3 Negara Non-Eropa yang Masuk NATO, Nomor 2 Dianggap Kekuatan Islam
Sabtu, 26 Maret 2022 - 06:15 WIB
BRUSSELS - Setelah Perang Dunia II, negara-negara di kawasan Eropa Barat masih menghadapi situasi keamanan dan politik yang belum bisa dikatakan stabil. Jerman harus menghadapi blokade dari Uni Soviet terhadap Berlin Barat.
Sementara, wilayah itu berada dalam kendali Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Prancis. Hal ini kemudian membawa AS dan Uni Soviet kepada konflik yang meruncing.
Amerika Serikat lalu menginisiasi aliansi AS dan Eropa untuk memperkuat keamanan di Eropa Barat.
Dibentuklah North Atlantic Treaty Organization (NATO) pada 4 April 1949 oleh 12 negara pendiri. Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu kini memiliki 30 negara anggota, yang bukan hanya berasal dari Eropa.
Berikut negara anggota NATO non-Eropa yang memperkuat blok tersebut.
1. Amerika Serikat
Amerika Serikat merasa perlu untuk bertindak aktif dalam isu-isu internasional. Selain untuk memperkuat posisinya di berbagai kawasan, Amerika khawatir jika pengaruh Uni Soviet meluas.
Karena itu, negara yang berada di benua Amerika ini memainkan peran utama dalam pembentukan struktur militer terintegrasi NATO.
Pembentukan NATO dilandaskan pada Perjanjian Washington (dikenal pula sebagai Pakta Atlantik Utara).
Isi perjanjian itu mengikat setiap negara anggota untuk bersama dan berbagi tanggung jawab, manfaat, serta risiko atas pertahanan kolektif mereka.
Amerika Serikat melalui NATO semakin memperluas pengaruhnya hingga Eropa Timur dan Tengah.
2. Turki
Turki merupakan negara yang daratannya lebih dominan berada Benua Asia dibandingkan di Eropa. Perbandingannya, 95% di Asia dan 5% di Eropa.
Turki bergabung dengan NATO pada 18 Februari 1952. Bergabungnya Turki dengan NATO membuat keamanan negara ini terjamin, di samping juga memperkuat identitas Baratnya.
Turki merupakan negara sekutu yang kuat karena lokasinya yang strategis di sisi tenggara aliansi dan memiliki militer yang kuat.
NATO bahkan mendirikan markas militer di Turki, tepatnya di kota pelabuhan Izmir.
Saat ini Turki dipimpin oleh pemerintahan dari partai yang berbasis Islam. Itu artinya, kini Turki dianggap sebagai perwakilan kekuatan Islam di NATO.
Posisi Turki di NATO saat ini pun menjadi sorotan, terutama setelah negara itu membeli sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia.
Karena pembelian S-400, Turki mendapat sanksi dari AS dan didepak dari kerja sama pembuatan pesawat tempur F-35.
3. Kanada
Kanada merupakan salah satu negara yang mengusulkan adanya aliansi pertahanan. Pada awal pembentukan NATO, Kanada menekankan bahwa NATO bukan hanya pakta militer, namun perlu adanya ikatan politik, ekonomi, dan budaya di antara para anggotanya.
Negara yang terletak di benua Amerika ini sering menyelenggarakan pertemuan, konferensi, dan latihan militer NATO sejak awal tahun 1950-an.
Kanada juga pernah menjadi tuan rumah pertemuan Dewan di Ottawa. Dalam pertemuan ini, sekutu NATO menyetujui ekspansi pertama NATO, berupa perluasan keanggotaan ke Yunani dan Turki.
Sementara, wilayah itu berada dalam kendali Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Prancis. Hal ini kemudian membawa AS dan Uni Soviet kepada konflik yang meruncing.
Amerika Serikat lalu menginisiasi aliansi AS dan Eropa untuk memperkuat keamanan di Eropa Barat.
Dibentuklah North Atlantic Treaty Organization (NATO) pada 4 April 1949 oleh 12 negara pendiri. Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu kini memiliki 30 negara anggota, yang bukan hanya berasal dari Eropa.
Berikut negara anggota NATO non-Eropa yang memperkuat blok tersebut.
1. Amerika Serikat
Amerika Serikat merasa perlu untuk bertindak aktif dalam isu-isu internasional. Selain untuk memperkuat posisinya di berbagai kawasan, Amerika khawatir jika pengaruh Uni Soviet meluas.
Karena itu, negara yang berada di benua Amerika ini memainkan peran utama dalam pembentukan struktur militer terintegrasi NATO.
Pembentukan NATO dilandaskan pada Perjanjian Washington (dikenal pula sebagai Pakta Atlantik Utara).
Isi perjanjian itu mengikat setiap negara anggota untuk bersama dan berbagi tanggung jawab, manfaat, serta risiko atas pertahanan kolektif mereka.
Amerika Serikat melalui NATO semakin memperluas pengaruhnya hingga Eropa Timur dan Tengah.
2. Turki
Turki merupakan negara yang daratannya lebih dominan berada Benua Asia dibandingkan di Eropa. Perbandingannya, 95% di Asia dan 5% di Eropa.
Turki bergabung dengan NATO pada 18 Februari 1952. Bergabungnya Turki dengan NATO membuat keamanan negara ini terjamin, di samping juga memperkuat identitas Baratnya.
Turki merupakan negara sekutu yang kuat karena lokasinya yang strategis di sisi tenggara aliansi dan memiliki militer yang kuat.
NATO bahkan mendirikan markas militer di Turki, tepatnya di kota pelabuhan Izmir.
Saat ini Turki dipimpin oleh pemerintahan dari partai yang berbasis Islam. Itu artinya, kini Turki dianggap sebagai perwakilan kekuatan Islam di NATO.
Posisi Turki di NATO saat ini pun menjadi sorotan, terutama setelah negara itu membeli sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia.
Karena pembelian S-400, Turki mendapat sanksi dari AS dan didepak dari kerja sama pembuatan pesawat tempur F-35.
3. Kanada
Kanada merupakan salah satu negara yang mengusulkan adanya aliansi pertahanan. Pada awal pembentukan NATO, Kanada menekankan bahwa NATO bukan hanya pakta militer, namun perlu adanya ikatan politik, ekonomi, dan budaya di antara para anggotanya.
Negara yang terletak di benua Amerika ini sering menyelenggarakan pertemuan, konferensi, dan latihan militer NATO sejak awal tahun 1950-an.
Kanada juga pernah menjadi tuan rumah pertemuan Dewan di Ottawa. Dalam pertemuan ini, sekutu NATO menyetujui ekspansi pertama NATO, berupa perluasan keanggotaan ke Yunani dan Turki.
(sya)
tulis komentar anda