Bikin Geger, Dosen Ini Putar Film Porno saat Kuliah Online via Zoom
Rabu, 16 Maret 2022 - 05:36 WIB
SYDNEY - Seorang dosen Western Sydney University di Australia diskors. Musababnya, dia membuat heboh dengan memutar film porno selama kuliah online dengan belasan mahasiswa dan mahasiswi via Zoom.
Dosen tersebut dan rekannya mengadakan kelas online "Pengenalan keterampilan penting untuk kesuksesan akademik", sebuah materi literasi dasar untuk mahasiswa yang memasuki universitas melalui Zoom ketika insiden memalukan itu terjadi.
Dia sempat istirahat saat pelajaran dan lupa mem-pause rapat Zoom untuk 15 mahasiswa dan mahasiwi yang hadir.
Lalu, tiba-tiba sebuah layar dari situs porno dengan judul "18+ Cams with Sexy Cam Girls" muncul, menampilkan serangkaian gambar eksplisit wanita muda.
Seorang ayah dari satu mahasiswi, yang menolak diidentifikasi, mengatakan putrinya marah dengan kejadian itu.
"Dia sangat kesal sampai-sampai dia berpikir untuk keluar dari universitas," katanya.
“Seharusnya seorang pengajar menjadi pemimpin di masyarakat, seorang figur ayah atau ibu, jadi saya kira dia tidak harus dalam peran itu,” katanya, seraya menambahkan bahwa dia tercengang bahwa dosen akan menunjukkan hal itu kepada anak-anak muda.
"Ini adalah pelanggaran kepercayaan," katanya.
Laporan telah diajukan ke universitas dan dosen tersebut ditangani sesuai dengan kebijakan dan prosedur universitas setelah penyelidikan.
"Universitas diberitahu tentang insiden yang terjadi pada Rabu, 9 Maret, saat kuliah Zoom, setelah menerima sejumlah keluhan dari mahasiswa dan orang tua," kata pihak universitas dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari The Sunday Telegraph, Selasa (15/3/2022).
“Universitas telah mengambil tindakan cepat, menghentikan akademisi yang bersangkutan sementara menyelesaikan penyelidikan penuh dan menyeluruh tentang masalah ini,” lanjut pihak universitas, seraya menambahkan bahwa pihaknya juga telah menjangkau mahasiswa dan mahasiswi yang terkena dampak untuk memberikan dukungan.
Menurut laporan media tersebut, dosen yang bersangkutan telah mengajar bahasa Inggris di universitas itu sejak tahun 2015.
Lihat Juga: Australia Nekad Larang Media Sosial untuk Anak di Bawah 16 Tahun, Langkah Positif atau Salah Arah?
Dosen tersebut dan rekannya mengadakan kelas online "Pengenalan keterampilan penting untuk kesuksesan akademik", sebuah materi literasi dasar untuk mahasiswa yang memasuki universitas melalui Zoom ketika insiden memalukan itu terjadi.
Dia sempat istirahat saat pelajaran dan lupa mem-pause rapat Zoom untuk 15 mahasiswa dan mahasiwi yang hadir.
Lalu, tiba-tiba sebuah layar dari situs porno dengan judul "18+ Cams with Sexy Cam Girls" muncul, menampilkan serangkaian gambar eksplisit wanita muda.
Seorang ayah dari satu mahasiswi, yang menolak diidentifikasi, mengatakan putrinya marah dengan kejadian itu.
"Dia sangat kesal sampai-sampai dia berpikir untuk keluar dari universitas," katanya.
“Seharusnya seorang pengajar menjadi pemimpin di masyarakat, seorang figur ayah atau ibu, jadi saya kira dia tidak harus dalam peran itu,” katanya, seraya menambahkan bahwa dia tercengang bahwa dosen akan menunjukkan hal itu kepada anak-anak muda.
"Ini adalah pelanggaran kepercayaan," katanya.
Laporan telah diajukan ke universitas dan dosen tersebut ditangani sesuai dengan kebijakan dan prosedur universitas setelah penyelidikan.
"Universitas diberitahu tentang insiden yang terjadi pada Rabu, 9 Maret, saat kuliah Zoom, setelah menerima sejumlah keluhan dari mahasiswa dan orang tua," kata pihak universitas dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari The Sunday Telegraph, Selasa (15/3/2022).
“Universitas telah mengambil tindakan cepat, menghentikan akademisi yang bersangkutan sementara menyelesaikan penyelidikan penuh dan menyeluruh tentang masalah ini,” lanjut pihak universitas, seraya menambahkan bahwa pihaknya juga telah menjangkau mahasiswa dan mahasiswi yang terkena dampak untuk memberikan dukungan.
Menurut laporan media tersebut, dosen yang bersangkutan telah mengajar bahasa Inggris di universitas itu sejak tahun 2015.
Lihat Juga: Australia Nekad Larang Media Sosial untuk Anak di Bawah 16 Tahun, Langkah Positif atau Salah Arah?
(min)
tulis komentar anda