China: NATO Seharusnya Dibubarkan pada 1991 setelah Soviet Bubar
Sabtu, 02 April 2022 - 05:15 WIB
BEIJING - China percaya NATO seharusnya dibubarkan setelah Uni Soviet tidak ada lagi. Pernyataan itu diungkapkan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China pada Jumat (1/4/2022).
Juru bicara Kemlu China Zhao Lijian menyesalkan fakta bahwa blok militer pimpinan Amerika Serikat (AS) itu justru memperluas dan memojokkan Rusia, akhirnya memicu pertumpahan darah saat ini di Ukraina.
“Sebagai produk Perang Dingin, NATO seharusnya menjadi sejarah ketika Uni Soviet bubar,” ujar dia saat konferensi pers harian pada Jumat, ketika ditanya tentang peran NATO sebagai alat geopolitik AS yang dibuat juru bicara Kemlu Rusia Maria Zakharova.
Zhao mengatakan NATO memperluas ke timur di Eropa selama beberapa dekade, melanggar janji yang dibuat pada kepemimpinan Soviet.
“Hal ini mendorong Rusia ke sudut langkah demi langkah, sehingga pada akhirnya, NATO adalah penggagas dan promotor terbesar dari krisis Ukraina atas nama AS,” ujar dia.
Dia menambahkan, NATO harus merenungkan apa sebenarnya kontribusinya untuk keamanan Eropa.
Juru bicara Kemlu China Zhao Lijian menyesalkan fakta bahwa blok militer pimpinan Amerika Serikat (AS) itu justru memperluas dan memojokkan Rusia, akhirnya memicu pertumpahan darah saat ini di Ukraina.
“Sebagai produk Perang Dingin, NATO seharusnya menjadi sejarah ketika Uni Soviet bubar,” ujar dia saat konferensi pers harian pada Jumat, ketika ditanya tentang peran NATO sebagai alat geopolitik AS yang dibuat juru bicara Kemlu Rusia Maria Zakharova.
Zhao mengatakan NATO memperluas ke timur di Eropa selama beberapa dekade, melanggar janji yang dibuat pada kepemimpinan Soviet.
“Hal ini mendorong Rusia ke sudut langkah demi langkah, sehingga pada akhirnya, NATO adalah penggagas dan promotor terbesar dari krisis Ukraina atas nama AS,” ujar dia.
Dia menambahkan, NATO harus merenungkan apa sebenarnya kontribusinya untuk keamanan Eropa.
tulis komentar anda