Kedubes Rusia: AS Secara Sinis Tolak Fakta Genosida di Donbass

Jum'at, 18 Februari 2022 - 10:19 WIB
Dalam percakapan telepon baru-baru ini dengan Presiden AS Joe Biden, Presiden Rusia Vladimir Putin menyebutkan pasokan senjata ke Ukraina, yang mungkin mendorong potensi provokasi oleh angkatan bersenjata Ukraina di Donbass dan Krimea.

Kiev mengklaim tidak merencanakan operasi ofensif di Donbass dan hanya mengandalkan alat diplomatik.

Namun, melanggar perjanjian Minsk, Republik Rakyat Luhansk (LPR) dan Republik Rakyat Donetsk (DPR) ditembaki tentara Ukraina pada Kamis (17/2/2022). Serangan itu menjadi penembakan paling intens sejak April 2021.

Pejabat lokal telah mendesak pengamat internasional merekam serangan itu dan mengambil tindakan untuk mencegah agresi oleh Ukraina. Namun seruan itu sia-sia.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price menuduh Moskow membuat klaim "palsu" tentang genosida di Ukraina timur sebagai dalih untuk "invasi".

Narasi invasi Rusia itu telah disebarkan secara aktif oleh negara-negara Barat selama beberapa bulan terakhir, meskipun Rusia menolak tuduhan tersebut sebagai omong kosong.

"Kami mendesak Departemen Luar Negeri AS untuk berhenti memicu 'kemarahan militeris' wartawan dan fokus pada masalah yang benar-benar penting dari penyelesaian diplomatik konflik intra-Ukraina," ungkap misi diplomatik Rusia, Rabu (16/2/2022).

LPR dan DPR yang memproklamirkan kemerdekaan pada awal 2014 setelah pemerintah nasionalis sayap kanan merebut kekuasaan di Kiev dalam kudeta yang didukung AS.

Ukraina kini mulai menyusun program untuk mengurangi minoritas penting berbahasa Rusia di negara itu ke status kelas dua.
(sya)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More