Ukraina: Putin Luncurkan Serangan Nuklir Berarti Bunuh Diri!
Minggu, 10 April 2022 - 00:11 WIB
KIEV - Kiev tidak percaya Presiden Rusia Vladimir Putin akan nekat meluncurkan serangan nuklir dalam perangnya di Ukraina. Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya mengatakan kenekatan seperti itu sama halnya dengan bunuh diri.
Sebuah survei dari American Psychological Association (APA) yang dirilis pada bulan Maret menemukan bahwa hampir 70 persen orang Amerika khawatir invasi Ukraina oleh Rusia akan mengarah pada perang nuklir dan bahwa dunia berada pada tahap awal Perang Dunia III.
Sejak Putin memerintahkan pasukannya untuk menyerang Ukraina pada 24 Februari, yang menurut Rusia adalah "operasi militer khusus", sejumlah perkembangan telah menyebabkan kecemasan yang cukup besar bahwa ia akhirnya dapat memutuskan untuk menggunakan senjata nuklir.
Dia memerintahkan pasukan nuklirnya dalam posisi siaga tinggi atau mode siap tempur seminggu setelah invasi dimulai.
Ukraina telah meminta lebih banyak bantuan dari dunia, termasuk NATO. Namun, meskipun sejumlah negara telah mengirim bantuan mematikan dan tidak mematikan, serta menjatuhkan sanksi kepada Rusia, tidak ada yang berkomitmen untuk berperang langsung dengan Moskow.
Kremlin pada Maret lalu mengatakan bisa menggunakan senjata nuklir jika keberadaan negara Rusia terancam.
Berbicara kepada Newshub Nation pada hari Sabtu (9/4/2022), Dubes Kyslytsya mengatakan ancaman perang nuklir oleh Rusia sama dengan pemerasan.
"Saya tidak percaya itu mungkin. Ini bunuh diri bagi Putin sendiri," kata Kyslytsya.
Sebuah survei dari American Psychological Association (APA) yang dirilis pada bulan Maret menemukan bahwa hampir 70 persen orang Amerika khawatir invasi Ukraina oleh Rusia akan mengarah pada perang nuklir dan bahwa dunia berada pada tahap awal Perang Dunia III.
Sejak Putin memerintahkan pasukannya untuk menyerang Ukraina pada 24 Februari, yang menurut Rusia adalah "operasi militer khusus", sejumlah perkembangan telah menyebabkan kecemasan yang cukup besar bahwa ia akhirnya dapat memutuskan untuk menggunakan senjata nuklir.
Dia memerintahkan pasukan nuklirnya dalam posisi siaga tinggi atau mode siap tempur seminggu setelah invasi dimulai.
Ukraina telah meminta lebih banyak bantuan dari dunia, termasuk NATO. Namun, meskipun sejumlah negara telah mengirim bantuan mematikan dan tidak mematikan, serta menjatuhkan sanksi kepada Rusia, tidak ada yang berkomitmen untuk berperang langsung dengan Moskow.
Kremlin pada Maret lalu mengatakan bisa menggunakan senjata nuklir jika keberadaan negara Rusia terancam.
Berbicara kepada Newshub Nation pada hari Sabtu (9/4/2022), Dubes Kyslytsya mengatakan ancaman perang nuklir oleh Rusia sama dengan pemerasan.
"Saya tidak percaya itu mungkin. Ini bunuh diri bagi Putin sendiri," kata Kyslytsya.
tulis komentar anda