Macron Desak Lukashenko Tuntut Rusia Tarik Pasukan dari Belarusia
Minggu, 27 Februari 2022 - 09:38 WIB
PARIS - Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak koleganya dari Belarusia , Alexander Lukashenko , untuk menuntut Rusia menarik pasukannya segera. Begitu sebuah pernyataan yang dikeluarkan kantor kepresiden Prancis.
"Macron menekan Presiden Alexander Lukashenko, melalui panggilan telepon, untuk membuat permintaan itu secepat mungkin karena Rusia melakukan perang sepihak dan tidak adil,” kata pernyataan yang dikeluarkan Istana Presiden Prancis Elysee seperti dilansir dari Anadolu, Minggu (27/2/2022).
Presiden Prancis mengingatkan Lukashenko tentang persaudaraan yang mendalam antara rakyat Belarusia dan Ukraina yang seharusnya membuat Belarusia menolak menjadi bawahan Rusia dan kaki tangan de facto dalam perang melawan Ukraina.
Macron menekankan perlunya Minsk bekerja sama dengan komunitas internasional untuk melakukan operasi bantuan dan membantu Ukraina.
Sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin meyakinkan Macron bahwa pasukan yang ditempatkan di Belarusia sebagai bagian dari latihan militer akan berangkat pulang pada akhir latihan.
Tetapi sejak peluncuran operasi militer Rusia awal pekan ini, pihak berwenang Ukraina mengklaim negara itu menghadapi serangan artileri dan pasukan Rusia memasuki negara itu di sepanjang perbatasan utaranya dengan Belarusia.
Prancis sebelumnya mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap Belarusia karena membantu operasi militer Moskow di Kiev. Namun pernyataan terbaru itu tidak menyebutkan sanksi terhadap Minsk.
Sementara rilis pembicaraan telepon dari pihak Belarusia, yang dirinci di kantor berita milik negara BELTA, tidak menyebutkan soal penarikan pasukan Rusia.
Dikatakan kedua kepala negara membahas konflik Rusia-Ukraina dan peran Belarusia di Eropa selama lebih dari satu jam.
Mengenai Minsk yang mengizinkan Rusia untuk menyebarkan senjata nuklir di tanah Belarusia, yang diangkat oleh Macron, laporan BELTA mengatakan Lukashenko mencatatnya sebagai “berita palsu.”
"Jika negara Belarusia tidak dicekik, maka senjata konvensional dan senjata nuklir tidak mungkin," katanya.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
"Macron menekan Presiden Alexander Lukashenko, melalui panggilan telepon, untuk membuat permintaan itu secepat mungkin karena Rusia melakukan perang sepihak dan tidak adil,” kata pernyataan yang dikeluarkan Istana Presiden Prancis Elysee seperti dilansir dari Anadolu, Minggu (27/2/2022).
Presiden Prancis mengingatkan Lukashenko tentang persaudaraan yang mendalam antara rakyat Belarusia dan Ukraina yang seharusnya membuat Belarusia menolak menjadi bawahan Rusia dan kaki tangan de facto dalam perang melawan Ukraina.
Macron menekankan perlunya Minsk bekerja sama dengan komunitas internasional untuk melakukan operasi bantuan dan membantu Ukraina.
Sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin meyakinkan Macron bahwa pasukan yang ditempatkan di Belarusia sebagai bagian dari latihan militer akan berangkat pulang pada akhir latihan.
Tetapi sejak peluncuran operasi militer Rusia awal pekan ini, pihak berwenang Ukraina mengklaim negara itu menghadapi serangan artileri dan pasukan Rusia memasuki negara itu di sepanjang perbatasan utaranya dengan Belarusia.
Baca Juga
Prancis sebelumnya mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap Belarusia karena membantu operasi militer Moskow di Kiev. Namun pernyataan terbaru itu tidak menyebutkan sanksi terhadap Minsk.
Sementara rilis pembicaraan telepon dari pihak Belarusia, yang dirinci di kantor berita milik negara BELTA, tidak menyebutkan soal penarikan pasukan Rusia.
Dikatakan kedua kepala negara membahas konflik Rusia-Ukraina dan peran Belarusia di Eropa selama lebih dari satu jam.
Mengenai Minsk yang mengizinkan Rusia untuk menyebarkan senjata nuklir di tanah Belarusia, yang diangkat oleh Macron, laporan BELTA mengatakan Lukashenko mencatatnya sebagai “berita palsu.”
"Jika negara Belarusia tidak dicekik, maka senjata konvensional dan senjata nuklir tidak mungkin," katanya.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
(ian)
tulis komentar anda