Rusia Akui Sejumlah Tentara Tewas dan Disiksa Pasukan Ukraina
Senin, 28 Februari 2022 - 17:51 WIB
MOSKOW - Militer Rusia telah menderita sejumlah korban jiwa dan beberapa tentara akhirnya ditangkap pasukan lawan selama operasi militer yang sedang berlangsung di Ukraina.
Pernyataan itu diungkapkan juru bicara Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov pada Minggu (27/2/2022) selama konferensi pers, saat dia memberikan pembaruan informasi harian dalam konflik itu.
“Sejak peluncuran operasi, (militer Rusia) telah menghancurkan 254 tank dan kendaraan tempur lapis baja lainnya, 31 pesawat di darat, 46 sistem peluncuran roket ganda, 103 unit artileri dan mortir, 164 unit kendaraan militer khusus,” papar Konashenkov, dilansir RT.com.
Pejabat itu tidak merinci jumlah korban pasukan Rusia, hanya menyatakan mereka “beberapa kali lebih sedikit daripada jumlah nasionalis (Ukraina) yang tersingkir,” serta korban yang diderita pasukan militer reguler Ukraina.
Sejumlah kecil prajurit Rusia telah ditawan pasukan Ukraina, Konashenkov mengakui dan mengutuk perlakuan yang mereka terima di tangan pasukan lawan.
“Kami tahu bagaimana Nazi Ukraina memperlakukan beberapa prajurit Rusia yang ditangkap. Dan kita melihat bahwa pelecehan dan penyiksaan sama dengan yang dilakukan Nazi Jerman dan antek-antek mereka dalam Perang Patriotik Hebat,” ujar dia.
“Militer Rusia telah memantau dengan cermat rekaman yang konon menunjukkan pelecehan terhadap tentara Rusia oleh kelompok nasionalis Ukraina,” tegas dia.
Dia berjanji membawa mereka yang terlibat dalam perilaku kejam seperti itu ke pengadilan.
“Ini berlaku untuk para pemimpin rezim Kiev dan antek-antek mereka, yang secara langsung menyerukan pelecehan terhadap personel militer Rusia yang melanggar konvensi tentang perlakuan terhadap tawanan perang,” ungkap Konashenkov.
Dia mengancam, "Kalian semua akan ditemukan dan pasti akan menghadapi pembalasan yang berat."
Menurut dia, setiap tentara Ukraina yang akhirnya ditangkap oleh pasukan Rusia, bagaimanapun, akan diperlakukan "dengan baik”.
“Semua yang meletakkan senjata dan menghentikan perlawanan akan dikembalikan ke keluarga mereka,” ujar Konashenkov.
Moskow meluncurkan operasi militer di Ukraina pada Kamis. Rusia menjelaskan bahwa itu adalah satu-satunya pilihan yang tersisa untuk mencegah serangan yang diduga dilancarkan pasukan Kiev di Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk yang memisahkan diri di timur negara itu.
Kiev telah membantah menyembunyikan rencana semacam itu. Ukraina bersikeras tidak berusaha merebut kembali wilayah tersebut, yang memisahkan diri dari Ukraina pada tahun 2014 setelah peristiwa Maidan.
Beberapa hari sebelum serangan diluncurkan, Moskow secara resmi mengakui republik-republik tersebut sebagai negara merdeka. Pemerintah Ukraina mengecam serangan Rusia itu sebagai "tidak beralasan."
Pernyataan itu diungkapkan juru bicara Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov pada Minggu (27/2/2022) selama konferensi pers, saat dia memberikan pembaruan informasi harian dalam konflik itu.
“Sejak peluncuran operasi, (militer Rusia) telah menghancurkan 254 tank dan kendaraan tempur lapis baja lainnya, 31 pesawat di darat, 46 sistem peluncuran roket ganda, 103 unit artileri dan mortir, 164 unit kendaraan militer khusus,” papar Konashenkov, dilansir RT.com.
Pejabat itu tidak merinci jumlah korban pasukan Rusia, hanya menyatakan mereka “beberapa kali lebih sedikit daripada jumlah nasionalis (Ukraina) yang tersingkir,” serta korban yang diderita pasukan militer reguler Ukraina.
Sejumlah kecil prajurit Rusia telah ditawan pasukan Ukraina, Konashenkov mengakui dan mengutuk perlakuan yang mereka terima di tangan pasukan lawan.
“Kami tahu bagaimana Nazi Ukraina memperlakukan beberapa prajurit Rusia yang ditangkap. Dan kita melihat bahwa pelecehan dan penyiksaan sama dengan yang dilakukan Nazi Jerman dan antek-antek mereka dalam Perang Patriotik Hebat,” ujar dia.
“Militer Rusia telah memantau dengan cermat rekaman yang konon menunjukkan pelecehan terhadap tentara Rusia oleh kelompok nasionalis Ukraina,” tegas dia.
Dia berjanji membawa mereka yang terlibat dalam perilaku kejam seperti itu ke pengadilan.
“Ini berlaku untuk para pemimpin rezim Kiev dan antek-antek mereka, yang secara langsung menyerukan pelecehan terhadap personel militer Rusia yang melanggar konvensi tentang perlakuan terhadap tawanan perang,” ungkap Konashenkov.
Dia mengancam, "Kalian semua akan ditemukan dan pasti akan menghadapi pembalasan yang berat."
Menurut dia, setiap tentara Ukraina yang akhirnya ditangkap oleh pasukan Rusia, bagaimanapun, akan diperlakukan "dengan baik”.
“Semua yang meletakkan senjata dan menghentikan perlawanan akan dikembalikan ke keluarga mereka,” ujar Konashenkov.
Moskow meluncurkan operasi militer di Ukraina pada Kamis. Rusia menjelaskan bahwa itu adalah satu-satunya pilihan yang tersisa untuk mencegah serangan yang diduga dilancarkan pasukan Kiev di Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk yang memisahkan diri di timur negara itu.
Kiev telah membantah menyembunyikan rencana semacam itu. Ukraina bersikeras tidak berusaha merebut kembali wilayah tersebut, yang memisahkan diri dari Ukraina pada tahun 2014 setelah peristiwa Maidan.
Beberapa hari sebelum serangan diluncurkan, Moskow secara resmi mengakui republik-republik tersebut sebagai negara merdeka. Pemerintah Ukraina mengecam serangan Rusia itu sebagai "tidak beralasan."
(sya)
tulis komentar anda