Mengejutkan, Pakar Militer AS Sebut Salah Besar Menilai Rusia Kalah Perang Ukraina

Kamis, 17 Maret 2022 - 14:43 WIB
Gedung apartemen di Kiev, Ukraina, terbakar setelah diserang pasukan Rusia. Pakar militer AS sebut salah besar jika Ukraina menyimpulkan Rusia kalah perang lantaran lambatnya invasi. Foto/Layanan Pers Layanan Daurat Negara Ukraina/REUTERS
WASHINGTON - Seorang pakar militer Amerika Serikat (AS) membuat analisa mengejutkan tentang taktik perang Rusia di Ukraina . Dia mengatakan salah besar jika menilai Moskow kalah perang dengan alasan pergerakan invasinya melambat.

Kiev selama ini percaya bahwa pasukan Moskow mengalami kekalahan dalam perangnya di Ukraina karena invasi berjalan lambat. Bahkan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengklaim belasan ribu tentara Moskow sudah terbunuh sejak invasi dimulai 24 Februari.

Douglas Macgregor, pakar militer yang juga pensiunan Angkatan Darat AS, mengatakan kepada Grayzone bahwa pemerintah Barat secara keliru percaya dengan melambatnya invasi Moskow.

Menurutnya, gerak lambat itu adalah taktik yang disengaja Rusia, yang dirancang untuk menghindari korban sipil. Namun, kata dia, Barat memanfaatkan kekeliruan itu dengan mendukung klaim kemenangan Ukraina dan menyalurkan senjata untuk memperpanjang pertempuran.





Mantan penasihat tinggi Pentagon itu mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin telah memberikan perintah ketat sejak awal untuk menghindari korban sipil dan kerusakan properti yang luas di Ukraina.

"Hal ini telah memperlambat kemajuan Rusia ke titik di mana ia telah memberikan harapan palsu baik kepada Ukraina, tetapi dimanfaatkan oleh orang-orang di Barat, untuk mencoba dan meyakinkan dunia bahwa kekalahan sedang berlangsung, padahal sebenarnya yang terjadi adalah kebalikannya dalam kasus ini,” kata Macgregor.

"Perang, untuk semua maksud dan tujuan, telah diputuskan," kata pensiunan kolonel Amerika itu.

“Seluruh operasi sejak hari pertama difokuskan pada penghancuran pasukan Ukraina. Itu sebagian besar lengkap," imbuh dia, yang dilansir Rabu (16/3/2022).
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More