Pemberontak Ukraina Minta Bantuan Militer kepada Putin
Kamis, 24 Februari 2022 - 05:22 WIB
Ia menambahkan bahwa Ukraina menerima bantuan militer dari Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya dan “berorientasi untuk mengakhiri berkonflik dengan LPR secara paksa.”
Pasechnik juga mencatat bahwa lebih dari 51.000 orang telah dievakuasi dari Lugansk sejauh ini, lebih dari setengahnya adalah anak-anak.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan tidak ada serangan militer yang ditujukan ke dua wilayah itu, yang dianggap Kiev sebagai wilayah pemberontak yang "diduduki sementara". Ukraina juga menuduh DPR dan LPR melakukan insiden “false flag” terhadap warga sipil mereka sendiri untuk membenarkan “invasi Rusia.”
Donetsk dan Lugansk mendeklarasikan kemerdekaan mereka dari Ukraina pada tahun 2014, setelah protes yang didukung Barat berakhir dengan kudeta yang menggulingkan pemerintah yang terpilih secara demokratis di Kiev. Upaya militer Ukraina untuk menaklukkan daerah itu dengan paksa gagal, mengakibatkan gencatan senjata yang tidak nyaman ditandatangani di Minsk, Belarusia – pertama pada September 2014, kemudian pada Februari 2015.
Moskow telah lama menolak untuk mengakui kedua republik itu, menunjuk ke Minsk dan menyebut konflik itu sebagai masalah internal Ukraina. Namun, pada hari Senin, Putin mengatakan bahwa Kiev secara terbuka menolak untuk mematuhi kewajibannya dan menandatangani dekrit tentang pengakuan Donetsk dan Lugansk yang "sudah lama tertunda".
Pasechnik juga mencatat bahwa lebih dari 51.000 orang telah dievakuasi dari Lugansk sejauh ini, lebih dari setengahnya adalah anak-anak.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan tidak ada serangan militer yang ditujukan ke dua wilayah itu, yang dianggap Kiev sebagai wilayah pemberontak yang "diduduki sementara". Ukraina juga menuduh DPR dan LPR melakukan insiden “false flag” terhadap warga sipil mereka sendiri untuk membenarkan “invasi Rusia.”
Donetsk dan Lugansk mendeklarasikan kemerdekaan mereka dari Ukraina pada tahun 2014, setelah protes yang didukung Barat berakhir dengan kudeta yang menggulingkan pemerintah yang terpilih secara demokratis di Kiev. Upaya militer Ukraina untuk menaklukkan daerah itu dengan paksa gagal, mengakibatkan gencatan senjata yang tidak nyaman ditandatangani di Minsk, Belarusia – pertama pada September 2014, kemudian pada Februari 2015.
Moskow telah lama menolak untuk mengakui kedua republik itu, menunjuk ke Minsk dan menyebut konflik itu sebagai masalah internal Ukraina. Namun, pada hari Senin, Putin mengatakan bahwa Kiev secara terbuka menolak untuk mematuhi kewajibannya dan menandatangani dekrit tentang pengakuan Donetsk dan Lugansk yang "sudah lama tertunda".
(ian)
tulis komentar anda