Ancam Kerahkan Jet Tempur, Inggris Peringatkan Putin Tak Invasi Ukraina
Selasa, 08 Februari 2022 - 10:40 WIB
LONDON - Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin agar tidak menyerang Ukraina . Johnson mengancam akan mengerahkan jet tempur dan kapal perang ke Eropa Timur untuk melindungi negara-negara NATO tetangga Kiev.
Ukraina bukan anggota NATO meski sudah mengajukan diri sebagai anggota aliansi. Rusia sudah memperingatkan bahwa bergabungnya Kiev ke aliansi tersebut akan memicu perang dengan Moskow.
PM Johnson mengatakan Inggris “tidak akan gentar sekarang” dan akan berdiri di samping sesama negara NATO jika terjadi serangan oleh Rusia yang telah mengumpulkan pasukan dan persenjataan di dekat perbatasan dengan Ukraina.
Dia mengatakan bahwa dia sedang mempertimbangkan untuk mengirim jet tempur Typhoon dan kapal perang Angkatan Laut Kerajaan Inggris ke Eropa Timur setelah mengirim 350 tentara ke Polandia.
Sementara dia juga siap untuk meminta Parlemen memberikan sanksi kepada individu dan perusahaan Rusia jika ada invasi.
Dengan Rusia mengumpulkan sekitar 130.000 tentara di dekat perbatasannya dengan Ukraina, Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss akan terbang ke Moskow untuk melakukan pembicaraan sebagai upaya diplomatik untuk mencegah perang.
Para pejabat Amerika Serikat mengatakan serangan oleh Rusia di Ukraina dapat terjadi dalam beberapa hari atau minggu. Namun, Moskow membantah bahwa pihaknya merencanakan invasi.
Putin juga telah mengeklaim bahwa Barat menggunakan NATO untuk melemahkan Rusia.
PM Johnson menulis di The Times: "Jika dia meluncurkan invasi lain, dia akan memaksa Barat untuk melakukan banyak hal yang dia coba cegah. Sebenarnya ini sudah terjadi."
“Karena penumpukan [tentara]-nya, Amerika, Prancis, Italia, dan sekutu lainnya mengerahkan pasukan ke sayap tenggara NATO, sama seperti Inggris memperkuat timur laut," lanjut Johnson.
“Juga tidak ada argumen yang lebih meyakinkan tentang perlunya NATO daripada melihat tank Rusia menyerang negara Eropa sekali lagi," imbuh dia, yang dilansir The Mirror, Selasa (8/2/2022).
"Jadi saya berharap Kremlin mungkin belum menyadari bagaimana tujuannya tidak akan tercapai dengan menimbulkan kehancuran dan pertumpahan darah yang lebih besar di Ukraina."
Sebelumnya pada hari Senin Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan 350 tentara yang dikirim ke Polandia akan mengirim sinyal kuat bahwa kedua negara "berdampingan".
Polandia juga menghadapi krisis di perbatasannya sendiri dengan Belarusia, yang pemimpinnya Alexander Lukashenko adalah sekutu Putin.
Wallace mengatakan pasukan tambahan akan menambah 100 Royal Engineers yang sudah ada di Polandia.
Dia membantah bahwa NATO sedang mencoba menggunakan taktik "memecah belah dan memerintah" melawan Moskow.
"NATO adalah aliansi pertahanan. Itu tidak menimbulkan ancaman bagi Rusia. Ini adalah mekanisme pertahanan diri di antara sekutu kami. Untuk itulah mereka ada. Tidak ada yang ingin memecah belah dan memerintah Rusia," katanya.
Johnson mengatakan bahwa sanksi akan siap dijatuhkan jika ada serangan Rusia terhadap Ukraina.
"Sanksi Inggris dan tindakan lainnya akan siap untuk setiap serangan Rusia yang diperbarui," tulis Johnson.
"Pemerintah akan meminta kekuatan baru kepada Parlemen untuk memberikan sanksi yang lebih luas kepada individu dan entitas Rusia, termasuk perusahaan mana pun yang terkait dengan negara Rusia atau beroperasi di sektor strategis yang penting bagi Kremlin."
Inggris, imbuh Johnson, juga bersiap untuk memperkuat kelompok tempur NATO yang dipimpin Inggris di Estonia.
Ukraina bukan anggota NATO meski sudah mengajukan diri sebagai anggota aliansi. Rusia sudah memperingatkan bahwa bergabungnya Kiev ke aliansi tersebut akan memicu perang dengan Moskow.
PM Johnson mengatakan Inggris “tidak akan gentar sekarang” dan akan berdiri di samping sesama negara NATO jika terjadi serangan oleh Rusia yang telah mengumpulkan pasukan dan persenjataan di dekat perbatasan dengan Ukraina.
Dia mengatakan bahwa dia sedang mempertimbangkan untuk mengirim jet tempur Typhoon dan kapal perang Angkatan Laut Kerajaan Inggris ke Eropa Timur setelah mengirim 350 tentara ke Polandia.
Sementara dia juga siap untuk meminta Parlemen memberikan sanksi kepada individu dan perusahaan Rusia jika ada invasi.
Dengan Rusia mengumpulkan sekitar 130.000 tentara di dekat perbatasannya dengan Ukraina, Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss akan terbang ke Moskow untuk melakukan pembicaraan sebagai upaya diplomatik untuk mencegah perang.
Para pejabat Amerika Serikat mengatakan serangan oleh Rusia di Ukraina dapat terjadi dalam beberapa hari atau minggu. Namun, Moskow membantah bahwa pihaknya merencanakan invasi.
Putin juga telah mengeklaim bahwa Barat menggunakan NATO untuk melemahkan Rusia.
PM Johnson menulis di The Times: "Jika dia meluncurkan invasi lain, dia akan memaksa Barat untuk melakukan banyak hal yang dia coba cegah. Sebenarnya ini sudah terjadi."
“Karena penumpukan [tentara]-nya, Amerika, Prancis, Italia, dan sekutu lainnya mengerahkan pasukan ke sayap tenggara NATO, sama seperti Inggris memperkuat timur laut," lanjut Johnson.
“Juga tidak ada argumen yang lebih meyakinkan tentang perlunya NATO daripada melihat tank Rusia menyerang negara Eropa sekali lagi," imbuh dia, yang dilansir The Mirror, Selasa (8/2/2022).
"Jadi saya berharap Kremlin mungkin belum menyadari bagaimana tujuannya tidak akan tercapai dengan menimbulkan kehancuran dan pertumpahan darah yang lebih besar di Ukraina."
Sebelumnya pada hari Senin Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan 350 tentara yang dikirim ke Polandia akan mengirim sinyal kuat bahwa kedua negara "berdampingan".
Polandia juga menghadapi krisis di perbatasannya sendiri dengan Belarusia, yang pemimpinnya Alexander Lukashenko adalah sekutu Putin.
Wallace mengatakan pasukan tambahan akan menambah 100 Royal Engineers yang sudah ada di Polandia.
Dia membantah bahwa NATO sedang mencoba menggunakan taktik "memecah belah dan memerintah" melawan Moskow.
"NATO adalah aliansi pertahanan. Itu tidak menimbulkan ancaman bagi Rusia. Ini adalah mekanisme pertahanan diri di antara sekutu kami. Untuk itulah mereka ada. Tidak ada yang ingin memecah belah dan memerintah Rusia," katanya.
Johnson mengatakan bahwa sanksi akan siap dijatuhkan jika ada serangan Rusia terhadap Ukraina.
"Sanksi Inggris dan tindakan lainnya akan siap untuk setiap serangan Rusia yang diperbarui," tulis Johnson.
"Pemerintah akan meminta kekuatan baru kepada Parlemen untuk memberikan sanksi yang lebih luas kepada individu dan entitas Rusia, termasuk perusahaan mana pun yang terkait dengan negara Rusia atau beroperasi di sektor strategis yang penting bagi Kremlin."
Inggris, imbuh Johnson, juga bersiap untuk memperkuat kelompok tempur NATO yang dipimpin Inggris di Estonia.
(min)
tulis komentar anda