3 Negara yang Pernah Berkonflik dengan Rusia, Nomor 2 Kini Jadi Mitra Dekat
Selasa, 01 Maret 2022 - 14:32 WIB
Konflik yang terjadi antara China dan Rusia dimulai pada masa Perang Dingin. China secara lantang menyebut Uni Soviet sebagai “The Revisionist Traitor Group of Soviet Leadership" yang menyebabkan pecahnya pertikaian antara dua negara ini.
Konfrontasi tersebut terjadi mulai dari 1960 hingga akhir 1980-an dengan ditandai runtuhnya Soviet.
Lalu pecah perang sesungguhnya terjadi saat 1969, ketika Soviet melakukan penyerangan terhadap tentara China di Pulau Zhenbao. Konflik ini menyebabkan gerakan komunis internasional terpecah.
China menang atas perang melawan Soviet dengan memukul mundur tentara mereka dan menggagalkan Soviet menghancurkan tank. Hubungan Rusia dan China membaik pada 1991, 1994, dan 2004.
Saat ini China justru menjadi mitra dekat Rusia saat Moskow menghadapi berbagai sanksi Barat terkait serangan ke Ukraina.
3. Georgia
Pada tahun 2008, “perang lima hari” antara Rusia dan Georgia terjadi di kawasan Abkhazia dan Ossetia. Kedua wilayah ini melakukan upaya separatis.
Namun, konflik antara Rusia dan Georgia sendiri sudah terjadi tahun 1990-an, ketika pecahnya Uni Soviet memerdekakan beberapa negara.
Georgia yang sudah merdeka, menentang keputusan Abkhazia dan Ossetia untuk memisahkan diri. Rusia yang memberikan dukungan terhadap upaya separatis yang dilakukan Abkhazia dan Ossetia, pun “ikut campur”, sehingga terpiculah konflik antara Rusia dan Georgia.
Ditambah lagi, Georgia menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan NATO dan UE. Hal ini membuat Rusia berusaha mempertahankan pengaruhnya atas Georgia dengan memanfaatkan konflik politik Georgia, serta Abkhazia dan Ossetia.
Konfrontasi tersebut terjadi mulai dari 1960 hingga akhir 1980-an dengan ditandai runtuhnya Soviet.
Lalu pecah perang sesungguhnya terjadi saat 1969, ketika Soviet melakukan penyerangan terhadap tentara China di Pulau Zhenbao. Konflik ini menyebabkan gerakan komunis internasional terpecah.
China menang atas perang melawan Soviet dengan memukul mundur tentara mereka dan menggagalkan Soviet menghancurkan tank. Hubungan Rusia dan China membaik pada 1991, 1994, dan 2004.
Saat ini China justru menjadi mitra dekat Rusia saat Moskow menghadapi berbagai sanksi Barat terkait serangan ke Ukraina.
3. Georgia
Pada tahun 2008, “perang lima hari” antara Rusia dan Georgia terjadi di kawasan Abkhazia dan Ossetia. Kedua wilayah ini melakukan upaya separatis.
Namun, konflik antara Rusia dan Georgia sendiri sudah terjadi tahun 1990-an, ketika pecahnya Uni Soviet memerdekakan beberapa negara.
Georgia yang sudah merdeka, menentang keputusan Abkhazia dan Ossetia untuk memisahkan diri. Rusia yang memberikan dukungan terhadap upaya separatis yang dilakukan Abkhazia dan Ossetia, pun “ikut campur”, sehingga terpiculah konflik antara Rusia dan Georgia.
Ditambah lagi, Georgia menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan NATO dan UE. Hal ini membuat Rusia berusaha mempertahankan pengaruhnya atas Georgia dengan memanfaatkan konflik politik Georgia, serta Abkhazia dan Ossetia.
tulis komentar anda