Miliarder AS George Soros Serukan Perubahan Rezim di China
Selasa, 01 Februari 2022 - 13:46 WIB
WASHINGTON - Miliarder liberal Amerika Serikat (AS) George Soros menyerukan penggantian Presiden China Xi Jinping pada Senin (31/1/2022). Dia membandingkan Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 mendatang dengan Olimpiade 1936 di Nazi Jerman.
Dalam pidato yang disampaikan di Hoover Institution yang konservatif, Soros menyebut China sebagai “negara otoriter paling kuat di dunia” dan “ancaman terbesar yang dihadapi masyarakat terbuka saat ini.”
Soros mengklaim, “China seperti Jerman pada tahun 1936, akan berusaha menggunakan tontonan Olimpiade Beijing mendatang untuk mencetak kemenangan propaganda untuk sistem kontrol ketatnya."
Dia juga menyebut, “Xi seorang yang percaya sejati pada komunisme, tidak seperti mantan Pemimpin China Deng Xiaoping, yang memperkenalkan reformasi pasar bebas.
Soros juga memperingatkan bahwa, “Mao Zedong dan Vladimir Lenin adalah idolanya.”
Soros mengakhiri pidatonya dengan seruan untuk perubahan rezim di China. Dia menggemakan seruan saat ini dari banyak kalangan konservatif Amerika Serikat yang juga menentang kepemimpinan Xi.
“Ini akan menghilangkan ancaman terbesar yang dihadapi masyarakat terbuka saat ini dan mereka harus melakukan segala daya mereka untuk mendorong China bergerak ke arah yang diinginkan,” papar miliarder itu.
Soros adalah pendiri dan ketua Open Society Foundation, yang mendukung gerakan liberal dan sayap kiri di AS dan di seluruh dunia, termasuk Black Lives Matter, Planned Parenthood, dan reformasi imigrasi.
Dia juga menaruh minat pada pemilihan jaksa wilayah AS, menuangkan jutaan dolar ke dalam pertarungan ini, dengan beberapa kandidat yang didukung Soros ini sekarang mengawasi penuntutan di kota-kota besar Amerika.
Dalam pidato yang disampaikan di Hoover Institution yang konservatif, Soros menyebut China sebagai “negara otoriter paling kuat di dunia” dan “ancaman terbesar yang dihadapi masyarakat terbuka saat ini.”
Soros mengklaim, “China seperti Jerman pada tahun 1936, akan berusaha menggunakan tontonan Olimpiade Beijing mendatang untuk mencetak kemenangan propaganda untuk sistem kontrol ketatnya."
Dia juga menyebut, “Xi seorang yang percaya sejati pada komunisme, tidak seperti mantan Pemimpin China Deng Xiaoping, yang memperkenalkan reformasi pasar bebas.
Soros juga memperingatkan bahwa, “Mao Zedong dan Vladimir Lenin adalah idolanya.”
Soros mengakhiri pidatonya dengan seruan untuk perubahan rezim di China. Dia menggemakan seruan saat ini dari banyak kalangan konservatif Amerika Serikat yang juga menentang kepemimpinan Xi.
“Ini akan menghilangkan ancaman terbesar yang dihadapi masyarakat terbuka saat ini dan mereka harus melakukan segala daya mereka untuk mendorong China bergerak ke arah yang diinginkan,” papar miliarder itu.
Soros adalah pendiri dan ketua Open Society Foundation, yang mendukung gerakan liberal dan sayap kiri di AS dan di seluruh dunia, termasuk Black Lives Matter, Planned Parenthood, dan reformasi imigrasi.
Dia juga menaruh minat pada pemilihan jaksa wilayah AS, menuangkan jutaan dolar ke dalam pertarungan ini, dengan beberapa kandidat yang didukung Soros ini sekarang mengawasi penuntutan di kota-kota besar Amerika.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda