujuan itu.
Keluarga, pasangan, dan teman-teman Tomioka dapat menikmati hanami tahun ini selama festival lokal yang merayakan Terowongan Sakura pada tanggal 9 dan 10 April.
Akhir Maret dan awal April adalah saat bunga sakura mencapai puncak mekarnya, sehingga penduduk dapat menikmati cabang-cabang pohon yang melengkung di jalan, menciptakan suasana yang dipenuhi rona merah muda lembut dan aroma bunga yang manis.
Seorang pria berusia 63 tahun yang bekerja sebagai satpam mengatakan dia harus melihat bunga sakura di jalan itu dari balik penghalang keamanan tahun lalu.
Tahun ini, dia mengatakan sudah tidak sabar untuk membenamkan dirinya di pepohonan penuh bunga mekar.
“Senang bisa mandi di kelopak bunga sakura yang jatuh tahun ini,” ujar dia.
Dia menambahkan, "Saya menantikan 'karpet sakura', (ketika) seluruh jalan dicat merah muda dengan kelopak yang jatuh."
Sekitar 17 kota di Jepang, termasuk Tokyo, terus memberlakukan pembatasan COVID-19 pada pengunjung yang ingin merayakan musim hanami mereka.
Dan meskipun langkah-langkah darurat telah dicabut, antara 20.000 dan 40.000 kasus COVID-19 baru dilaporkan di negara itu setiap hari.
Pejabat masih mengimbau warga memakai masker, dan menghindari minum serta makan dalam kelompok besar.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda