Presiden Ukraina kepada Barat: Jangan Bikin Panik!
Sabtu, 29 Januari 2022 - 10:17 WIB
KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah meminta Barat untuk tidak membuat kepanikan di tengah penumpukan pasukan Rusia di perbatasan negaranya.
Dia mengatakan kepada wartawan bahwa peringatan invasi Rusia yang akan segera terjadi telah menempatkan ekonomi Ukraina dalam bahaya.
Pada hari Kamis, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan dia yakin Rusia dapat menyerang tetangganya bulan depan.
Rusia, bagaimanapun, menyangkal berencana untuk menyerang Ukraina dan pada hari Jumat menteri luar negerinya mengatakan Moskow tidak menginginkan perang.
Sementara Rusia memiliki sekitar 100.000 tentara di perbatasan Ukraina, Zelensky mengatakan dia tidak melihat ancaman yang lebih besar sekarang daripada selama pengumpulan pasukan serupa musim semi lalu.
"Ada sinyal bahkan dari para pemimpin negara yang dihormati, mereka hanya mengatakan bahwa besok akan ada perang. Ini panik-berapa biaya untuk negara kita?" katanya pada konferensi pers di Kiev, yang dilansir BBC, Sabtu (29/1/2022).
"Destabilisasi situasi di dalam negeri adalah ancaman terbesar bagi Ukraina," katanya lagi.
Sebelumnya, Jenderal Tertinggi AS Mark Milley memperingatkan bahwa perang antara Rusia dan Ukraina akan menjadi mengerikan.
Jenderal Milley, Ketua Kepala Staf Gabungan Amerika, memperingatkan bahwa invasi Rusia ke Ukraina akan menyebabkan korban massal dan penderitaan besar yang tidak perlu bagi warga sipil. Dia dia mengulangi seruan Washington untuk de-eskalasi.
“Ini akan mengakibatkan jumlah korban yang signifikan. Dan Anda bisa membayangkan seperti apa di daerah perkotaan yang padat, di sepanjang jalan, dan lain-lain,” kata Milley kepada wartawan hari Jumat waktu Washington.
"Itu akan mengerikan. Itu akan mengerikan, dan itu tidak perlu. Dan kami pikir hasil diplomatik adalah cara untuk pergi ke sini.”
Kepala Pentagon atau Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan konflik Ukraina bukan tidak terelakkan. Austin menekankan kepada Moskow bahwa pintu diplomasi untuk mencegah konflik di Eropa Timur masih terbuka.
Bos Pentagon juga menegaskan kembali janjinya untuk membela sekutu NATO yang berbatasan dengan Ukraina jika terjadi serangan Rusia.
“Tidak ada alasan bahwa situasi ini harus berubah menjadi konflik. Dia (Presiden Rusia Vladimir Putin) dapat memilih untuk mengurangi eskalasi," katanya.
“Dia bisa memerintahkan pasukannya pergi. Dia bisa memilih dialog dan diplomasi. Apa pun yang dia putuskan, Amerika Serikat akan mendukung sekutu dan mitra kami," katanya lagi.
Pernyataannya muncul beberapa hari setelah AS menyampaikan respons tertulis terhadap masalah keamanan Rusia, yang menurut Putin tidak memperhitungkan “keprihatinan mendasar” negaranya—yaitu keberatan Moskow terhadap ekspansi NATO ke arah timur.
Dia mengatakan kepada wartawan bahwa peringatan invasi Rusia yang akan segera terjadi telah menempatkan ekonomi Ukraina dalam bahaya.
Pada hari Kamis, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan dia yakin Rusia dapat menyerang tetangganya bulan depan.
Rusia, bagaimanapun, menyangkal berencana untuk menyerang Ukraina dan pada hari Jumat menteri luar negerinya mengatakan Moskow tidak menginginkan perang.
Sementara Rusia memiliki sekitar 100.000 tentara di perbatasan Ukraina, Zelensky mengatakan dia tidak melihat ancaman yang lebih besar sekarang daripada selama pengumpulan pasukan serupa musim semi lalu.
"Ada sinyal bahkan dari para pemimpin negara yang dihormati, mereka hanya mengatakan bahwa besok akan ada perang. Ini panik-berapa biaya untuk negara kita?" katanya pada konferensi pers di Kiev, yang dilansir BBC, Sabtu (29/1/2022).
"Destabilisasi situasi di dalam negeri adalah ancaman terbesar bagi Ukraina," katanya lagi.
Sebelumnya, Jenderal Tertinggi AS Mark Milley memperingatkan bahwa perang antara Rusia dan Ukraina akan menjadi mengerikan.
Jenderal Milley, Ketua Kepala Staf Gabungan Amerika, memperingatkan bahwa invasi Rusia ke Ukraina akan menyebabkan korban massal dan penderitaan besar yang tidak perlu bagi warga sipil. Dia dia mengulangi seruan Washington untuk de-eskalasi.
“Ini akan mengakibatkan jumlah korban yang signifikan. Dan Anda bisa membayangkan seperti apa di daerah perkotaan yang padat, di sepanjang jalan, dan lain-lain,” kata Milley kepada wartawan hari Jumat waktu Washington.
"Itu akan mengerikan. Itu akan mengerikan, dan itu tidak perlu. Dan kami pikir hasil diplomatik adalah cara untuk pergi ke sini.”
Kepala Pentagon atau Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan konflik Ukraina bukan tidak terelakkan. Austin menekankan kepada Moskow bahwa pintu diplomasi untuk mencegah konflik di Eropa Timur masih terbuka.
Bos Pentagon juga menegaskan kembali janjinya untuk membela sekutu NATO yang berbatasan dengan Ukraina jika terjadi serangan Rusia.
“Tidak ada alasan bahwa situasi ini harus berubah menjadi konflik. Dia (Presiden Rusia Vladimir Putin) dapat memilih untuk mengurangi eskalasi," katanya.
“Dia bisa memerintahkan pasukannya pergi. Dia bisa memilih dialog dan diplomasi. Apa pun yang dia putuskan, Amerika Serikat akan mendukung sekutu dan mitra kami," katanya lagi.
Pernyataannya muncul beberapa hari setelah AS menyampaikan respons tertulis terhadap masalah keamanan Rusia, yang menurut Putin tidak memperhitungkan “keprihatinan mendasar” negaranya—yaitu keberatan Moskow terhadap ekspansi NATO ke arah timur.
(min)
tulis komentar anda