Putra Mahkota Arab Saudi dan UEA Kompak Tolak Telepon dari Biden, Apa Sebabnya?
Rabu, 09 Maret 2022 - 19:06 WIB
Harga gas di Amerika melonjak pada Selasa ke level tertinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya sebesar USD4,17 per galon, dengan para ahli memperingatkan perkembangan akan terus mendorong biaya energi naik.
Lebih jauh lagi, perebutan meningkatkan pasokan minyak bahkan telah mendorong Washington, untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun, membuka kembali saluran diplomatik dengan salah satu sekutu terdekat Rusia di Amerika Latin, Venezuela.
Negara di pantai utara Amerika Selatan ini memiliki cadangan minyak terbukti terbesar di dunia dan pernah menjadi eksportir utama hingga produksinya turun dari sekitar 3 juta barel per hari menjadi kurang dari satu juta barel di tengah sanksi keras yang diberlakukan AS.
Hukuman dijatuhkan terhadap pemerintah Venezuela yang terpilih secara demokratis pada Januari 2019 setelah tokoh oposisi Venezuela Juan Guaido mengumumkan dirinya sebagai "presiden sementara" negara itu.
Guaido memimpin upaya kudeta yang gagal, dengan pemerintahan Donald Trump mengakui klaimnya pada Januari 2019.
Beberapa hari yang lalu, delegasi Amerika mengunjungi Caracas dalam upaya membahas "keamanan energi" dan memastikan produksi minyak tambahan untuk menopang ekonomi AS.
Sekarang, Venezuela telah membebaskan dari penjara setidaknya dua orang warga Amerika, Gustavo Cardenas, satu dari enam eksekutif Exxon yang ditahan di Venezuela atas tuduhan korupsi dan penggelapan sejak 2017, dan Jorge Alberto Fernandez, warga Kuba-Amerika yang ditahan atas tuduhan terorisme.
Langkah ini dilihat para analis sebagai isyarat niat baik yang nyata dan mungkin merupakan awal dari anggota OPEC yang meningkatkan produksi untuk meredakan lonjakan harga minyak dunia.
Sementara itu, Biden mengklaim keputusan melarang semua impor energi dari Rusia akan memberikan "pukulan kuat lainnya bagi mesin perang Putin".
Moskow meluncurkan operasi militer khusus yang bertujuan demiliterisasi dan de-Nazifikasi Ukraina pada 24 Februari, yang dilakukan dalam koordinasi dengan sekutu Donbass, Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk (DPR, LPR).
Lebih jauh lagi, perebutan meningkatkan pasokan minyak bahkan telah mendorong Washington, untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun, membuka kembali saluran diplomatik dengan salah satu sekutu terdekat Rusia di Amerika Latin, Venezuela.
Negara di pantai utara Amerika Selatan ini memiliki cadangan minyak terbukti terbesar di dunia dan pernah menjadi eksportir utama hingga produksinya turun dari sekitar 3 juta barel per hari menjadi kurang dari satu juta barel di tengah sanksi keras yang diberlakukan AS.
Hukuman dijatuhkan terhadap pemerintah Venezuela yang terpilih secara demokratis pada Januari 2019 setelah tokoh oposisi Venezuela Juan Guaido mengumumkan dirinya sebagai "presiden sementara" negara itu.
Guaido memimpin upaya kudeta yang gagal, dengan pemerintahan Donald Trump mengakui klaimnya pada Januari 2019.
Beberapa hari yang lalu, delegasi Amerika mengunjungi Caracas dalam upaya membahas "keamanan energi" dan memastikan produksi minyak tambahan untuk menopang ekonomi AS.
Sekarang, Venezuela telah membebaskan dari penjara setidaknya dua orang warga Amerika, Gustavo Cardenas, satu dari enam eksekutif Exxon yang ditahan di Venezuela atas tuduhan korupsi dan penggelapan sejak 2017, dan Jorge Alberto Fernandez, warga Kuba-Amerika yang ditahan atas tuduhan terorisme.
Langkah ini dilihat para analis sebagai isyarat niat baik yang nyata dan mungkin merupakan awal dari anggota OPEC yang meningkatkan produksi untuk meredakan lonjakan harga minyak dunia.
Sementara itu, Biden mengklaim keputusan melarang semua impor energi dari Rusia akan memberikan "pukulan kuat lainnya bagi mesin perang Putin".
Moskow meluncurkan operasi militer khusus yang bertujuan demiliterisasi dan de-Nazifikasi Ukraina pada 24 Februari, yang dilakukan dalam koordinasi dengan sekutu Donbass, Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk (DPR, LPR).
tulis komentar anda