2 Raja Arab Saudi yang Pernah Berperang dengan Negara Lain
Kamis, 03 Maret 2022 - 06:45 WIB
Sementara itu, AS mengirimkan 230 ribu tentaranya untuk ikut melindungi Kuwait dan melawan Irak.
Saudi, atas perintah Raja Fahd, juga membombardir Irak dengan serangan kejut sebanyak 7 ribu kali. Tentara Arab Saudi ikut berperang demi mengusir Irak dari Kuwait.
Raja Fahd memang dikenal sebagai pemimpin Saudi yang amat terbuka dan lihai dalam melakukan kerja sama internasional, hingga perundingan. Meskipun masih konservatif, namun Fahd bisa menjalin hubungan baik dengan negara-negara Barat termasuk Amerika Serikat.
2. Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud
Adik Raja Fahd yang kini memimpin Saudi, Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud, terlibat dalam Perang Yaman tahun 2014. Perang ini merupakan perang saudara yang terjadi antara kubu Presiden Abdarabbuh Mansur Hadi dengan pemberontak Houthi.
Dalam mengemban tugasnya sebagai Kepala Negara, Mansur Hadi tentu akan melakukan apa saja demi menjaga keutuhan negaranya, termasuk melawan para kaum separatis.
Sementara itu, Houthi hadir untuk memperjuangkan nasib kaum Syiah dan mulai menguasai ibu kota Yaman, Sanaa.
Houthi juga berhasil menyandera Hadi. Namun, dia melarikan diri dari penyanderaan dan bersembunyi di Kota Aden.
Saat itulah, Hadi meminta bantuan kepada negara-negara lain untuk turut melindungi Yaman. Permintaan itu langsung diiyakan Arab Saudi yang dipimpin Raja Salman.
Saudi, atas perintah Raja Fahd, juga membombardir Irak dengan serangan kejut sebanyak 7 ribu kali. Tentara Arab Saudi ikut berperang demi mengusir Irak dari Kuwait.
Raja Fahd memang dikenal sebagai pemimpin Saudi yang amat terbuka dan lihai dalam melakukan kerja sama internasional, hingga perundingan. Meskipun masih konservatif, namun Fahd bisa menjalin hubungan baik dengan negara-negara Barat termasuk Amerika Serikat.
2. Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud
Adik Raja Fahd yang kini memimpin Saudi, Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud, terlibat dalam Perang Yaman tahun 2014. Perang ini merupakan perang saudara yang terjadi antara kubu Presiden Abdarabbuh Mansur Hadi dengan pemberontak Houthi.
Dalam mengemban tugasnya sebagai Kepala Negara, Mansur Hadi tentu akan melakukan apa saja demi menjaga keutuhan negaranya, termasuk melawan para kaum separatis.
Sementara itu, Houthi hadir untuk memperjuangkan nasib kaum Syiah dan mulai menguasai ibu kota Yaman, Sanaa.
Houthi juga berhasil menyandera Hadi. Namun, dia melarikan diri dari penyanderaan dan bersembunyi di Kota Aden.
Saat itulah, Hadi meminta bantuan kepada negara-negara lain untuk turut melindungi Yaman. Permintaan itu langsung diiyakan Arab Saudi yang dipimpin Raja Salman.
tulis komentar anda