Dituding Biden Berencana Gunakan Senjata Kimia, Ini Jawaban Rusia
Selasa, 22 Maret 2022 - 23:42 WIB
MOSKOW - Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov membantah tuduhan bahwaMoskow mungkin berencana untuk menggunakan senjata biologis atau kimia di Ukraina .
"Kami tidak memiliki keduanya," kata Ryabkov kepada wartawan di Moskow.
"Apa yang dikatakan orang Amerika adalah sindiran jahat. Kami telah mendengarnya sepanjang waktu dan kami telah memberikan jawaban yang lengkap kepada mereka untuk waktu yang lama. Masalahnya adalah, AS tidak memiliki kebiasaan mendengarkan siapa pun kecuali dirinya sendiri," tuturnya seperti dilansir ABC News, Selasa (22/3/2022).
Komentar Ryabkov muncul setelah Presiden AS Joe Biden menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin salah mengklaim bahwa Amerika Serikat dan Ukraina sedang mengembangkan senjata biologis atau kimia untuk digunakan melawan Rusia, etorika yang dikatakan Biden menunjukkan bahwa Putin sedang mempertimbangkan untuk menggunakan jenis senjata mematikan itu di Ukraina.
"Dia sudah menggunakan senjata kimia di masa lalu, dan kita harus berhati-hati dengan apa yang akan terjadi," kata Biden pada hari Senin dalam sambutannya di Pertemuan Triwulanan CEO Business Roundtable di Washington.
Lebih jauh Ryabkov memperingatkan bahwa AS harus berhenti memasok Ukraina dengan senjata dan membuat ancaman ke Moskow untuk "mempertahankan hubungan" dengan Rusia.
“Mereka hanya perlu menghentikan eskalasi mereka, baik eskalasi verbal maupun dalam hal mengisi wilayah Kiev dengan senjata. Mereka harus berhenti menghasilkan ancaman terhadap Rusia,” ujar Ryabkov.
"Sementara itu, jika mereka berhasil entah bagaimana secara positif mempengaruhi Kiev, sesuatu yang tidak hanya saya ragukan, tapi saya yakin itu tidak akan terjadi, sayangnya, maka saya pikir akan ada prospek tertentu untuk normalisasi hubungan," imbuhnya.
"Untuk saat ini, kami melihat kecenderungan menurun dalam hubungan dengan negara kami karena kesalahan AS," tambahnya.
“Kami menyesalinya, tetapi itu tidak memengaruhi tekad kami untuk bergerak menuju pencapaian tujuan operasi militer khusus dan untuk beradaptasi dengan keadaan yang terkait dengan sanksi Amerika dan sanksi yang dijatuhkan oleh satelit Eropa AS atas perintahnya,” tuturnya.
Ketika ditanya apakah Moskow berencana untuk menarik duta besarnya, Ryabkov mengatakan kepada wartawan bahwa masa depan hubungan Rusia-AS tergantung pada Washington.
"Sebuah catatan protes disampaikan kepada duta besar Amerika kemarin. Dikatakan bahwa perkembangan saat ini menempatkan hubungan ini di ambang perpisahan," ucapnya.
"Tidak ada apa pun di sini selain apa yang dikatakan di sana: bahwa pertanyaannya adalah tentang kebijakan yang akan dipilih AS," pungkasnya.
"Kami tidak memiliki keduanya," kata Ryabkov kepada wartawan di Moskow.
"Apa yang dikatakan orang Amerika adalah sindiran jahat. Kami telah mendengarnya sepanjang waktu dan kami telah memberikan jawaban yang lengkap kepada mereka untuk waktu yang lama. Masalahnya adalah, AS tidak memiliki kebiasaan mendengarkan siapa pun kecuali dirinya sendiri," tuturnya seperti dilansir ABC News, Selasa (22/3/2022).
Komentar Ryabkov muncul setelah Presiden AS Joe Biden menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin salah mengklaim bahwa Amerika Serikat dan Ukraina sedang mengembangkan senjata biologis atau kimia untuk digunakan melawan Rusia, etorika yang dikatakan Biden menunjukkan bahwa Putin sedang mempertimbangkan untuk menggunakan jenis senjata mematikan itu di Ukraina.
"Dia sudah menggunakan senjata kimia di masa lalu, dan kita harus berhati-hati dengan apa yang akan terjadi," kata Biden pada hari Senin dalam sambutannya di Pertemuan Triwulanan CEO Business Roundtable di Washington.
Lebih jauh Ryabkov memperingatkan bahwa AS harus berhenti memasok Ukraina dengan senjata dan membuat ancaman ke Moskow untuk "mempertahankan hubungan" dengan Rusia.
“Mereka hanya perlu menghentikan eskalasi mereka, baik eskalasi verbal maupun dalam hal mengisi wilayah Kiev dengan senjata. Mereka harus berhenti menghasilkan ancaman terhadap Rusia,” ujar Ryabkov.
"Sementara itu, jika mereka berhasil entah bagaimana secara positif mempengaruhi Kiev, sesuatu yang tidak hanya saya ragukan, tapi saya yakin itu tidak akan terjadi, sayangnya, maka saya pikir akan ada prospek tertentu untuk normalisasi hubungan," imbuhnya.
"Untuk saat ini, kami melihat kecenderungan menurun dalam hubungan dengan negara kami karena kesalahan AS," tambahnya.
“Kami menyesalinya, tetapi itu tidak memengaruhi tekad kami untuk bergerak menuju pencapaian tujuan operasi militer khusus dan untuk beradaptasi dengan keadaan yang terkait dengan sanksi Amerika dan sanksi yang dijatuhkan oleh satelit Eropa AS atas perintahnya,” tuturnya.
Ketika ditanya apakah Moskow berencana untuk menarik duta besarnya, Ryabkov mengatakan kepada wartawan bahwa masa depan hubungan Rusia-AS tergantung pada Washington.
"Sebuah catatan protes disampaikan kepada duta besar Amerika kemarin. Dikatakan bahwa perkembangan saat ini menempatkan hubungan ini di ambang perpisahan," ucapnya.
"Tidak ada apa pun di sini selain apa yang dikatakan di sana: bahwa pertanyaannya adalah tentang kebijakan yang akan dipilih AS," pungkasnya.
(ian)
tulis komentar anda