Moskow: Rusia dan AS Bisa Konfrontasi Militer Langsung
Minggu, 10 April 2022 - 00:01 WIB
WASHINGTON - Tindakan negara-negara Barat memasok senjata ke Ukraina berisiko membawa Amerika Serikat (AS) dan Rusia ke jalur konfrontasi militer langsung. Demikian peringatan Moskow yang disampaikan duta besar (dubes)-nya di Washington, Anatoly Antonov.
Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari, negara-negara NATO dan sekutu mereka telah menahan diri dari keterlibatan militer langsung dalam konflik, tetapi telah secara aktif menyediakan senjata dan amunisi kepada Kiev.
"Dengan melakukan itu, negara-negara Barat terlibat langsung dalam peristiwa saat ini dan menghasut pertumpahan darah lebih lanjut," kata Antonov dalam sebuah wawancara dengan Newsweek.
Antonov menyebut tindakan tersebut berbahaya dan provokatif.
“Mereka dapat memimpin AS dan Federasi Rusia ke jalur konfrontasi militer langsung. Setiap pasokan senjata dan peralatan militer dari Barat, yang dilakukan oleh konvoi transportasi melalui wilayah Ukraina, adalah target militer yang sah untuk Angkatan Bersenjata kami," lanjut Dubes Antonov, yang dilansir Russia Today, Sabtu (9/4/2022).
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmitry Kuleba, mendesak negara-negara NATO untuk terus menyediakan senjata untuk Kiev, menjelaskan bahwa dengan memerangi Rusia, Ukraina tidak hanya membela diri tetapi juga meningkatkan keamanan anggota blok NATO.
Antonov juga mengatakan bahwa eksplorasi militer Ukraina oleh NATO dimulai jauh sebelum dimulainya operasi militer Rusia di negara tetangga. "Ukraina dibanjiri persenjataan Barat sementara Presiden Vladimir Zelensky mengumumkan rencana Kiev untuk memperoleh senjata nuklir," ujarnya.
Duta besar itu tampaknya merujuk pada pidato Zelensky pada Konferensi Keamanan Munich. Pada 19 Februari, lima hari sebelum peluncuran serangan Rusia, Zelensky mencatat bahwa pada tahun 1994, Ukraina menandatangani Memorandum Budapest dan menyerahkan senjata nuklirnya dengan imbalan jaminan keamanan.
Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari, negara-negara NATO dan sekutu mereka telah menahan diri dari keterlibatan militer langsung dalam konflik, tetapi telah secara aktif menyediakan senjata dan amunisi kepada Kiev.
"Dengan melakukan itu, negara-negara Barat terlibat langsung dalam peristiwa saat ini dan menghasut pertumpahan darah lebih lanjut," kata Antonov dalam sebuah wawancara dengan Newsweek.
Antonov menyebut tindakan tersebut berbahaya dan provokatif.
“Mereka dapat memimpin AS dan Federasi Rusia ke jalur konfrontasi militer langsung. Setiap pasokan senjata dan peralatan militer dari Barat, yang dilakukan oleh konvoi transportasi melalui wilayah Ukraina, adalah target militer yang sah untuk Angkatan Bersenjata kami," lanjut Dubes Antonov, yang dilansir Russia Today, Sabtu (9/4/2022).
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmitry Kuleba, mendesak negara-negara NATO untuk terus menyediakan senjata untuk Kiev, menjelaskan bahwa dengan memerangi Rusia, Ukraina tidak hanya membela diri tetapi juga meningkatkan keamanan anggota blok NATO.
Antonov juga mengatakan bahwa eksplorasi militer Ukraina oleh NATO dimulai jauh sebelum dimulainya operasi militer Rusia di negara tetangga. "Ukraina dibanjiri persenjataan Barat sementara Presiden Vladimir Zelensky mengumumkan rencana Kiev untuk memperoleh senjata nuklir," ujarnya.
Duta besar itu tampaknya merujuk pada pidato Zelensky pada Konferensi Keamanan Munich. Pada 19 Februari, lima hari sebelum peluncuran serangan Rusia, Zelensky mencatat bahwa pada tahun 1994, Ukraina menandatangani Memorandum Budapest dan menyerahkan senjata nuklirnya dengan imbalan jaminan keamanan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda