Prancis Buat Pertaruhan Nuklir Besar-besaran, Ini Rinciannya
Jum'at, 11 Februari 2022 - 17:04 WIB
PARIS - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan pemerintah akan mendukung pembangunan enam reaktor nuklir baru di seluruh negeri.
Reaktor nuklir yang pertama akan beroperasi pada tahun 2035, menurut Macron.
“Kita harus melanjutkan petualangan besar tenaga nuklir sipil di Prancis,” ujar Macron kepada media saat berkunjung ke kota timur Belfort, rumah unit turbin General Electric yang berbasis di Prancis, Kamis (10/2/2022).
Dia juga mengumumkan penelitian untuk menilai kelayakan untuk delapan reaktor nuklir lebih lanjut.
“Mengingat kebutuhan listrik, kebutuhan untuk mengantisipasi transisi, akhir dari armada yang ada, hari ini kami akan meluncurkan program reaktor nuklir baru,” ungkap Macron.
Enam unit baru akan menjadi EPR, awalnya dikenal sebagai Reaktor Air Bertekanan Eropa, yang telah dirancang dan dikembangkan perusahaan Prancis Framatome dan induknya Electricite de France (EDF).
Teknologi ini juga digunakan di pembangkit listrik Hinkley Point di Inggris dan di Taishan, China.
“Reaktor EPR baru akan dilengkapi reaktor modular kecil (SMR) dengan tujuan menghasilkan 25 gigawatt kapasitas nuklir baru pada tahun 2050,” papar Macron.
Presiden menambahkan telah membuat dua keputusan besar lagi. Dia telah meminta EDF untuk mempelajari kondisi untuk memperpanjang umur reaktor lebih dari 50 tahun.
Macron ingin reaktor masa depan bisa digunakan selamanya, dan hanya ditutup untuk alasan keamanan.
Prancis sangat mendukung pengembangan industri nuklirnya selama empat dekade terakhir, namun negara tetangga Jerman telah menghapus tenaga nuklir secara bertahap, dengan pertimbangan lingkungan dan keselamatan sebagai inti alasannya.
Reaktor nuklir yang pertama akan beroperasi pada tahun 2035, menurut Macron.
“Kita harus melanjutkan petualangan besar tenaga nuklir sipil di Prancis,” ujar Macron kepada media saat berkunjung ke kota timur Belfort, rumah unit turbin General Electric yang berbasis di Prancis, Kamis (10/2/2022).
Dia juga mengumumkan penelitian untuk menilai kelayakan untuk delapan reaktor nuklir lebih lanjut.
“Mengingat kebutuhan listrik, kebutuhan untuk mengantisipasi transisi, akhir dari armada yang ada, hari ini kami akan meluncurkan program reaktor nuklir baru,” ungkap Macron.
Enam unit baru akan menjadi EPR, awalnya dikenal sebagai Reaktor Air Bertekanan Eropa, yang telah dirancang dan dikembangkan perusahaan Prancis Framatome dan induknya Electricite de France (EDF).
Teknologi ini juga digunakan di pembangkit listrik Hinkley Point di Inggris dan di Taishan, China.
“Reaktor EPR baru akan dilengkapi reaktor modular kecil (SMR) dengan tujuan menghasilkan 25 gigawatt kapasitas nuklir baru pada tahun 2050,” papar Macron.
Presiden menambahkan telah membuat dua keputusan besar lagi. Dia telah meminta EDF untuk mempelajari kondisi untuk memperpanjang umur reaktor lebih dari 50 tahun.
Macron ingin reaktor masa depan bisa digunakan selamanya, dan hanya ditutup untuk alasan keamanan.
Prancis sangat mendukung pengembangan industri nuklirnya selama empat dekade terakhir, namun negara tetangga Jerman telah menghapus tenaga nuklir secara bertahap, dengan pertimbangan lingkungan dan keselamatan sebagai inti alasannya.
(sya)
tulis komentar anda