Aktivis Iran Menghilang Setelah Mengkritik RUU Internet
Minggu, 27 Februari 2022 - 13:08 WIB
TEHERAN - Seorang aktivis Iran hilang tanpa jejak setelah mengkritik rancangan undang-undang (RUU) yang diusulkan oleh kelompok garis keras untuk menerapkan kebijakan internet yang sangat ketat. Hal itu diungkapkan oleh pihak keluarganya Sabtu kemarin.
Hossein Ronaghi, seorang blogger dan aktivis kebebasan berbicara, menghilang pada hari Rabu setelah dia mengkritik RUU di parlemen untuk membatasi akses internet di negara itu, yang dikenal sebagai “RUU Perlindungan Pengguna.” Rancangan tersebut juga telah dikritik oleh banyak orang Iran di media sosial.
Hingga kini tidak ada informasi tentang lokasi atau kondisi Ronaghi.
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei , yang memiliki keputusan akhir tentang semua masalah negara, mengatakan pada Maret tahun lalu bahwa media sosial di Iran “tidak terkendali” dan tidak boleh “diserahkan kepada musuh.”
"Rencana Perlindungan adalah keputusan yang dibuat oleh seluruh sistem berdasarkan permintaan dari pemimpin Republik Islam yang telah menyatakan: 'Ruang virtual harus dikendalikan,'" kata Ronaghi dalam tweetnya baru-baru ini seperti dilansir dari Al Arabiya, Minggu (27/2/2022).
Saudara laki-laki Ronaghi, Hassan, yang juga seorang aktivis, mengatakan dalam sebuah tweet bahwa Hossein diculik. Dia mengatakan saudaranya telah menerima beberapa panggilan telepon anonim pada hari-hari menjelang kepergiannya.
Hassan Ronaghi juga mengatakan saudaranya membutuhkan perawatan medis karena dia menderita penyakit yang mempengaruhi beberapa organnya, termasuk ginjalnya.
“Apa pun yang terjadi pada Hossein adalah tanggung jawab kantor Pemimpin Tertinggi, (Garda Revolusi), dan peradilan,” ujarnya.
Reza Ronaghi, ayah dari dua bersaudara itu, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan media berbasis asing pada hari Rabu bahwa Khamenei secara langsung bertanggung jawab atas kehidupan putranya.
Sehari setelah laporan pertama tentang kehilangannya muncul, aktivis hak asasi manusia mengklaim bahwa pasukan keamanan datang ke rumah Hossein Ronaghi dan mengambil laptop serta buku catatan.
Menurut Komite Perlindungan Jurnalis, ini bukan pertama kalinya Ronaghi ditangkap. Pada bulan Desember 2009, selama penangkapan massal yang diikuti protes pasca pemilu dengan tuduhan penipuan pemilih dalam terpilihnya kembali Mahmoud Ahmadinejad, ia ditangkap setelah membahas politik dalam serangkaian tulisan kritis di blog yang akhirnya diblokir oleh pemerintah.
Bahasa dalam undang-undang internet yang diusulkan belum diselesaikan. Tetapi jika diterapkan dalam bentuknya yang sekarang, regulasi itu dapat menyebabkan gangguan layanan internet internasional dan situs web — seperti Instagram — yang belum diblokir.
Di bawah tekanan dari kelompok garis keras, pemerintah Iran telah lama memblokir akses ke banyak situs web dan platform media sosial, dari YouTube dan Facebook hingga Twitter serta Telegram.
Banyak orang Iran, terutama kaum muda, mengakses media sosial melalui VPN dan proxy. Meski Instagram dan WhatsApp tetap tidak diblokir.
Hossein Ronaghi, seorang blogger dan aktivis kebebasan berbicara, menghilang pada hari Rabu setelah dia mengkritik RUU di parlemen untuk membatasi akses internet di negara itu, yang dikenal sebagai “RUU Perlindungan Pengguna.” Rancangan tersebut juga telah dikritik oleh banyak orang Iran di media sosial.
Hingga kini tidak ada informasi tentang lokasi atau kondisi Ronaghi.
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei , yang memiliki keputusan akhir tentang semua masalah negara, mengatakan pada Maret tahun lalu bahwa media sosial di Iran “tidak terkendali” dan tidak boleh “diserahkan kepada musuh.”
"Rencana Perlindungan adalah keputusan yang dibuat oleh seluruh sistem berdasarkan permintaan dari pemimpin Republik Islam yang telah menyatakan: 'Ruang virtual harus dikendalikan,'" kata Ronaghi dalam tweetnya baru-baru ini seperti dilansir dari Al Arabiya, Minggu (27/2/2022).
Saudara laki-laki Ronaghi, Hassan, yang juga seorang aktivis, mengatakan dalam sebuah tweet bahwa Hossein diculik. Dia mengatakan saudaranya telah menerima beberapa panggilan telepon anonim pada hari-hari menjelang kepergiannya.
Hassan Ronaghi juga mengatakan saudaranya membutuhkan perawatan medis karena dia menderita penyakit yang mempengaruhi beberapa organnya, termasuk ginjalnya.
“Apa pun yang terjadi pada Hossein adalah tanggung jawab kantor Pemimpin Tertinggi, (Garda Revolusi), dan peradilan,” ujarnya.
Reza Ronaghi, ayah dari dua bersaudara itu, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan media berbasis asing pada hari Rabu bahwa Khamenei secara langsung bertanggung jawab atas kehidupan putranya.
Sehari setelah laporan pertama tentang kehilangannya muncul, aktivis hak asasi manusia mengklaim bahwa pasukan keamanan datang ke rumah Hossein Ronaghi dan mengambil laptop serta buku catatan.
Menurut Komite Perlindungan Jurnalis, ini bukan pertama kalinya Ronaghi ditangkap. Pada bulan Desember 2009, selama penangkapan massal yang diikuti protes pasca pemilu dengan tuduhan penipuan pemilih dalam terpilihnya kembali Mahmoud Ahmadinejad, ia ditangkap setelah membahas politik dalam serangkaian tulisan kritis di blog yang akhirnya diblokir oleh pemerintah.
Bahasa dalam undang-undang internet yang diusulkan belum diselesaikan. Tetapi jika diterapkan dalam bentuknya yang sekarang, regulasi itu dapat menyebabkan gangguan layanan internet internasional dan situs web — seperti Instagram — yang belum diblokir.
Di bawah tekanan dari kelompok garis keras, pemerintah Iran telah lama memblokir akses ke banyak situs web dan platform media sosial, dari YouTube dan Facebook hingga Twitter serta Telegram.
Banyak orang Iran, terutama kaum muda, mengakses media sosial melalui VPN dan proxy. Meski Instagram dan WhatsApp tetap tidak diblokir.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda