Biden Ramal Tatanan Dunia Baru Segera Dibentuk, AS Harus Memimpin
Selasa, 22 Maret 2022 - 17:22 WIB
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengklaim "tatanan dunia baru" akan segera dibentuk dan terserah Amerika Serikat untuk memimpinnya.
Selama pidato di Pertemuan Kuartalan CEO Business Roundtable pada Senin (21/3/2022), Biden mengklaim dunia berada pada “titik belok” yang “terjadi setiap tiga atau empat generasi” dan terserah AS untuk menentukan hasilnya.
“Seperti yang dikatakan salah satu petinggi militer kepada saya dalam pertemuan keamanan tempo hari, 60 juta orang tewas antara tahun 1900 dan 1946, dan sejak itu kita telah membentuk tatanan dunia liberal dan itu tidak terjadi dalam waktu yang lama,” ujar presiden.
“Banyak orang meninggal, tetapi tidak ada kekacauan, dan sekarang saatnya segalanya berubah,” papar dia, dilansir RT.com pada Selasa (22/3/2022).
“Akan ada tatanan dunia baru di luar sana, dan kita harus memimpinnya, dan kita harus menyatukan seluruh dunia bebas untuk melakukannya,” ujar Biden.
Komentar tersebut memicu perhatian di AS dan seluruh dunia serta mengakibatkan “Tatanan Dunia Baru” menjadi salah satu topik trending Twitter pada Senin.
Istilah “tatanan dunia baru” secara historis telah digunakan untuk merujuk pada era perubahan global yang besar dan telah digunakan para politisi seperti mantan Presiden AS George HW Bush, mantan Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger, dan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair.
Namun, selama beberapa dekade, frasa tersebut juga menjadi subjek teori konspirasi besar yang menuduh plot rahasia dan elitis untuk membentuk pemerintahan global yang menindas.
Para politisi dan pejabat pemerintah sebelumnya telah menerima kritik karena menggunakan istilah tersebut.
Yang terbaru adalah Dr Kerry Chant, kepala petugas kesehatan negara bagian New South Wales, Australia.
"Kita akan melihat seperti apa pelacakan kontak di tatanan dunia baru," ungkap Chant saat konferensi pers Covid-19 September, yang mendorong istilah itu menjadi tren di media sosial.
Wartawan dan pengguna media sosial lainnya mengkritik Chant karena menggunakan istilah tersebut, dengan mantan jurnalis Chris Urquhart menulis, “Pejabat pemerintah akan disarankan menghindari frasa seperti 'tatanan dunia baru' ketika mereka berbicara di konferensi pers tentang pembatasan besar-besaran pada kebebasan manusia.”
Selama pidato di Pertemuan Kuartalan CEO Business Roundtable pada Senin (21/3/2022), Biden mengklaim dunia berada pada “titik belok” yang “terjadi setiap tiga atau empat generasi” dan terserah AS untuk menentukan hasilnya.
“Seperti yang dikatakan salah satu petinggi militer kepada saya dalam pertemuan keamanan tempo hari, 60 juta orang tewas antara tahun 1900 dan 1946, dan sejak itu kita telah membentuk tatanan dunia liberal dan itu tidak terjadi dalam waktu yang lama,” ujar presiden.
“Banyak orang meninggal, tetapi tidak ada kekacauan, dan sekarang saatnya segalanya berubah,” papar dia, dilansir RT.com pada Selasa (22/3/2022).
“Akan ada tatanan dunia baru di luar sana, dan kita harus memimpinnya, dan kita harus menyatukan seluruh dunia bebas untuk melakukannya,” ujar Biden.
Komentar tersebut memicu perhatian di AS dan seluruh dunia serta mengakibatkan “Tatanan Dunia Baru” menjadi salah satu topik trending Twitter pada Senin.
Istilah “tatanan dunia baru” secara historis telah digunakan untuk merujuk pada era perubahan global yang besar dan telah digunakan para politisi seperti mantan Presiden AS George HW Bush, mantan Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger, dan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair.
Namun, selama beberapa dekade, frasa tersebut juga menjadi subjek teori konspirasi besar yang menuduh plot rahasia dan elitis untuk membentuk pemerintahan global yang menindas.
Para politisi dan pejabat pemerintah sebelumnya telah menerima kritik karena menggunakan istilah tersebut.
Yang terbaru adalah Dr Kerry Chant, kepala petugas kesehatan negara bagian New South Wales, Australia.
"Kita akan melihat seperti apa pelacakan kontak di tatanan dunia baru," ungkap Chant saat konferensi pers Covid-19 September, yang mendorong istilah itu menjadi tren di media sosial.
Wartawan dan pengguna media sosial lainnya mengkritik Chant karena menggunakan istilah tersebut, dengan mantan jurnalis Chris Urquhart menulis, “Pejabat pemerintah akan disarankan menghindari frasa seperti 'tatanan dunia baru' ketika mereka berbicara di konferensi pers tentang pembatasan besar-besaran pada kebebasan manusia.”
(sya)
tulis komentar anda