Perang Saudi Melawan Turki Ottoman Dibumbui Campur Tangan Inggris
Rabu, 16 Februari 2022 - 08:18 WIB
Namun, perang kedua negara tak juga reda. Turki tetap melakukan intervensi kepada Saudi dan menekan negara tersebut.
Melihat Saudi yang terus-menerus berada di bawah tekanan Turki, pemerintah Inggris menyatakan dukungannya terhadap Saudi dan menyusun strategi agar Turki Utsmani (Ottoman) angkat kaki dari jazirah Arab.
Kekhalifahan Turki Utsmani runtuh pada 3 Maret 1924. Salah satu penyebab keruntuhan, saat itu Ottoman menghadapi kepungan modernisasi di berbagai bidang yang berimbas pada kian jauhnya nilai-nilai Islam.
Kondisi ini membuat Syarif Makkah yaitu Husain bin Ali menggalang kekuatan untuk melawan pemerintahan Turki Ottoman, pada 1916.
Kerajaan lainnya yang berada di bawah kekuasaan Ottoman juga mulai menunjukkan perlawanan terhadap kekhalifahan.
Menurut buku “Sejarah Asia Barat Modern”, seorang komisaris tinggi asal Inggris di Mesir melakukan korespondensi tertutup dan tersembunyi dengan salah satu pejabat dari kekaisaran Turki Ottoman.
Pihak Inggris lantas meminta rakyat yang menetap di Saudi untuk menggulingkan eksistensi Ottoman.
Sebagai imbalan, Inggris akan membantu Saudi untuk mendirikan negara yang independen. Dalam janjinya, Palestina akan dimasukkan ke dalam wilayah Saudi.
Korespondensi ini nyatanya berhasil melumerkan kekuasaan Turki Ottoman. Inggris kemudian mengambil alih wilayah kekuasaan Turki Ottoman selama Perang Dunia I.
Namun demikian, ada satu hal yang rupanya tidak ditepati oleh Inggris. Tanpa sepengetahuan siapa pun, pihak pemerintah Inggris melakukan perjanjian yang bertentangan dengan korespondensi tertutup saat itu.
Melihat Saudi yang terus-menerus berada di bawah tekanan Turki, pemerintah Inggris menyatakan dukungannya terhadap Saudi dan menyusun strategi agar Turki Utsmani (Ottoman) angkat kaki dari jazirah Arab.
Kekhalifahan Turki Utsmani runtuh pada 3 Maret 1924. Salah satu penyebab keruntuhan, saat itu Ottoman menghadapi kepungan modernisasi di berbagai bidang yang berimbas pada kian jauhnya nilai-nilai Islam.
Kondisi ini membuat Syarif Makkah yaitu Husain bin Ali menggalang kekuatan untuk melawan pemerintahan Turki Ottoman, pada 1916.
Kerajaan lainnya yang berada di bawah kekuasaan Ottoman juga mulai menunjukkan perlawanan terhadap kekhalifahan.
Menurut buku “Sejarah Asia Barat Modern”, seorang komisaris tinggi asal Inggris di Mesir melakukan korespondensi tertutup dan tersembunyi dengan salah satu pejabat dari kekaisaran Turki Ottoman.
Pihak Inggris lantas meminta rakyat yang menetap di Saudi untuk menggulingkan eksistensi Ottoman.
Sebagai imbalan, Inggris akan membantu Saudi untuk mendirikan negara yang independen. Dalam janjinya, Palestina akan dimasukkan ke dalam wilayah Saudi.
Korespondensi ini nyatanya berhasil melumerkan kekuasaan Turki Ottoman. Inggris kemudian mengambil alih wilayah kekuasaan Turki Ottoman selama Perang Dunia I.
Namun demikian, ada satu hal yang rupanya tidak ditepati oleh Inggris. Tanpa sepengetahuan siapa pun, pihak pemerintah Inggris melakukan perjanjian yang bertentangan dengan korespondensi tertutup saat itu.
tulis komentar anda