Jerman Setuju Kirim Tank Kuno Era 1960-an ke Ukraina
Minggu, 03 April 2022 - 00:01 WIB
BERLIN - Jerman telah memberikan lampu hijau untuk memasok 58 kendaraan lapis baja era Perang Dingin ke Ukraina.
Keputusan itu diumumkan juru bicara Kementerian Pertahanan (Kemhan) Jerman kepada surat kabar Welt, Jumat (1/4/2022).
Kendaraan tempur infanteri (IVF) tersebut saat ini dimiliki perusahaan Ceko. Setiap upaya mentransfernya ke pihak ketiga masih memerlukan persetujuan dari Berlin karena perjanjian pengguna akhir.
BMP-1 Soviet, perangkat keras militer yang dimaksud, dirancang pada 1960-an dan awalnya milik Jerman Timur, tetapi berakhir dalam inventaris militer Jerman setelah runtuhnya Tembok Berlin dan reunifikasi negara.
Kendaraan lapis baja itu dipindahkan ke Swedia pada akhir 1990-an, di mana mereka ditingkatkan ke versi PbV-501.
“Kendaraan lapis baja itu akhirnya dijual ke Republik Ceko, yang mencoba meneruskannya ke Ukraina pada 2019,” ungkap laporan surat kabar itu.
Namun, pada saat itu, perusahaan yang memiliki IFV gagal mendapatkan izin untuk melakukannya dari Berlin.
Potensi pengiriman kendaraan ke Kiev diperkirakan tidak akan segera terwujud, karena IFV masih membutuhkan perawatan dan perbaikan. “Prosesnya kemungkinan akan memakan waktu beberapa pekan,” ungkap surat kabar itu.
Sejauh ini, Jerman telah abstain dari memasok Ukraina dengan perangkat keras militer berat. Jerman tetap melanjutkan pengiriman baju besi personel dan helm, serta sistem anti-pesawat dan anti-tank portabel.
Moskow menyerang negara tetangga itu pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk yang ditandatangani pada 2014.
Akhirnya Rusia mengakui kemerdekaan republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.
Protokol Minsk yang ditengahi Jerman dan Prancis dirancang untuk mengatur status wilayah di dalam negara Ukraina.
Rusia kini menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.
Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim pihaknya berencana merebut kembali kedua republik dengan paksa.
Keputusan itu diumumkan juru bicara Kementerian Pertahanan (Kemhan) Jerman kepada surat kabar Welt, Jumat (1/4/2022).
Kendaraan tempur infanteri (IVF) tersebut saat ini dimiliki perusahaan Ceko. Setiap upaya mentransfernya ke pihak ketiga masih memerlukan persetujuan dari Berlin karena perjanjian pengguna akhir.
BMP-1 Soviet, perangkat keras militer yang dimaksud, dirancang pada 1960-an dan awalnya milik Jerman Timur, tetapi berakhir dalam inventaris militer Jerman setelah runtuhnya Tembok Berlin dan reunifikasi negara.
Kendaraan lapis baja itu dipindahkan ke Swedia pada akhir 1990-an, di mana mereka ditingkatkan ke versi PbV-501.
“Kendaraan lapis baja itu akhirnya dijual ke Republik Ceko, yang mencoba meneruskannya ke Ukraina pada 2019,” ungkap laporan surat kabar itu.
Namun, pada saat itu, perusahaan yang memiliki IFV gagal mendapatkan izin untuk melakukannya dari Berlin.
Potensi pengiriman kendaraan ke Kiev diperkirakan tidak akan segera terwujud, karena IFV masih membutuhkan perawatan dan perbaikan. “Prosesnya kemungkinan akan memakan waktu beberapa pekan,” ungkap surat kabar itu.
Sejauh ini, Jerman telah abstain dari memasok Ukraina dengan perangkat keras militer berat. Jerman tetap melanjutkan pengiriman baju besi personel dan helm, serta sistem anti-pesawat dan anti-tank portabel.
Moskow menyerang negara tetangga itu pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk yang ditandatangani pada 2014.
Akhirnya Rusia mengakui kemerdekaan republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.
Protokol Minsk yang ditengahi Jerman dan Prancis dirancang untuk mengatur status wilayah di dalam negara Ukraina.
Rusia kini menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.
Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim pihaknya berencana merebut kembali kedua republik dengan paksa.
(sya)
tulis komentar anda