Sebut Mengerikan, Malala Yousafzai Kecam Larangan Jilbab di India
Kamis, 10 Februari 2022 - 05:40 WIB
NEW DELHI - Peraih Nobel Perdamaian Malala Yousafzai menyuarakan keprihatinannya atas marginalisasi perempuan Muslim di India . Ia punmenyuarakandukungannya kepada para pelajar yang memperjuangkan hak mereka untuk mengenakan jilbab di negara bagian Karnataka, India selatan.
"Menolak membiarkan anak perempuan pergi ke sekolah dengan jilbab mereka mengerikan," tulis Yousafzai di Twitter, mengutip sebuah laporan di mana seorang siswa Muslim mengatakan dia dan teman-teman sekelasnya dipaksa untuk memilih antara belajar atau mengenakan jilbab.
“Objektifikasi terhadap wanita tetap ada – karena mengenakan pakaian yang lebih sedikit atau lebih. Para pemimpin India harus menghentikan marginalisasi terhadap wanita Muslim,” tulis Yousafzai, yang berusia 15 tahun ketika dia selamat dari serangan Taliban di Pakistan karena berbicara tentang hak anak perempuan atas pendidikan seperti dilansir dari CBS News, Kamis (10/2/2022).
Aksi protes jilbab di India dimulai pada Januari di sebuah perguruan tinggi yang dikelola pemerintah di distrik Udupi negara bagian Karnataka, ketika enam gadis remaja dilarang masuk kelas karena mengenakan jilbab. Perguruan tinggi tersebut memperkenalkan larangan jilbab pada bulan Desember, mengatakan syal melanggar aturan seragam sekolah.
Dialog antara mahasiswa yang memprotes dan administrator perguruan tinggi gagal menyelesaikan krisis, karena lebih banyak perguruan tinggi menerapkan larangan jilbab baru. Ketika aksi protes mulai menjadi berita utama, siswa Hindu mulai muncul di sekolah-sekolah mengenakan selendang berwarna safron – warna yang melambangkan populasi mayoritas Hindu di India – sebagai protes tandingan terhadap wanita dan gadis Muslim yang mengenakan jilbab.
Aksi protes pun segera menyebar, dengan mahasiswa mengadakan pawai dan meneriakkan slogan-slogan agama.
Sebuah video dari seorang gadis Muslim berhijab yang tengah berjalan sendirian dicemooh di luar sebuah perguruan tinggi oleh sekelompok mahasiswa Hindu dengan selendang safron, meneriakkan slogan-slogan agama, viral pada hari Selasa lalu.
Dalam video itu menunjukkan gadis tersebut merespons dengan teriakan takbir "Allahu Akbar" secara berulang kali sebelum dia diantar pergi oleh staf kampus.
"Menolak membiarkan anak perempuan pergi ke sekolah dengan jilbab mereka mengerikan," tulis Yousafzai di Twitter, mengutip sebuah laporan di mana seorang siswa Muslim mengatakan dia dan teman-teman sekelasnya dipaksa untuk memilih antara belajar atau mengenakan jilbab.
“Objektifikasi terhadap wanita tetap ada – karena mengenakan pakaian yang lebih sedikit atau lebih. Para pemimpin India harus menghentikan marginalisasi terhadap wanita Muslim,” tulis Yousafzai, yang berusia 15 tahun ketika dia selamat dari serangan Taliban di Pakistan karena berbicara tentang hak anak perempuan atas pendidikan seperti dilansir dari CBS News, Kamis (10/2/2022).
Aksi protes jilbab di India dimulai pada Januari di sebuah perguruan tinggi yang dikelola pemerintah di distrik Udupi negara bagian Karnataka, ketika enam gadis remaja dilarang masuk kelas karena mengenakan jilbab. Perguruan tinggi tersebut memperkenalkan larangan jilbab pada bulan Desember, mengatakan syal melanggar aturan seragam sekolah.
Dialog antara mahasiswa yang memprotes dan administrator perguruan tinggi gagal menyelesaikan krisis, karena lebih banyak perguruan tinggi menerapkan larangan jilbab baru. Ketika aksi protes mulai menjadi berita utama, siswa Hindu mulai muncul di sekolah-sekolah mengenakan selendang berwarna safron – warna yang melambangkan populasi mayoritas Hindu di India – sebagai protes tandingan terhadap wanita dan gadis Muslim yang mengenakan jilbab.
Aksi protes pun segera menyebar, dengan mahasiswa mengadakan pawai dan meneriakkan slogan-slogan agama.
Sebuah video dari seorang gadis Muslim berhijab yang tengah berjalan sendirian dicemooh di luar sebuah perguruan tinggi oleh sekelompok mahasiswa Hindu dengan selendang safron, meneriakkan slogan-slogan agama, viral pada hari Selasa lalu.
Dalam video itu menunjukkan gadis tersebut merespons dengan teriakan takbir "Allahu Akbar" secara berulang kali sebelum dia diantar pergi oleh staf kampus.
tulis komentar anda