AS Diam-diam Siapkan Skenario Jika Putin Gunakan Bom Nuklir Terkuat Rusia
Kamis, 24 Maret 2022 - 11:57 WIB
BRUSSELS - Amerika Serikat (AS) diam-diam sudah menyusun skenario tentang respons Amerika jika Presiden Rusia Vladimir Putin nekat menggunakan bom nuklir terkuatnya dalam perang di Ukraina .
Rencana kontijensi itu disusun setelah Gedung Putih mengumpulkan tim pejabat keamanan nasionalnya.
Putin telah memperingatkan Barat agar tidak ikut campur dalam perang Rusia di Ukraina dan mengancam akan melepaskan persediaan senjata kimia, biologi, atau bahkan senjata nuklir terkuatnya.
The Tiger Team [Tim Harimau], demikian kelompok pejabat keamanan nasional itu dikenal, juga memeriksa tanggapan jika Putin mencapai wilayah NATO untuk menyerang konvoi yang membawa senjata dan bantuan ke Ukraina.
Penyusunan rencana kontijensi itu diungkap beberapa pejabat yang terlibat dalam proses tersebut.
Bertemu tiga kali seminggu, dalam sesi rahasia, Tim Harimau juga melihat tanggapan jika Rusia berusaha untuk memperluas perang ke negara-negara tetangga, termasuk Moldova dan Georgia, dan bagaimana mempersiapkan negara-negara Eropa untuk pengungsi yang mengalir dalam skala yang tidak terlihat di puluhan tahun.
Kontinjensi tersebut diharapkan menjadi inti dari sesi luar biasa di Brussels pada hari Kamis (24/3/2022), ketika Presiden Joe Biden bertemu dengan para pemimpin dari 29 negara NATO lainnya, yang akan bertemu untuk pertama kalinya—secara tertutup, ponsel dan ajudan mereka disingkirkan—sejak Putin menginvasi Ukraina.
Hanya sebulan yang lalu, skenario seperti itu tampak lebih teoretis. Tapi hari ini, dari Gedung Putih hingga markas NATO di Brussels, sebuah pengakuan telah ditetapkan bahwa Rusia dapat beralih ke senjata paling kuat di gudang senjatanya untuk menyelamatkan diri dari kebuntuan militer.
Rencana kontijensi itu disusun setelah Gedung Putih mengumpulkan tim pejabat keamanan nasionalnya.
Putin telah memperingatkan Barat agar tidak ikut campur dalam perang Rusia di Ukraina dan mengancam akan melepaskan persediaan senjata kimia, biologi, atau bahkan senjata nuklir terkuatnya.
The Tiger Team [Tim Harimau], demikian kelompok pejabat keamanan nasional itu dikenal, juga memeriksa tanggapan jika Putin mencapai wilayah NATO untuk menyerang konvoi yang membawa senjata dan bantuan ke Ukraina.
Penyusunan rencana kontijensi itu diungkap beberapa pejabat yang terlibat dalam proses tersebut.
Bertemu tiga kali seminggu, dalam sesi rahasia, Tim Harimau juga melihat tanggapan jika Rusia berusaha untuk memperluas perang ke negara-negara tetangga, termasuk Moldova dan Georgia, dan bagaimana mempersiapkan negara-negara Eropa untuk pengungsi yang mengalir dalam skala yang tidak terlihat di puluhan tahun.
Kontinjensi tersebut diharapkan menjadi inti dari sesi luar biasa di Brussels pada hari Kamis (24/3/2022), ketika Presiden Joe Biden bertemu dengan para pemimpin dari 29 negara NATO lainnya, yang akan bertemu untuk pertama kalinya—secara tertutup, ponsel dan ajudan mereka disingkirkan—sejak Putin menginvasi Ukraina.
Hanya sebulan yang lalu, skenario seperti itu tampak lebih teoretis. Tapi hari ini, dari Gedung Putih hingga markas NATO di Brussels, sebuah pengakuan telah ditetapkan bahwa Rusia dapat beralih ke senjata paling kuat di gudang senjatanya untuk menyelamatkan diri dari kebuntuan militer.
tulis komentar anda