Militer Israel Terkejut Lihat Perang Rusia di Ukraina

Rabu, 30 Maret 2022 - 02:42 WIB
Gedung di Mykolaiv, Ukraina, hancur selama invasi Rusia. Militer Israel terkejut melihat perang Rusia di Ukraina. Foto/REUTERS/Layanan Pers Dinas Darurat Negara Ukraina
TEL AVIV - Sebulan setelah invasi Rusia yang menghancurkan ke Ukraina , militer Israel terkejut dengan apa yang mereka lihat.

Membandingkannya dengan “perang di masa lalu", seorang perwira militer senior Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan bahwa sementara Rusia telah mengerahkan sejumlah besar pasukan ke negara tetangganya dan sejumlah besar platform militer, mereka belum menggunakan persenjataan canggihnya.

NATO mengeklaim antara 7.000 hingga 15.000 tentara Rusia tewas di Ukraina. Namun, versi militer Moskow jumlah tentaranya yang tewas dalam perang sebanyak 1.351 personel dan mengeklaim 14.000 tentara Ukraina tewas.



Ukraina sebelumnya mengeklaim telah menghancurkan setidaknya 49 jet tempur, 81 helikopter, 335 tank, 1.105 kendaraan lapis baja, 123 sistem artileri dan banyak peralatan tempur Rusia lainnya.



Meskipun menghabiskan jutaan dolar untuk militernya, pasukan Rusia telah menggunakan sejumlah besar tembakan tidak langsung dan bom bodoh serupa yang digunakan pada abad ke-20—yang ditembakkan dari peluncur yang dipasang di truk—alih-alih menggunakan rudal presisi terhadap sasaran di Ukraina.

Sebagian karena cuaca buruk dan visibilitas yang buruk, pesawat dan helikopter Rusia harus terbang rendah ke tanah untuk menjatuhkan amunisi mereka, menempatkan mereka pada risiko terkena sistem anti-pesawat atau bahkan rudal anti-tank berpemandu (ATGM) yang digunakan secara massal oleh tentara Kyiv.

Sebulan memasuki konflik, IDF terkejut bahwa udara di atas Ukraina masih diperebutkan.

Meskipun jauh mengalahkan Angkatan Udara Ukraina bahkan sebelum perang, Moskow belum secara total memperoleh superioritas udara apa pun, di mana pilot-pilot Ukraina masih terbang beberapa kali sehari melawan musuh mereka.

Tentara Moskow juga hanya melengkapi sejumlah kecil tank dengan sistem pertahanan aktif atau bahkan sistem pertahanan pasif yang membuat mereka menjadi sasaran ATGM.

Meskipun Rusia telah mengklaim telah menggunakan senjata hipersonik Kinzal untuk melawan target dalam perang di Ukraina, militer Israel meragukan bahwa video rudal yang terlihat seminggu yang lalu benar-benar direkam selama pertempuran.

Amerika Serikat juga mempertanyakan penggunaan Kinzal yang dilaporkan, di mana seorang pejabat senior pertahanan mengatakan kepada wartawan pekan lalu bahwa meskipun mereka tidak dapat membantah klaim Rusia tersebut, mereka juga tidak dapat mengonfirmasinya.

“Ini sedikit menggaruk kepala, jujur dengan Anda karena tidak begitu jelas mengapa, jika itu benar, mengapa Anda membutuhkan rudal hipersonik yang ditembakkan dari jarak yang tidak terlalu jauh untuk menghantam sebuah gedung? Bisa jadi mereka kehabisan amunisi presisi berpemandu dan merasa perlu memanfaatkan sumber daya itu,” perwira senior IDF, yang berbicara dalam kondisi anonim, seperti dikutip Jerusalem Post, Rabu (30/3/2022).

"Bisa jadi mereka mencoba mengirim pesan ke Barat, tetapi juga ke Ukraina, dan mencoba mendapatkan pengaruh di meja perundingan. Tetapi dari perspektif militer, jika itu adalah rudal hipersonik, tidak banyak kepraktisan tentang itu.”

Rudal hipersonik mampu terbang lima kali kecepatan suara dan dapat mengirimkan hulu ledak nuklir dan konvensional yang berpotensi menghindari sistem pertahanan udara musuh.

Meskipun Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengancam akan menggunakan senjata nuklir, IDF tidak percaya bahwa dia akan benar-benar menindaklanjuti ancaman tersebut.

Setelah invasi awal pada pertengahan Februari, IDF membentuk tim untuk melacak dan belajar dari perang Rusia.

Tim tersebut mengumpulkan informasi dan intelijen untuk militer Israel di bidang metode dan doktrin pertempuran, manuver darat, logistik, pertahanan udara, anti-tank, perang siber dan elektronik, perang psikologis dan banyak lagi.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More