Konsumsi Kokain Oplosan, 17 Orang Tewas, 56 Lainnya Dilarikan ke RS
Kamis, 03 Februari 2022 - 09:35 WIB
Laporan awal mengatakan para korban mengalami kejang-kejang dan serangan jantung mendadak.
Otoritas kesehatan mengatakan setidaknya empat korban adalah pria berusia antara 32 hingga 45 tahun.
“Ada bahan utama yang menyerang sistem saraf pusat,” kata Berni, seperti dikutip AFP, Kamis (3/2/2022).
Kantornya mengatakan pada sore hari bahwa layanan darurat melaporkan pasien baru dalam kondisi kritis dibawa ke rumah sakit.
"Setiap pengedar yang membeli kokain mengoplosnya. Beberapa melakukannya dengan zat tidak beracun seperti pati. Yang lain memasukkan halusinogen ke dalamnya, dan jika tidak ada bentuk kontrol, hal semacam ini terjadi," kata Berni.
Dia mengatakan bahwa pada kesempatan ini, bagaimanapun, narkoba itu dioplos dengan zat berbahaya sebagai bagian dari perang antara pengedar narkoba."
Jaksa Penuntut Umum San Martin, Marcelo Lapargo, mengatakan kepada Radio Mitre bahwa perhatian utama pihak berwenang adalah untuk dapat berkomunikasi. "Sehingga mereka yang memiliki racun ini tahu bahwa mereka tidak boleh mengonsumsinya," katanya.
Penyelidik khawatir jumlah korban bisa meningkat, dengan beberapa orang yang membeli kokain tidak dapat mencapai pusat perawatan tepat waktu.
Lapargo mengatakan bahwa kasus ini benar-benar luar biasa. Dia juga mengatakan bahwa gagasan pertempuran antara pengedar narkoba adalah dugaan pada saat ini.
Polisi sempat bentrok dengan sejumlah warga di salah satu bagian Tres de Febrero yang memprotes penangkapan pemuda setempat dalam penggerebekan narkoba.
Otoritas kesehatan mengatakan setidaknya empat korban adalah pria berusia antara 32 hingga 45 tahun.
“Ada bahan utama yang menyerang sistem saraf pusat,” kata Berni, seperti dikutip AFP, Kamis (3/2/2022).
Kantornya mengatakan pada sore hari bahwa layanan darurat melaporkan pasien baru dalam kondisi kritis dibawa ke rumah sakit.
"Setiap pengedar yang membeli kokain mengoplosnya. Beberapa melakukannya dengan zat tidak beracun seperti pati. Yang lain memasukkan halusinogen ke dalamnya, dan jika tidak ada bentuk kontrol, hal semacam ini terjadi," kata Berni.
Dia mengatakan bahwa pada kesempatan ini, bagaimanapun, narkoba itu dioplos dengan zat berbahaya sebagai bagian dari perang antara pengedar narkoba."
Jaksa Penuntut Umum San Martin, Marcelo Lapargo, mengatakan kepada Radio Mitre bahwa perhatian utama pihak berwenang adalah untuk dapat berkomunikasi. "Sehingga mereka yang memiliki racun ini tahu bahwa mereka tidak boleh mengonsumsinya," katanya.
Penyelidik khawatir jumlah korban bisa meningkat, dengan beberapa orang yang membeli kokain tidak dapat mencapai pusat perawatan tepat waktu.
Lapargo mengatakan bahwa kasus ini benar-benar luar biasa. Dia juga mengatakan bahwa gagasan pertempuran antara pengedar narkoba adalah dugaan pada saat ini.
Polisi sempat bentrok dengan sejumlah warga di salah satu bagian Tres de Febrero yang memprotes penangkapan pemuda setempat dalam penggerebekan narkoba.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
tulis komentar anda