Bela AS, Inggris Sebut Invasi Rusia Terjadi Bukan Pada 15 Februari
Rabu, 16 Februari 2022 - 23:57 WIB
LONDON - Menteri Pertahanan Inggris memperingatkan Rusia telah "locked and loaded" serta "siap" untuk menyerang dengan 150 ribu tentara segera setelah Presiden Vladimir Putin memberikan perintah.
Berbicara di acara radio Inggris LBC, Ben Wallace membela perkiraan bahwa Rusia akan menyerang pada 15 Februari, mengklaim invasi itu terjadi "dari" 15 Februari bukan "pada".
“Rusia memiliki jumlah pasukan yang sekarang dikumpulkan dan siap, terkunci dan dimuat sampai batas tertentu, siap untuk pergi jika mereka ingin melakukannya mulai kemarin, dan itu terbukti tepat,” katanya.
“Intelijen Amerika, atau pengarahan Amerika kepada sekutu, mengatakan 'dari' 15 Februari, bukan 'pada' 15 Februari," ungkapnya seperti dikutip dari News.com.au, Rabu (16/2/2022).
Wallace mengatakan itu adalah "tanda yang mengkhawatirkan" bahwa enam puluh persen pasukan darat Rusia berkumpul di perbatasan.
Sebelumnya Rusia mengatakan bahwa pihaknya akan menarik lebih banyak pasukan dan senjata ke pangkalan. Kementerian Pertahanan Rusia pun merilis sebuah video yang menunjukkan satu kereta berisi kendaraan lapis baja bergerak melintasi jembatan dari Crimea, semenanjung Laut Hitam yang dicaplok Rusia dari Ukraina pada tahun 2014.
Sehari sebelumnya, kementerian yang sama juga melaporkan dimulainya penarikan pasukan mengikuti latihan militer di dekat Ukraina.
Meski begitu, pengumuman oleh pihak Rusia ini ditanggapi dengan skeptis oleh AS dan NATO. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan AS melihat "tidak ada kemunduran yang berarti" dan menggambarkan situasi sebagai "sangat, sangat memprihatinkan."
Sementara Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menolak pernyataan itu. Ia mengatakan aliansi militer itu tidak melihat tanda-tanda bahwa Moskow mengurangi jumlah pasukannya di sekitar Ukraina.
Berbicara di acara radio Inggris LBC, Ben Wallace membela perkiraan bahwa Rusia akan menyerang pada 15 Februari, mengklaim invasi itu terjadi "dari" 15 Februari bukan "pada".
“Rusia memiliki jumlah pasukan yang sekarang dikumpulkan dan siap, terkunci dan dimuat sampai batas tertentu, siap untuk pergi jika mereka ingin melakukannya mulai kemarin, dan itu terbukti tepat,” katanya.
“Intelijen Amerika, atau pengarahan Amerika kepada sekutu, mengatakan 'dari' 15 Februari, bukan 'pada' 15 Februari," ungkapnya seperti dikutip dari News.com.au, Rabu (16/2/2022).
Wallace mengatakan itu adalah "tanda yang mengkhawatirkan" bahwa enam puluh persen pasukan darat Rusia berkumpul di perbatasan.
Sebelumnya Rusia mengatakan bahwa pihaknya akan menarik lebih banyak pasukan dan senjata ke pangkalan. Kementerian Pertahanan Rusia pun merilis sebuah video yang menunjukkan satu kereta berisi kendaraan lapis baja bergerak melintasi jembatan dari Crimea, semenanjung Laut Hitam yang dicaplok Rusia dari Ukraina pada tahun 2014.
Sehari sebelumnya, kementerian yang sama juga melaporkan dimulainya penarikan pasukan mengikuti latihan militer di dekat Ukraina.
Meski begitu, pengumuman oleh pihak Rusia ini ditanggapi dengan skeptis oleh AS dan NATO. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan AS melihat "tidak ada kemunduran yang berarti" dan menggambarkan situasi sebagai "sangat, sangat memprihatinkan."
Sementara Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menolak pernyataan itu. Ia mengatakan aliansi militer itu tidak melihat tanda-tanda bahwa Moskow mengurangi jumlah pasukannya di sekitar Ukraina.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda