Presiden Jerman pada Putin: Lepaskan Jerat di Leher Ukraina!
Senin, 14 Februari 2022 - 12:40 WIB
BERLIN - Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier meminta Presiden Rusia Vladimir Putin secara langsung untuk melepaskan "jerat di leher" Ukraina . Permintaan itu disampaikan via telepon pada hari Minggu.
Steinmeier mengatakan tanggung jawab atas risiko perang di Ukraina terletak pada Rusia.
Komentarnya itu mempejelas posisi Berlin pada krisis tersebut yang sebelumnya dikritik karena terlalu lunak terhadap Moskow.
"Frank-Walter Steinmeier meminta langsung Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melepaskan jerat di leher Ukraina," tulis AFP, mengutip hasil pembicaraan telepon tersebut, yang dilansir Senin (14/2/2022).
Presiden dari Partai Sosial Demokrat itu mengatakan benua Eropa dihadapkan dengan bahaya konflik militer, khususnya di Eropa timur. "Rusia memikul tanggung jawab untuk itu,” kata Steinmeier.
“Perdamaian tidak bisa dianggap remeh. Itu harus dikerjakan dalam dialog dan bila perlu, dengan kata-kata yang jelas, pencegahan dan tekad,” imbuh mantan menteri luar negeri tersebut.
Kanselir Olaf Scholz’s menggemakan ucapan Steinmeier yang juga rekan separtainya. "Ada ancaman serius bagi perdamaian di Eropa," ujarnya.
“Jika terjadi agresi militer terhadap Ukraina yang mengancam integritas teritorial dan kedaulatannya, itu akan mengarah pada sanksi keras yang telah kami persiapkan dengan hati-hati dan yang dapat segera kami terapkan, bersama dengan sekutu kami di NATO dan Eropa,” kata Scholz.
Steinmeier mengatakan tanggung jawab atas risiko perang di Ukraina terletak pada Rusia.
Komentarnya itu mempejelas posisi Berlin pada krisis tersebut yang sebelumnya dikritik karena terlalu lunak terhadap Moskow.
"Frank-Walter Steinmeier meminta langsung Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melepaskan jerat di leher Ukraina," tulis AFP, mengutip hasil pembicaraan telepon tersebut, yang dilansir Senin (14/2/2022).
Presiden dari Partai Sosial Demokrat itu mengatakan benua Eropa dihadapkan dengan bahaya konflik militer, khususnya di Eropa timur. "Rusia memikul tanggung jawab untuk itu,” kata Steinmeier.
“Perdamaian tidak bisa dianggap remeh. Itu harus dikerjakan dalam dialog dan bila perlu, dengan kata-kata yang jelas, pencegahan dan tekad,” imbuh mantan menteri luar negeri tersebut.
Kanselir Olaf Scholz’s menggemakan ucapan Steinmeier yang juga rekan separtainya. "Ada ancaman serius bagi perdamaian di Eropa," ujarnya.
“Jika terjadi agresi militer terhadap Ukraina yang mengancam integritas teritorial dan kedaulatannya, itu akan mengarah pada sanksi keras yang telah kami persiapkan dengan hati-hati dan yang dapat segera kami terapkan, bersama dengan sekutu kami di NATO dan Eropa,” kata Scholz.
tulis komentar anda