Memanas, Putin Didesak Mengebom Situs Tes Senjata Terbesar AS
Kamis, 17 Maret 2022 - 11:04 WIB
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin didesak untuk mengebom situs tes senjata terbesar Amerika Serikat (AS) sebagai peringatan. Desakan ini datang dari politisi Moskow di tengah ketegangan dengan AS yang semakin terkait krisis Ukraina .
Politisi Rusia yang mendesak Putin itu adalah Yevgeny Alexeyevich Fyodorov. Menurutnya, Putin perlu menembakkan rudal balistik di tempat pengujian senjata terbesar di AS karena para pemimpin Barat telah bertindak dengan asumsi bahwa Putin tidak memiliki "kartu truf" di tangannya.
Fyodorov, seorang wakil Duma Rusia, mengatakan "kartu truf" lain yang dia usulkan adalah pengeboman laboratorium milik angkatan bersenjata AS.
Fyodorov percaya bahwa jika Rusia benar-benar menyerang musuh Perang Dingin-nya, Amerika tidak akan membalas.
Dengan sanksi dari negara-negara Barat yang masih berlaku terhadap Rusia, Presiden Vladimir Putin telah memperingatkan bahwa sanksi itu mirip dengan tindakan perang.
Fyodorov, dalam sebuah wawancara yang diterjemahkan oleh MEMRI TV dan dikutip The Mirror pada Rabu (16/3/2022), mengatakan: "Sampai ada demonstrasi fisik dari tekad (Moskow), Amerika akan menganggap posisi Rusia dan (Putin) sebagai gertakan."
"Jadi mereka membutuhkan demonstrasi. Demonstrasi yang paling meyakinkan adalah penghancuran fisik fasilitas Departemen Pertahanan Amerika. Saya berbicara tentang fasilitas, yang menurut hukum internasional memberikan hak untuk kita hancurkan," ujarnya.
Anggota parlemen Rusia itu juga menuduh bahwa serangan rudal itu dapat menghantam laboratorium yang mengembangkan COVID-19.
Politisi Rusia yang mendesak Putin itu adalah Yevgeny Alexeyevich Fyodorov. Menurutnya, Putin perlu menembakkan rudal balistik di tempat pengujian senjata terbesar di AS karena para pemimpin Barat telah bertindak dengan asumsi bahwa Putin tidak memiliki "kartu truf" di tangannya.
Fyodorov, seorang wakil Duma Rusia, mengatakan "kartu truf" lain yang dia usulkan adalah pengeboman laboratorium milik angkatan bersenjata AS.
Fyodorov percaya bahwa jika Rusia benar-benar menyerang musuh Perang Dingin-nya, Amerika tidak akan membalas.
Dengan sanksi dari negara-negara Barat yang masih berlaku terhadap Rusia, Presiden Vladimir Putin telah memperingatkan bahwa sanksi itu mirip dengan tindakan perang.
Fyodorov, dalam sebuah wawancara yang diterjemahkan oleh MEMRI TV dan dikutip The Mirror pada Rabu (16/3/2022), mengatakan: "Sampai ada demonstrasi fisik dari tekad (Moskow), Amerika akan menganggap posisi Rusia dan (Putin) sebagai gertakan."
"Jadi mereka membutuhkan demonstrasi. Demonstrasi yang paling meyakinkan adalah penghancuran fisik fasilitas Departemen Pertahanan Amerika. Saya berbicara tentang fasilitas, yang menurut hukum internasional memberikan hak untuk kita hancurkan," ujarnya.
Anggota parlemen Rusia itu juga menuduh bahwa serangan rudal itu dapat menghantam laboratorium yang mengembangkan COVID-19.
tulis komentar anda