Ukraina: 9 Hari Pengepungan Mariupol Tewaskan 1.207 Warga Sipil
Kamis, 10 Maret 2022 - 09:23 WIB
KIEV - Sebanyak 1.207 warga sipil tewas dalam pengepungan sembilan hari oleh pasukan Rusia di kota pelabuhan Mariupol, Ukraina. Pernyataan itu diungkapkan otoritas setempat pada Rabu (9/3/2022).
“Sembilan hari pertama pengepungan Rusia menyaksikan 1.207 penduduk Mariupol yang damai itu sekarat,” papar pernyataan otoritas kota tenggara di Laut Azov memposting di Telegram.
Diminta untuk mengkonfirmasi jumlah korban, layanan pers kepresidenan Ukraina mengatakan, “Kami tidak memiliki angka pasti. Tapi sebelumnya, itu benar.”
Pada Rabu (9/3/2022), serangan udara Rusia merusak rumah sakit anak-anak di kota berpenduduk lebih dari 400.000 jiwa itu, melukai 17 staf.
Serangan itu dikutuk oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sebagai "kekejaman" dan digambarkan sebagai "biadab" oleh Gedung Putih.
Pemerintah kota mengatakan, “Mariupol telah mengalami sembilan hari penembakan terus menerus terhadap penduduk sipil dengan setengah juta orang tanpa lampu, air, panas dan komunikasi."
Beberapa upaya evakuasi telah gagal dan ombudsman Ukraina Lyudmyla Denisova mengatakan pada Rabu bahwa kota itu menghadapi krisis kemanusiaan.
Adapun rute evakuasi yang direncanakan ke Zaporizhzhia di barat laut belum dibersihkan dari ranjau darat. Ledakan ranjau darat dapat menewaskan atau melukai para pengungsi yang melintasi rute evakuasi itu.
Walikota kota Vadym Boichenko memposting video di mana dia berkata, "Hati saya hari ini penuh dengan kemarahan."
"Hari ini Rusia dipimpin oleh pemimpinnya Presiden (Vladimir) Putin melakukan serangan udara di kota yang damai, menembaki satu rumah sakit anak-anak," ungkap dia.
“Mereka ingin mengambil nyawa anak-anak kami, wanita kami, dokter kami,” ujar dia.
Dia meminta mitra internasional Ukraina untuk membantu dan zona larangan terbang diterapkan di atas Ukraina.
"Kami akan bertahan sampai akhir," janji dia.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
“Sembilan hari pertama pengepungan Rusia menyaksikan 1.207 penduduk Mariupol yang damai itu sekarat,” papar pernyataan otoritas kota tenggara di Laut Azov memposting di Telegram.
Diminta untuk mengkonfirmasi jumlah korban, layanan pers kepresidenan Ukraina mengatakan, “Kami tidak memiliki angka pasti. Tapi sebelumnya, itu benar.”
Pada Rabu (9/3/2022), serangan udara Rusia merusak rumah sakit anak-anak di kota berpenduduk lebih dari 400.000 jiwa itu, melukai 17 staf.
Serangan itu dikutuk oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sebagai "kekejaman" dan digambarkan sebagai "biadab" oleh Gedung Putih.
Pemerintah kota mengatakan, “Mariupol telah mengalami sembilan hari penembakan terus menerus terhadap penduduk sipil dengan setengah juta orang tanpa lampu, air, panas dan komunikasi."
Beberapa upaya evakuasi telah gagal dan ombudsman Ukraina Lyudmyla Denisova mengatakan pada Rabu bahwa kota itu menghadapi krisis kemanusiaan.
Adapun rute evakuasi yang direncanakan ke Zaporizhzhia di barat laut belum dibersihkan dari ranjau darat. Ledakan ranjau darat dapat menewaskan atau melukai para pengungsi yang melintasi rute evakuasi itu.
Walikota kota Vadym Boichenko memposting video di mana dia berkata, "Hati saya hari ini penuh dengan kemarahan."
"Hari ini Rusia dipimpin oleh pemimpinnya Presiden (Vladimir) Putin melakukan serangan udara di kota yang damai, menembaki satu rumah sakit anak-anak," ungkap dia.
“Mereka ingin mengambil nyawa anak-anak kami, wanita kami, dokter kami,” ujar dia.
Dia meminta mitra internasional Ukraina untuk membantu dan zona larangan terbang diterapkan di atas Ukraina.
"Kami akan bertahan sampai akhir," janji dia.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
(sya)
tulis komentar anda