Putin Siagakan Senjata Nuklir karena Frustrasi Invasi ke Ukraina Tak Mulus
Senin, 28 Februari 2022 - 13:55 WIB
Khalfa setuju dengan argumen Cohen bahwa sisi psikologis sangat penting, di mana Putin berkeinginan untuk mencegah Barat melangkah lebih jauh dengan sanksi ekonomi.
“Semua orang berkumpul di belakang bendera Ukraina, dan dia memiliki keinginan untuk membuat irisan antara pemerintah aliansi [NATO] dan opini publik di negara-negara Barat,” katanya.
Tetapi Khalfa juga mengatakan: "Menurut pendapat semua orang yang telah bertemu Putin, dia mengisolasi dirinya sendiri, terkunci dalam logika paranoid, strateginya tidak mungkin untuk dibaca.”
Menjatuhkan Doktrin Rusia?
Ancaman penggunaan senjata nuklir Putin semakin membingungkan karena berangkat dari doktrin pencegahan nuklir Rusia yang sudah mapan.
Pada tahun 2020, Putin menyetujui “prinsip-prinsip dasar” dengan empat kasus ketika Moskow dapat menggunakan senjata nuklir.
Itu adalah ketika rudal balistik ditembakkan ke wilayah Rusia atau sekutunya, ketika musuh menggunakan senjata nuklir, serangan terhadap situs senjata nuklir Rusia, atau serangan yang mengancam keberadaan negara Rusia.
Tak satu pun dari kriteria tersebut telah terpenuhi dalam konflik saat ini.
Terlebih lagi, Rusia bergabung dengan empat anggota tetap Dewan Keamanan PBB pada Januari dalam menandatangani dokumen yang menegaskan bahwa “perang nuklir tidak dapat dimenangkan dan tidak boleh diperjuangkan”.
"Salvo verbal terbaru Putin menunjukkan ambiguitas, bahkan mungkin kemunafikan, dari jenis deklarasi ini," kata Finaud, seperti dikutip AFP, Senin (28/2/2022).
“Semua orang berkumpul di belakang bendera Ukraina, dan dia memiliki keinginan untuk membuat irisan antara pemerintah aliansi [NATO] dan opini publik di negara-negara Barat,” katanya.
Tetapi Khalfa juga mengatakan: "Menurut pendapat semua orang yang telah bertemu Putin, dia mengisolasi dirinya sendiri, terkunci dalam logika paranoid, strateginya tidak mungkin untuk dibaca.”
Menjatuhkan Doktrin Rusia?
Ancaman penggunaan senjata nuklir Putin semakin membingungkan karena berangkat dari doktrin pencegahan nuklir Rusia yang sudah mapan.
Pada tahun 2020, Putin menyetujui “prinsip-prinsip dasar” dengan empat kasus ketika Moskow dapat menggunakan senjata nuklir.
Itu adalah ketika rudal balistik ditembakkan ke wilayah Rusia atau sekutunya, ketika musuh menggunakan senjata nuklir, serangan terhadap situs senjata nuklir Rusia, atau serangan yang mengancam keberadaan negara Rusia.
Tak satu pun dari kriteria tersebut telah terpenuhi dalam konflik saat ini.
Terlebih lagi, Rusia bergabung dengan empat anggota tetap Dewan Keamanan PBB pada Januari dalam menandatangani dokumen yang menegaskan bahwa “perang nuklir tidak dapat dimenangkan dan tidak boleh diperjuangkan”.
"Salvo verbal terbaru Putin menunjukkan ambiguitas, bahkan mungkin kemunafikan, dari jenis deklarasi ini," kata Finaud, seperti dikutip AFP, Senin (28/2/2022).
Lihat Juga :
tulis komentar anda